Gangguan somatoform memiliki
sejarah yang panjang dan gangguan ini biasanya dihubungkan dengan wanita. Pada
awal tahun 1500 S.M, dalam buku karangan Hippokrates itu adalah penyakit fisik
yang terbatas pada wanita. Karena itu, gangguan-gangguan tersebut dinamakan
histeria, dan kata histeria itu berasal dari kata hystero yang berarti rahim.
Hippokrates dan orang-orang yunani pada umumnya beranggapan bahwa penyakit itu
disebabkan oleh rahim tidak dipuaskan secara seksual, karenanya ia berkelana ke
bagian-bagian tubuh lainnya (wandering uterus) untuk mencari kepuasan. Dan
dalam perjalanan itu, ia meletakkan dirinya sedemikian rupa sehingga
menyebabkan gangguan. Misalnya, bila seorang wanita mengalami kelumpuhan
lengan, maka diandalkan bahwa rahim itu tertahan dipundak atau sikunya,
meskipun Hippokrates tidak berbicara secara khusus tentang penyebab seksual
pada gangguan somatoform. Galenus tidak menerima pandangan bahwa
gangguan-gangguan somatoform disebabkan oleh gangguan pada rahim, tetapi
mengemukakan bahwa gangguan-gangguan tersebut ada hubungannya dengan organ
tersebut.
Selama abad pertengahan,
orang-orang yang menderita gangguan-gangguan somatoform diperlakukan sebagai
penganut bida’ah karena tingkah laku mereka dianggap sebagai akibat langsung
dari dosa-dosa mereka. Individu-individu yang menderita
gangguan-gangguan somatoform diduga kerasukan setan (roh-roh jahat), dan
exorcisme sering kali dipakai sebagai usaha untuk mengusir roh-roh jahat itu dari
dalam tubuh mereka.
Pada akhir abad ke-19 diadakan pendekatan-pendekatan baru
terhadap gangguan somatoform. Pertama oleh Charcot (seorang dokter prancis), dan kemudian oleh
Janet dan Freud.
Charcot berpendapat bahwa dengan menggunakan sugesti ia dapat
menimbulkan dan menghilangkan semua simptom pada pasien-pasien wanita yang menderita apa yang dinamakan
histeria. Akan tetapi, beberapa puluh tahun kemudian ada kemajuan yang pesat.
Karena Horney menekankan faktor kebudayaan dalam perkembangan histeria dan neurosis-neurosis
yang lain. Ia menekankan bahwa kecemasan dan permusuhan yang timbul dari konflik-konflik kebudayaan
merupakan penyebab yang penting dari tingkah laku neurotik.
Pada tahun 1980, Diagnostik
and statistical Manual of Mental Disorders, Edisi III, yang revisi (DSM- III-R), sebutan diagnostik
histeria dihilangkan, ini dilakukan untuk menghilangkan semua konotasi yang dihubungkan dengan histeria, seperti
ide bahwa histeria disebabkan oleh konflik seksual. Pada tahun 1987, semua
ulasan yang mengemukakan bahwa gangguan-gangguan somatoform yang pada umumnya
terdapat pada para wanita dihilangkan (Semiun, 2006).
Pada DSM-IV-TR (2000), Gangguan
Somatoform dimasukkan dalam kumpulan Somatoform Disorder. Kumpulan gangguan
somatoform disorder dalam DSM-IV-TR seperti Conversion
Disorder, Pain Disorder, Hypochondriasis, Body Dysmorphic Disorder dan Somatoform
Disorder NOS.
Tetapi pada DSM-5 (2013) gangguan
ini dimasukkan dalam kumpulan gangguan Somatic
Symptom and Related Disorders, yang terdiri dari Somatic Symptom Disorder, Illness
Anxiety Disorder, Conversion Disorder (Functional Neurological Symptom
Disorder), Psychological Factors Affecting Other Medical Conditions, Factitious
Disorder (includes Factitious Disorder Imposed on Self, Factitious Disorder Imposed
on Another), Other Specified Somatic Symptom and Related Disorder dan Unspecified
Somatic Symptom and Related Disorder.
Tags
Gangguan Somatoform