Faktor penyebab gangguan kepribadian dependen secara jelas
tidak diketahui. Beberapa ahli berpendapat bahwa, gangguan ini disebabkan oleh
pola asuh (lingkungan), faktor genetic, maupun faktor-faktor biologis.
FAKTOR GENETIK
Bukti terbaik bahwa faktor genetik berkontribusi pada
gangguan kepribadian berasal dari studi terhadap 15.000 pasangan kembar di
Amerika Serikat. Pada kembar monozigotik, kesesuaian gangguan kepribadian yang
terjadi adalah beberapa kali lipat dibandingkan pada kembar dizigotik. Selain
itu, menurut sebuah penelitian, kembar monozigot yang dibesarkan terpisah
umumnya memperlihatkan kemiripan dengan kembar monozigot yang dibesarkan
bersama-sama. Kemiripan ini meliputi kepribadian dan temperamen, pekerjaan dan ketertarikan
dalam menghabiskan waktu luang, serta sikap sosial (Sadock, 2007).
FAKTOR BIOLOGI
Platelet Monoamin
Oksidase
Studi terhadap mahasiswa, memberikan hasil bahwa mahasiswa
dengan kadar platelet MAO yang rendah cenderung menghabiskan lebih banyak
waktunya dalam aktivitas sosial dibandingkan dengan mahasiswa dengan kadar
platelet MAO yang tinggi (Sadock, 2007).
Neurotransmiter
Peningkatan kadar serotonin dengan pemberian agen
serotonergik seperti fluoxetine dapat menimbulkan perubahan dramatis terhadap
beberapa ciri kepribadian. Pada banyak orang, serotonin dapat mengurangi
depresi, dan dapat menimbulkan rasa nyaman. Peningkatan kadar dopamin pada
susunan saraf pusat dapat menginduksi euphoria. Efek neurotransmitter terhadap
kepribadian seseorang masih menjadi bahan penelitian, danmasih menjadi
kontroversi apakah gangguan kepribadian merupakan suatu gangguan bawaan sejak
lahir atau suatu gangguan yang didapat (Sadock, 2007).
FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor lingkungan yang dimaksud disini adalah faktor-faktor
diluar faktor biologi dan hereditas. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan
dan memberikan pandangan mengapa Gangguan Kepribadian Dependen dapat muncul
pada seseorang menjadi sebuah gangguan. Berikut teori-teori yang dapat
menjelaskan munculnya Gangguan Kepribadian Dependen.
Teori Psikodinamik
Menurut teori psikoanalitik, gangguan ini timbul karena
adanya regresi atau fiksasi pada fase oral perkembangan psikoseksual. Hal itu
karena orang tua yang sangat melindungi (over protecting) atau orang tua yang
mengikuti apa yang dibutuhkan penderita di masa kecil, atau menuntut perilaku
dependen dari penderita sebagai imbalan dari pengasuhan. Dengan selalu
terpenuhinya kemauan pada waktu kecil, maka orang ini menjadi kebiasaan bahwa
dia harus selalu dipenuhi kemauannya. Akan tetapi orang ini menjadi tidak
mandiri, oleh karena itu orang ini akan mencari orang lain untuk menjadi tempat
bergantung.
II. Perspektif Interpersonal
Orang tua memainkan peran yang dominan dalam menciptakan
patologi dependen, tapi keluarga lainnya dan pengalaman kelompok sebaya juga
berkontribusi. Formulasi interpersonal dari pengembangan kepribadian dependen
menekankan pada perlindungan yang berlebihan (overprotection), perhatian
berlebihan (overconcern), pengasuhan yang berlebihan (overnurturance), dan
pematahan semangat akan kemandirian dari orang tua, sebagai jalan utama
perkembangan. Secara alami anak akan berkembang dan mengeksplorasi
lingkungannya sesuai dengan tuntutan perkembangannya. Dari segala kebutuhan
yang sebelumnya dipenuhi (dependen) bergerak ke arah yang independent. Yang
sebelumnya harus ada rasa aman dan jaminan dari ibu atau pengasuh, hingga anak
menentang otoritas (ibu atau pengasuh) dengan kata “tidak”. Jika seorang anak
sudah memiliki preferensi diri “tidak” anak sudah mengembangkan kepribadian
independent, ingin lepas dari pengaruh otoritas. Tetapi kebanyak orang tua,
merasa takut, jika anak lepas kendali, sehingga tidak dibiarkan berkembang dan
mencari jati dirinya sesuai dengan tingkatan perkembangannya. Akibatnya, anak
akan merasa ketergantungan (dependen) dengan yang memiliki otoritas
terhadapnya.
III. Teori Perspektif Kognitif
Dalam perspektif kognitif, perkembangan seorang anak
menjadikan mereka percaya dan memiliki representasi mental mengenai kemampuan
diri sendiri serta kekuatan orang lain. Menurut Perry (2005), pada gangguan
kepribadian dependen, konsep kognitif dibentuk pada seorang anak oleh orang
yang memberi sugesti sehingga anak tersebut untuk pertama kalinya percaya bahwa
dirinya tidak mampu serta selalu membutuhkan pertolongan, diikuti oleh
pemikiran bahwa cara terbaik untuk memperbaikinya adalah dengan menemukan
seseorang yang dapat melindungi dirinya. Anak-anak ini selanjutnya
mengembangkan representasi mental bahwa diri mereka gagal, tidak mampu, dan
tidak punya harapan atas diri mereka sendiri. Hal ini kemudian mendorong mereka
untuk mencari orang lain sebagai tempat bergantung agar mereka dapat bertahan
hidup (Chasidy, 2009).
Dalam Beck (1990), Fleming menyatakan sejumlah distorsi
kognitif yang membuat gangguan tetap bertahan. Ada dua yang sepertinya penting:
Pertama, individu dependen melihat dirinya sebagai “secara alamiah tidak mampu
dan tidak berdaya”; kedua, kekurangan-kekurangan yang mereka rasa ada pada
dirinya (self-perceived shortcomings) mengarahkan mereka untuk menyimpulkan
bahwa mereka harus mencari seseorang yang bisa mengatasi kesulitan hidup dalam
dunia yang berbahaya. Hal tersebut sebenarnya hanya merupakan pengulangan dari
apa yang telah mereka pelajari. Namun antara premis dan kesimpulan terdapat
beberapa kesalahan logis yang menyimpangkan kenyataan (Fleming, 1990) dan
kemudian membatalkan semua argumen. Yang paling penting dari hal tersebut
adalah pemikiran dikotomis, suatu gaya pemikiran yang membagi dunia menjadi
kutub yang saling bertolak belakang, tanpa terdapat daerah abu-abu di antara
keduanya. Jika individu dependen tidak diperhatikan, mereka melihat diri mereka
sendiri sebagai seseorang yang benar-benar sendirian di dunia ini. Dengan cara
yang sama, jika mereka sama sekali tidak yakin bagaimana melakukan sesuatu,
tentunya masalah tersebut pasti tidak dapat teratasi, paling tidak bagi mereka.
Pemikiran dikotomis tidak dapat dihindari mengarah pada distorsi ketiga:
individu dependen cenderung untuk menganggap sesuatu sebagai malapetaka (Millon,
2004).
SUMBER:
Millon, Theodore,
dkk. 2004. Personality Disorder in Modern
Life – Second Edition. Jhon Wiley & Sons. New Jersey.
Sadock BJ, Sadock
VA. Kaplan & Sadock's. 2007. Synopsis
of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition.
England: Lippincott Williams & Wilkins.