Tes
BDI (Beck Depression Inventory) adalah alat tes yang mengukur tingkat kecemasan.
Beck Depression Inventory (BDI) terdiri dari 21 aitem bersifat multiple-choice
dan self-report untuk mengukur tingkat depresi yang dialami oleh seseorang,
disusun oleh Aaron T. Beck, dkk., pada awal tahun 60-an (Cohen & Swerdlik,
2009; Beck, Ward, Mendelson, Mock, & Erbaugh, 1961). Aitem-aitem dalam BDI
berfungsi untuk memeriksa gejala atau sikap tertentu yang berkaitan dengan
depresi. Penyusunan alat tes ini didasarkan pada teori negative cognitive
distortions yang menjadi pokok dari fenomena depresi (Jackson-Koku, 2016).
Sejak
awal penyusunannya, BDI mengalami beberapa revisi, yakni pada 1978 yang menghasilkan
BDI-IA, dan pada 1996 yang menghasilkan BDI-II. Pada BDI-II, revisi dilakukan
untuk membuat isi alat tes konsisten dengan kriteria diagnosis untuk depresi
yang terkini (Halfaker, Akeson, Hathcock, Mattson, & Wunderlich, 2011).
Metode skala yang digunakan pada BDI adalah Guttman Scales, di mana responden
yang memilih satu pernyataan juga setuju dengan pernyataan lain yang lebih
ringan dalam satu kategori atau kontinum yang sama (Gregory, 2013).
Sama
halnya dengan BDI versi pertama, BDI-II juga terdiri dari 21 aitem (e.g.,
sadness, pessimism, worthlessness), yang mana pada tiap aitemnya terdapat empat
macam pernyataan yang diurutkan berdasarkan intensitasnya pada tiap-tiap
domain. Lalu, tiap aitem tersebut nantinya akan diberi skor dari 0 sampai 3,
sesuai dengan pernyataan yang dipilih oleh subjek, di mana skor 0 menunjukkan
intensitas yang terendah, dan skor 3 menunjukkan intensitas yang tertinggi dari
keempat pernyataan pada tiap-tiap aitem (Edelstein, Drozdick, & Ciliberti,
2010). Selanjutnya, perbandingan yang dilakukan terhadap BDI/BDI-IA dan BDI-II,
menunjukkan bahwa klien cenderung memilih satu atau dua aitem/gejala pada
BDI-II jika dibandingkan dengan BDI dan BDI-IA (Groth-Marnat, 2003).
Penyusunan
dan pengembangan BDI ini dilakukan melalui observasi klinis terhadap berbagai
variasi dari sikap dan gejala yang sering muncul pada pasien psikiatri yang
mengalami depresi maupun gejala yang sesekali muncul pada pasien psikiatri yang
tidak depresi (Jackson-Koku, 2016). Pertanyaan umum yang terdapat pada BDI ini
meliputi hal-hal seperti perasaan sedih, gagal, dan bersalah, serta
iritabilitas, gangguan tidur, juga kehilangan nafsu makan (Groth-Marnat, 2003).
Sejak
awal disusunnya BDI pada 1961, telah banyak dilakukan penelitian terkait dengan
evaluasi secara psikometri terhadap alat tes ini. Beberapa riset yang
menggunakan BDI-II sebagai instrument penelitian menemukan adanya konsistensi
internal yang tinggi, berkisar dari angka .89 hingga .94 saat diberikan pada
beragam populasi. Tes reliabilat dengan menggunakan metode test-retest pada
interval satu minggu menunjukkan angka .93 (Groth-Marnat, 2003). Konten dari
aitem-aitem dalam BDI sendiri juga telah mencapai konsensus dari para klinisi,
yang mana didasarkan pada gejala yang muncul pada pasien depresi dan
dikombinasikan dengan pertimbangan dari berbagai kriteria dalam DSM-IV untuk
diagnosis depresi (Groth-Marnat, 2003).
Selain
itu, studi analisis faktor menunjukkan bahwa BDI terdiri dari faktor
non-kognitif (atau somatic-vegetatif), yang terdiri dari konten yang berkaitan
dengan aspek somatik dari depresi (e.g., kehilangan energi, perubahan pola
tidur, menangis), serta faktor kognitif-afektif yang berkaitan dengan bagaimana
klien mendeskripsikan sikap mereka terhadap diri sendiri dan depresi yang
mereka alami (e.g., tidak suka diri sendiri, pikiran bunuh diri, dan pemikiran
tidak berharga) (Groth-Marnat, 2003). Hingga saat ini, BDI merupakan alat tes
untuk mengukur depresi yang paling banyak digunakan, baik dalam penelitian
maupun pada setting klinis. Hal tersebut dikarenakan oleh kemudahan dan
kecepatan administrasi beserta skoring dari BDI sendiri, yang rata-rata
seseorang hanya membutuhkan waktu 5–10 menit untuk menyelesaikan tes BDI.
KEGUNAAN
ALAT TES BDI
Keberadaan
alat tes BDI berperan sangat penting terutama untuk bidang psikologi dan
psikiatri/medis dalam mendeteksi gejala-gejala depresi pada seseorang (Gregory,
2013). BDI menyediakan suatu cara untuk memandang fenomena depresi melalui
perspektif psikodinamika. Awalnya alat tes BDI dikembangkan untuk mengukur secara
kuantitatif tingkat depresi yang dialami seseorang. Oleh karena sifat alat ukur
BDI yang dapat mengukur tingkat keparahan depresi, alat tes ini dapat digunakan
untuk memonitor perubahan seiring waktu dan menyediakan pengukuran yang
objektif supaya dapat diketahui pemberian treatment apa yang paling tepat (Beck
et al., 1961).
Selain
itu, BDI juga berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui penggunaannya
dalam riset-riset ilmiah, seperti mengukur tingkat validitas BDI dengan
membandingkan alat ukur BDI-II dengan MMPI atau Hamilton Depression Rating
Scale (Jackson-Koku, 2016).
TES
BDI ONLINE
Saat
ini, telah dikembangkan Tes BDI (Tes BDI-II) yang dapat diakses secara Online. Tes
BDI Online yang dikembangkan olhe NS. Development memiliki beberapa fitur yang
menarik seperti proctoring (observasi) via camera, interpretasi tes secara
langsung, sehingga menghasilkan laporan hasil tes yang realtime. Dapat
dikatakan bahwa, tes BDI Online memiliki keunggulan yang sangat bagus jika
dibandingkan dengan tes offline (paper base). Tes BDI Online dapat menghemat
waktu, biaya, tenaga, juga menghindari human error saat skoring hasil tes.
Tes
BDI Online yang dikembangkan NS. Development user friendly, mudah digunakan
baik dengan aplikasi desktop (computer), mapun aplikasi mobile phone, mendukung
semua jenis browser yang sering digunakan, ataupun menggunakan aplikasi
android. Tes ini sangat bagus digunakan diperusahaan, di biro-biro psikologi,
karena dapat dipadukan dengan alat tes psikologi yang lain.
BENTUK
LAPORAN TES BDI ONLINE
TES
BDI ONLINE GRATIS
Tes
BDI Online yang dikembangkan NS Development dapat diakses secara gratis.
Ingin
menggunakan Tes BDI Online? Akses gratis … Disini… !!!