Body Dysmorphic
Disorder (BDD) mencakup pikiran, perasaan, perilaku
dan hubungan sosial. Penderita Body
Dysmorphic Disorder (BDD) biasanya memfokuskan tidak hanya pada bagian
tubuh tertentu, tetapi lebih ke bagian-bagian tubuh yang lain pula. Itulah yang
membedakannya dengan eating disorder/bulimia nervosa/anorexia nervosa yang
biasanya menyangkut gangguan kecemasan mengenai ukuran dan berat badan.
Bagian-bagian tubuh yang sering dikeluhkan dan dicemaskan adalah rambut,
hidung, kulit, gigi, alat kelamin, struktur wajah, kaki, pipi, lengan, bibir,
dagu, perut, pinggang, pinggul, paha, alis mata, kepala, telinga, dada, bekas
luka, dan ukuran tinggi atau berat badan.
Menurut Phillips 2009 (dalam
Sukamto, 2013) keparahan Body Dysmorphic Disorder (BDD) terentang dalam suatu spektrum mulai dari
simptom-simptom ringan hingga simptom-simptom sangat parah bahkan yang
mengancam nyawa. Orang-orang dengan BDD ringan dapat tetap produktif dan
berprestasi, walaupun mereka mengakui bahwa prestasi kerja mereka tidak seoptimal
kapasitas yang dimiliki. BDD juga dapat berada pada taraf keparahan sedang dan
dalam beberapa kasus sangat parah. BDD yang sangat parah dapat mengacaukan
setiap aspek kehidupan seseorang, misal ada yang sampai berhenti dari pekerjaan
dan hanya berdian diri di rumah selama bertahun-tahun atau ada yang berpikir
bahwa diri mereka sebegitu jelek sehingga tidak mau berkencan atau menikah.
Beberapa orang dengan BDD yang sangat parah bahkan sampai mencoba untuk bunuh
diri.
Body Dysmorphic
Disorder (BDD) tidak teridentifikasi pada kecemasan
penampilan yang ringan. Karena pada kenyataan yang ditunjukkan dengan hasil
penelitian, 30-40% warga Amerika mempunyai perasaan demikian. Orang yang
mempunyai gangguan body image dengan
kecemasan dan depresi dalam jangka waktu relatif singkat pun tidak dapat
didiagnosis sebagai indikator Body
Dysmorphic Disorder (BDD) (Watkins, 2006).
Penderita Body
Dysmorphic Disorder (BDD) menghabiskan waktunya berjam-jam per hari untuk
memfokuskan perhatian pada kekurangan imajiner yang dirasakannya. Untuk
menegaskan diagnosis mengenai Body Dysmorphic
Disorder (BDD), dapat diukur dari tingkat distress yang signifikan,
hubungan sosial yang buruk, misalnya sampai enggan sekolah atau bekerja, dan
penurunan kepribadian serta peran sosial.