Secara fisiologis, Ganja (Cannabis
sativa L) dapat mempengaruhi kinerja tubuh manusia. Cannabis sativa L.
merupakan alah satu spesies tanaman ganja yang mengandung senyawa cannabinoid.
Cannabinoid merupakan golongan dari bermacam senyawa kimia yang mengaktifkan
reseptor cannabinoid yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa
senang yang berkepanjangan tanpa sebab) (Khajuria, 2014).
Apabila ganja terikat pada
protein maka akan merangsang reaksi sel saraf sehingga menyebabkan penderita
berkeinginan untuk menggunakan obat tersebut secara terus menerus (aditif)
(Starks, 1990). Pengaruh jangka pendek yang diakibatkan oleh ganja adalah
gangguan mengingat dalam belajar, gangguan persepsi, sulit berpikir dan
memecahkan masalah, denyut jantung akan meningkat dan mudah panik (Saito,
2011).
Gangguan akibat pemakaian
ganja, yang sering terjadi pada saluran pernafasan yaitu bronchitis dan asma
bronchial. Gejala yang terlihat adalah batukbatuk, gejala bronchitis ksonis dan
fungsi paru-paru terganggu (Starks, 1990). Pada jantung dapat terjadi gangguan
karena pengguna biasanya mencampurkan ganja dengan cocain, hal trsebut akan
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Ganja dapat menyebabkan
kardiovaskuler terganggu (Mechaulam, 2009). Beberapa detik setelah Cannabinoid
masuk ke dalam alran darah, rasa euphoria santai akan mengalir ke seluruh
tubuh. Pengguna yang mengkonsumsi akan pusing, mata akan makin membesar,
membuat warna nampak lebih cerah. Salah satu senyawa yang terkandung yakni
tetrahydrocannabinol adalah zat psikoaktif yang menyebabkan perubahan kimia
yang nyata di dalam otak dan tubuh ketika tubuh mengkomsumsi ganja (Swift,
2013).
Cannabinoid dapat meniru atau
memblokir neurotransmiter dengan cara mengganggu aktifitas normal mereka. Zat
ini mengikat reseptor cannabinoid di seluruh tubuh dan mengirimkan pesan
relaksasi menyenangkan dan euforia ke otak (Starcks, 1990). Ada beberapa
kelompok reseptor cannabinoid terkonsentrasi di berbagai tempat di seluruh
otak. Setelah mengkonsumsi cannabis, sistem saraf pusat masih mengirimkan pesan
ke otak.
Ganja (Cannabis sativa L) akan
meredakan nyeri dengan mengikat reseptor dengan cara mengirimkan pesan yang
kuat akan kesenangan dan kebahagiaan ke otak. Proses ini membuktikan bahwa
ganja menjadi salah satu penghilang rasa sakit terbaik yang alami (Grotenhermen,
2002).