Teori
Douglas McGregor yang terkenal adalah teosi X dan Y. Teori X dan Y dari Douglas
Mc Gregor menjelaskan tentang pandangan yang berbeda mengenai manusia dalam
organisasi (Robbins, 1996; Handayaningrat,1995). Teori X merupakan pandangan
tradisional, dimana melihat perilaku manusia dalam lingkungan pekerjaan yang
telah membudaya.
Pada dasarnya Teori X melihat manusia dalam organisasi dari sisi negatif, merupakan pengandaian bahwa karyawan tidak menyukai pekerjaan, lari dari tanggung jawab dan harus dipaksa agar menunjukkan prestasi. Menurut teori X beranggapan bahwa:
- Pada umumnya manusia tidak suka bekerja, malas dan bila mungkin akan menghindari pekerjaan. Hal ini tertanam kuat dalam setiap diri individu.
- Karena tidak menyukai pekerjaan, malas, maka manusia itu harus dipaksa, diawasi, dikendalikan, dibina, bahkan diancam dengan sanksi atau hukuman agar dapat melaksanakan usaha, bergerak dalam mencapai tujuan.
- Pada umumnya manusia dalam organisasi ingin menghindarkan diri dari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi, sehingga mereka lebih senang dibina, diarahkan.
- Kebanyakan manusia menghendaki keamanan dalam segala hal.
Teori Y merupakan kebalikan dari teori X, merupakan cara pandang manusia yang lebih modern, melihat manusia dari sisi positif. Teori Y beranggapan bahwa:
- Manusia sebagai anggota organisasi pada dasarnya menyukai dan menikmati pekerjaan. Mereka tidak memiliki beban karena bekerja sama halnya seperti bermain, istirahat.
- Manusia dapat mengendalikan dirinya sehingga tidak perlu diawasi, dan mereka dapat memberikan pelayanan terhadap tujuan organisasi. Mereka akan menepati janji sehingga tidak perlu ada sanksi.
- Rata-rata manusia dapat belajar menerima dengan baik, bahkan mengusahakan tanggung jawab.
- Manusia dalam organisasi memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif, memiliki imajinasi yang tinggi, cakap dan kreatif dalam memecahkan masalah-masalah dalam organisasi.
- Dalam lingkungan kehidupan industry modern, potensi intelektual mereka pada umumnya hanya dimanfaatkan oleh organisasi sebagian saja.
Dari
hal tersebut di atas, kita bisa melihat bahwa teori Y lebih bersifat dinamis,
karena menunjukkan kemungkinan pertumbuhan dan pengembangan pada diri individu.
Ia menekankan perlunya penyesuaian yang selektif.