Tes
SPM (Standard Progressive Matrices) dapat dapat diselenggarakan secara
individual maupun kelompok. Tes SPM memuat 60 soal yang di dalamnya terbagi
menjadi lima seri yaitu seri A, B, C, D dan E. Setiap seri terdiri dari 12 soal
yang berbentuk gambar-gambar. Setiap soal terdiri dari satu gambar besar yang
tidak lengkap dan terdapat pilihan jawaban untuk melengkapi gambar tersebut.
Dalam penyajian tesnya, set A dan B menyediakan enam gambar kecil sebagai
pilihan, sedangkan untuk set C, D, dan E, disediakan delapan pilihan.
Penyusunan soal bertingkat dari soal yang mudah ke soal yang sukar (Rahmadani,
2019).
Secara
operasional, subjek diberi soal dan diminta memilih jawaban yang paling tepat serta
ia dapat menuliskan jawabannya di lembar jawaban khusus yang telah disediakan.
Didalam tes SPM terdapat soal seri A nomor 1 dan 2 sebagai contoh soal sehingga
dalam pengerjaannya soal seri A nomor 1 dan 2 dikerjakan oleh subjek bersamaan
dengan tester saat memberikan instruksi pengerjaan tes SPM. Subjek harus
bekerja dengan cepat dan teliti pada saat tes dimulai sampai akhir tes
(Kumolohadi & Suseno, 2012).
Pemberian
skor dengan memperoleh nilai 1 untuk aitem soal yang dijawab benar dan memberi
nilai 0 untuk jawaban yang tidak benar. Soal seri A nomor 1 dan 2 hanya
digunakan sebagai contoh dan harus dipastikan benar sehingga secara teoritis
range nilai akan bergerak dari 2 sampai dengan 60. Skor total adalah jumlah
jawaban benar yang dapat dikerjakan oleh subjek yang kemudian akan diinterpretasikan
secara normatif menurut norma penilaian tes SPM.
Menurut
Raven, tes SPM sangat memuaskan untuk mengukur kecerdasan dan mempunyai validitas
yang cukup meyakinkan. Koefisien korelasi antara tes SPM dengan tes inteligensi
yang dibuat oleh Terman dan Merril adalah sebesar 86. Menurut Martin dan
Wieschers tes SPM mempunyai korelasi yang tinggi dengan WISC, sedangkan Barrat
mengatakan bahwa tes SPM tersebut disamping berkorelasi tinggi dengan WISC,
juga berkorelasi tinggi dengan “Columbia Mental Maturity Scala”.
Validitas
eksternal dengan menggunakan hasil prestasi belajar di SMP bergerak dari 0,019 sampai
dengan 0,519 (Masrun, 1977), sedangkan di SMA koefisien validitasnya sebesar antara
0,097 samoai dengan 0,389 (MAsrun, 1976).
Tes
ini sangat cocok digunakan untuk mengukur persepsi seseorang. Dari cara
penggunaannya yang menggunakan visual gambar tes ini sangat cocok untuk mengukur
persepsi dan kemampuan dalam memahami sebuah figur. Penggunaan tes ini
terbilang cukup mudah dilakukan dan dipahami. Pengukura skorpun cukup mudah
dilakukan. Hasil tes ini juga netral, tidak dipengaruhi oleh bedaya subek karena
tes ini cenderung lebih kepada pengertian dan pemahaman subjek.