Berdasarkan
pengelompokan anggota Moluska ke dalam kelas sangat beragam. Terbukti dengan
adanya kesamaan pendapat pakar untuk mengetahui Phylum ini dalam sejumlah
kelas. Terbukti dengan tidak ada kesamaan pendapat diantara para pakar untuk
mengetahui phylum ini dalam sejumlah Classis tertentu. Menurut Kimball (1992).
Membagi Filum Mollusca menjadi tiga Classis besar yaitu; Class Scaphopoda,
Class Polyplacopora, Class Monoplacophora.
Menurut
Nontji (2005) membagi Filum Mollusca menjadi lima Class besar yaitu; Class
Amphineura, Class Gastropoda, Class Scaphopoda, Class Cephalopoda, dan
Class Pelecypoda. Menurutnya, dari kelima kelas tersebut hanya tiga yang
penting karena mempunyai arti ekonomi, yaitu Gastropoda (jenis jenis keong),
Pelecypoda (jenis-jenis kerang), dan Cephalopoda (cumi-cumi, sotong, dan
gurita).
Menurut
Ruppert (1994), membagi Phylum Moluska menjadi 7 kelas yaitu: Aplacophora,
Monoplacophora, Polyplacophora, Cephalopoda, Scapopoda, Gastropoda, dan
Bivalvia.
Moluska merupakan salah satu filum dari kingdom Animalia yang didalamnya terdapat kelas terbesar yaitu Bivalvia dan Gastropoda. Bivalvia dan Gastropoda dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sumber protein, pakan ternak, bahan industri, perhiasan, bahan dasar kosmetik, obat-obatan dan bahan pupuk. Moluska juga memiliki peranan penting bagi lingkungan perairan yaitu sebagai bioindikator kesehatan lingkungan dan kualitas perairan.
Jadi
beberapa klasifikasi filum Mollusca di atas, terlihat banyak perbedaan
klasifikasi yang diberikan oleh para ahli. Perlu diketahui bahwa, pembagian
klasifikasi ini bukan untuk menyulitkan dalam mempelajari hewan tersebut,
tetapi untuk mempermudah mengenali hewan-hewan Mollusca tersebut.