Tes
SPM (Standard Progressive Matrices) pertama kali diciptakan oleh John. C Raven
tahun 1938. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954 dan
pertama kali digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang Dunia II.
SPM yang dijumpai di Indonesia yaitu hasil revisi pada tahun 1960. Tes
SPM mengukur kecerdasan orang dewasa. Jenis tes ini dikelompokkan sebagai tes non
verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam bentuk tulisan ataupun
bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan bagian-bagian gambar yang
disajikan serta mengembangkan pola berpikir yang sistematis. Tes ini dianggap
sebagai culture fair test (adil untuk semua budaya) karena mampu meminimalkan
pengaruh budaya tertentu.
Tes
ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan memahami figur yang tidak berarti
dengan mengobservasi dan berfikir jernih pada saat mengerjakan tes, kemudian
melihat hubungan antara figur-figur yang ada yang pada gilirannya mampu
mengembangkan penalaran. Disamping itu untuk mengukur kemampuan seseorang untuk
membentuk hubungan persepsi. Tes ini biasa digunakan pada anak SD maupun SMP.
Tes
SPM disusun berdasarkan teori faktor ”g” yang dikemukakan oleh Spearman yang
bertujuan untuk mengungkap kemampuan intelektual (inteligensi umum) individu.
Aspek-aspek yang diungkap dalam tes ini adalah:
- Kemampuan penalaran ruang yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep ruang (spasial).
- Kemampuan dalam hal ketepatan yaitu kemampuan seseorang dalam menghitung.
- Daya Abstraksi, yaitu kemampuan menangkap, membayangkan, dan menganalisa suatu hal yang dilihat atau ditangkap indera kita secara abstrak.
- Berpikir Sistematis, yaitu kemampuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkahlangkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien.
- Kecepatan & Ketelitian, yaitu kemampuan untuk menangkap, mengolah informasi dengan cepat dan teliti.
- Konsentrasi, yaitu kemampuan untuk memberi atensi atau perhatian terhadap suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.
Tes
SPM bersifat non-verbal dan untuk mengukur kecerdasan orang dewasa. SPM tidak
memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat atau
level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia
subjek yang dites, yaitu:
Grade I : Kapasitas intelektual superior. Nilai persentil >95.
Grade II : Kapasitas intelektual Di atas rata-rata. Nilai persentil antara75 sampai 95
Grade III : Kapasitas intelektual Rata-rata. Nilai persentil 25 sampai 75.
Grade IV : Kapasitas intelektual Di bawah rata-rata. Nilai persentil antara 5 sampai 25
Grade V : Kapasitas intelektual Terhambat. Nilai Persentil <5.