Tes
kepribadian Big Five memiliki sejarah yang panjang. Dimulai dari teori kepribadian
Allport. Kepribadian menurut Allport (dalam Schultz, 2005) didefinisikan
sebagai suatu organisasi dinamik dalam diri individu yang merupakan sistem psychophysical
yang menentukan karakteristik perilaku dan pikiran individu. Dalam usaha
mempelajari kepribadian manusia muncul pertanyaan mengenai perbandingan antara
individu yang satu dan lainnya. Misalnya: seseorang mungkin saja mengalami
depresi, namun sejauh mana tingkat depresi yang dialaminya? Para ahli sepakat
bahwa cara untuk menjawab pertanyaan itu adalah dengan mengkategorisasikan
individu kedalam kelompok tinggi, sedang atau rendah. Untuk melakukan hal itu
maka kepribadian harus diuraikan menjadi beberapa tipe. Hal ini mengundang
perdebatan mengenai jumlah dimensi dasar dari kepribadian. Berkaitan dengan hal
ini, Allport pada tahun 1937 dan para ahli kepribadian lain, seperti Eysenck,
Cattell, dan Costa dan McCrae melakukan pembahasan. Mereka kemudian membuat
kesepakatan bahwa kepribadian terdiri dari trait (Coaley, 2010; John &
Srivastava, 1999; McCrae & Costa, 2003; dalam Pervin, 2005).
Sejak
kemunculan metode yang bernama analisis faktor, untuk mengidentifikasi dimensi
atau faktor dari sekian banyaknya trait ditahun 1980an, maka mulailah banyak
konsep mengenai trait yang bermunculan, termasuk konsep dimensi yang dibuat
oleh Eysenck (3 dimensi utama) dan Cattell (16 dimensi utama) terhadap
kepribadian. Tupes, Chrystal, dan Goldberg pada tahun 1981 (dalam Coaley,
2010), adalah peneliti pertama yang menemukan bahwa kepribadian bisa dikecilkan
menjadi hanya 5 (lima) komponen. Kelima faktor yang ditemukan tersebut dibentuk
dengan metode yang sederhana, yaitu mencoba menemukan unit dasar dari
kepribadian dengan menganalisis kata-kata yang orang-orang biasa (tidak hanya
psikolog) gunakan sehari-hari, untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang.
Hasilnya kemudian diurutkan menggunakan analisis faktor untuk melihat trait
yang mana yang bisa berjalan secara bersamaan (Goldberg, dalam John, O. P.,
Naumann, L. P., & Soto, C. J., 2008; Pervin, 2005; Coaley, 2010).
Costa
dan McCrae pada tahun 1985, 1992, adalah para peneliti yang paling terkenal
dalam menemukan kelima faktor tersebut melalui analisis faktor (Coaley, 2010).
McCrae & Costa.Jr (dalam Pervin, 2005) menyatakan bahwa pada trait
kepribadian digambarkan dalam bentuk lima dimensi dasar. Lima faktor tersebut
terdiri dari Opennes, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan
Neuroticism, yang biasa disebut OCEAN untuk mempermudah penghafalannya (John
dalam Pervin, 2005).
Penamaan
trait mungkin berbeda pada setiap teoris dan dari alat ukur yang ada, namun ide
dan kontennya tetap sama. Hal ini kemudian mengundang persetujuan bahwa data
yang ada mengarah pada kesimpulan bahwa yang terbentuk adalah kelima faktor
tersebut. Dengan kata lain, deskripsi kepribadian individu dapat secara baik
dibentuk dalam lima hal yang luas dan level abstraksi yang luar biasa, yang
dikenal sebagai Big Five (John & Srivastava, 1999; McCrae & Costa,
2003; dalam Pervin, 2005; Coaley 2010).
Konsep
Big Five banyak dilibatkan dalam berbagai penelitian oleh ahli kepribadian di
berbagai negara, dan tetap menghasilkan gambaran 5 dimensi dasar kepribadian.
Fakta ini mendukung munculnya kesepakatan yang menyatakan bahwa konsep Big Five
stabil. (Coaley, 2010; Pervin, 2005). Bahkan terlihat peningkatan publikasi
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Big Five atau istilah lainnya
adalah Five Factor Model (FFM) sejak terbentuknya konsep tersebut. Tercatat
pada tahun 2005-2009 jumlah publikasi mencapai lebih dari 1500an jika
dibandingkan pada tahun awal terbentuknya konsep Big Five, yaitu awal
tahun 1990an yang hanya berkisar 250an publikasi (John, O. P., Naumann, L. P.,
& Soto, C. J., 2008).
Costa
dan McCrae (1992, dalam Feist & Feist, 2009) mulai menambahkan dua dimensi
terakhir yaitu Agreeableness (A) dan Conscientiousness (C) dan membuat alat
ukur yang disebut NEO-PI-R atau The Neuroticism Extraversion
Openness-Personality InventoryRevised. Costa & McCrae (1992, dalam Pervin
& John, 2001) menjelaskan bahwa NEO-PI-R dinilai memiliki item yang panjang
dan banyak yaitu tersusun atas 240 item.
Costa
dan McCrae (1992) mengembangkan versi pendek dari NEOPI-R yang tersusun atas 60
item yaitu NEO-FFI (Neo Five Factor Inventory) yang merupakan versi singkat
berdasarkan analisis faktor item dari versi 1985 dari NEO-PI. Skala NEO-FFI
terdiri 12 item namun kurang mewakili faktor yang ada, misalnya pada skala agreeableness
mencakup lima item dari segi altruism, tiga dari compliance, dua dari trust,
satu dari tender-mindedness, satu dari straight forwardness, dan pada modesty
kurang ditunjukkan dalam skala tersebut. Rata-rata reliabilitas pada skala
NEO-FFI ini adalah sebesar 0,79 (Pervin & John, 2001).
John,
Donahue, dan Kentle (1991, dalam Pervin & John, 2001) menciptakan skala Big
Five Inventory (BFI). Skala BFI memiliki 44 item yang dikembangkan untuk
mewakili definisi kecenderungan big five yang dikembangkan melalui penilaian
ahli dan analisis faktor yang dengan tujuan untuk membuat inventaris singkat
yang akan memungkinkan memudahkan memberikan penilaian yang efisien dari lima
dimensi tersebut (Pervin & John, 2001).
Skala
BFI dibuat dengan pertimbangan penggunaan frasa pendek berdasarkan sifat dari
dimensi big five (Pervin & John, 2001). Skala BFI memiliki satu atau dua
kata sifat yang berfungsi sebagai inti dari item yang dapat mengklasifikasi dan
elaboratif misalnya pada conscientiousness yang terdapat kecenderungan “tekun”
dapat mewakili atau berfungsi sebagai dasar untuk item “bertahan hingga tugas
selesai” sehingga BFI memiliki keunggulan item yang bersifat singkat dan
sederhana serta menghindari kata ambigu atau ganda dan pilihan yang sama-sama menonjol
(Pervin & John, 2001).
Skala
BFI merupakan skala yang lebih sederhana. Skala BFI dinilai dapat menghemat
waktu, menghindari kebosanan, dan kelelahan pada subjek (Pervin & John,
2001). Dengan total 44 item, BFI dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 5
sampai dengan 10 menit (Soto & John, 2017). Meskipun hanya terdiri delapan
sampai sepuluh item pada setiap dimensi namun skala tersebut memiliki item
dalam psikometri yang baik
(Pervin
& John, 2001). Pada penelitian terdahulu yang dilakukan dengan sampel
penelitian di Amerika Serikat serta Kanada, alat ukur BFI memiliki reliabilitas
yang berkisar sekitar 0,75 hingga 0,90 dengan rata-rata yang berkisar sebesar
di atas 0,80, reliabilitas juga dilakukan ulang setelah tiga bulan dengan
reliabilitas dari 0,80 hingga 0,90 dengan rata-rata yang berkisar sebesar 0,85
(Pervin & John, 2001).
Ingin menggunakan Tes BFI Online? Hubungi kami di NS Development.