Selain
dagingnya enak dan gurih, cumi-cumi memiliki kandungan nutrisi yang sangat
banyak. Keunggulan cumi-cumi sebagai bahan pangan hewani dari laut (sea food)
adalah hampir semua bagian tubuhnya dapat dimakan, yakni mencapai 80%. Selain
itu cumi-cumi mengandung zat-zat gizi yang sangat lengkap dan mengandung asam
lemak tidak jenuh, khusunya jenis ω-3 (omega-3) yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
Menurut
Irawan (2006) cumi-cumi memiliki kandungan protein sebesar 14,65%, kadar lemak
0,24%, kadar air sebesar 84,01%, dan kadar abu sebesar 0,3%. Ditinjau dari
nilai gizi, cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa karena kandungan
proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 % g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi
memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang
belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung
semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial
yang dominan adalah leusin, lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino
nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat (Rohman, 2007).
Cumi-cumi
juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat
tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada cumicumi sangat bervariasi walaupun
dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan
tempat hidup, ukuran, dan umur (Almatsier, 2001).
Mineral
penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan
selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang,
sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa
tua (Almatsier, 2001).
Cumi–cumi
juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi
ini memberikan rasa yang khas terhadap daging cumi- cumi. Daging cumi-cumi juga
banyak mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa
manis. Kandungan sulfur yang cukup tinggi pada cumi–cumi juga menyebabkan
cumi-cumi berbau amis Ketika direbus (Winarno, 1991).
Selain
itu juga sebagai sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Adapun mineral yang terkandung di dalam cumi-cumi adalah: natrium, kalium,
fosfor, kalsium, magnesium, dan selenium. Cumi-cumi juga mengandung semua asam
esensialyang diperlukan tubuh. Asam amino esensial yang dominan adalah leusin,
lisin, dan fenilanin. Sedangkan asam amino nonesensial yang dominan adalah asam
glutamat dan asam aspartat. Kedua asam amino ini berkontribusi terhadap
citarasa sedap dan gurih (Karmila, 2011).
Kadar
lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing
terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1
g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda
adalah omega 3 yang dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam darah (Hajeb et
al. 2009). walaupun demikian, konsumsi cumi-cumi berlebih harus dihindari
karena kadar kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan.
Di dalam kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada cumi, udang, lobster, dan
kepiting, memang tergolong tinggi. Namun, kadar kolesterol pada produk
perikanan tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuning telur
dan hati hewan ternak.