Perlu
ditekankan bahwa dalam psikiatri dan dalam ilmu kedokteran secara umum terdapat
perbedaan formal antara gejala dan tanda. Gejala merupakan pengalaman sedangkan
tanda merupakan indikasi objektif. Dalam praktek, kadang-kadang perbedaan
antara gejala dan tanda itu tidak jelas, terutama dalam kasus masalah-masalah
emosional. Akibatnya perbedaan tersebut secara khusus tidak ditekankan. Namun
demikian, penting sekali mempunyai latar belakang pengetahuan mengenai perbedaan
diantara keduanya.
Menurut
dr. Rebecca Fox-Spencer & Profesor Allan Young, gejala dan tanda depresi
adalah (a) Dipenuhi oleh pikiran negatif, khususnya pada pagi hari. (b) Merasa
memiliki masa depan suram. (c) Merasa tidak tenang dan mudah terganggu. (d)
Tidur tidak tenang, terlalu sering bermimpi. (e) Kelelahan. (f) Pola makan
tidak normal yang mengarah ke bertambah atau berkurangnya berat badan. (g)
Menjadi sangat perasa dan sering menangis. (h) Sulit berkonsentrasi, mengambil
keputusan, dan mengingat sesuatu. (i) Motivasi rendah. (j) Hilangnya keinginan
melakukan hal yang biasanya disukai. (k) Rasa bersalah dan tidak berharga. (l)
Gelisah gejala jiwa dan fisik sebagai antisipasi terhadap bahaya yang nyata
atau hanya dalam bayangan. (m) Merasa tidak mampu atau tidak berdaya. (n)
Merasa suasana hati tidak akan pulih kembali. (o) Rasa sakit dan nyeri fisik
tanpa penyebab yang jelas. (p) Rasa ingin mencelakakan diri sendir, rasa ingin
atau berusaha bunuh diri.
Penderita
depresi biasanya menunjukkan disforia atau anhedonia, yaitu kehingan perhatian
atau kehilangan rasa senang dalam hal-hal yang secara normal menyenangkan.
Suasana hatinya sedih, susah, murung, cemas, atau tertekan, sehingga kehilangan
minat atau gairah dalam berbagai aktivitas.Pikiran mengenai dirinya, keadanya
masa kini ataupun keadaan masa depan sering bersifat negatif.