Dalam
rangka menentukan apakah sebuah hasil tes bentuk obyektif yang telah disusun
oleh tester atau sebuah alat tes yang telah baku, memiliki keajegan mengukur
ataukah belum, dapat dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) teknik yang dapat
digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas butir tes tersebut, yaitu sebagai
berikut:
Menggunakan pendekatan single test-single trial (single test-single trial method)
Dalam
menentukan reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan single test-single trial, maka penentuan reliabilitas tes tersebut
dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran terhadap satu kelompok subyek, di mana pengukuran itu
dilakukan dengan hanya menggunakan satu jenis alat pengukur dan bahwa pelaksanaan
pengukuran itu hanya dilakukan sebanyak satu kali saja. Dengan kata lain,
pendekatan single test-single trial
adalah merupakan pendekatan “serba single” atau pendekatan “serba satu” yaitu:
satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur, dan satu kali pengukuran atau
satu kelompok testee, satu jenis tes,
dan satu kali testing.
Dengan
menggunakan pendekatan single test-single
trial, maka tinggi rendahnya reliabilitas tes dapat diketahui dengan
melihat besar kecilnya koefisien tes, yang dilambangkan dengan r11 atau rtt (koefisien reliabilitas tes
secara total). Adapun untuk mencari atau menghitung r11 atau rtt dapat digunakan lima jenis formula, yaitu:
(1) formula spearman-brown, (2) formula flanagan, (3) formula rulon, (4)
formula kuder-richard-son, dan (5) formula C. Hoyt.
Menggunakan
formula spearman brown, formula flanagan dan formula rulon, maka penentuan reliabilitas tes dilakukan
dengan jalan “membelah dua” tes, karena itu sering dikatakan bahwa ketiga jenis
formula itu menggunakan teknik belah dua (split-half
technique). Sedangkan dengan menggunakan formula kuderrichardson dan formula
C. Hoyt maka penentuan reliabilitas tes obyektif tersebut tidak menggunakan
teknik belah dua.
Menggunakan pendekatan test-retest (single test double trial method)
Pada
pendekatan single test-single trial dalam
rangka penentuan reliabilitas tes obyektif didasarkan pada konsistensi dari
“batang tubuh” tes yang bersangkutan, yang terbangun dari kumpulan butir-butir
item.
Adapun
pada pendekatan single test-double trial atau
pendekatan test-retest, yang juga sering dikenal dengan istilah pendekatan
bentuk ulangan, maka penentuan reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan
teknik ulangan, di mana tester hanya menggunakan satu seri tes, tetapi
percobaannya dilakukan sebanyak dua kali.
Dalam
pelaksanaan pengujian reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan test retest, skor-skor hasil tes pertama
dikorelasikan dengan skor-skor hasil tes kedua. Jika terdapat korelasi positif
yang signifikan antara skor-skor hasil tes pertama dengan skor-skor hasil tes
kedua, maka tes itu dapat dinyatakan sebagai tes yang reliabel, sebab antara
skor-skor hasil tes pertama dengan skor-skor hasil tes kedua memperlihatkan
adanya keajegan atau kestabilan.
Untuk
mencari korelasi antara skor-skor hasil tes pertama dengan skor-skor hasil tes
kedua, dapat dipergunakan teknik korelasi rank-order (teknik korelasi tata
jenjang) dari spearman.
Menggunakan pendekatan alternate form (double test-double trial method)
Untuk
mengetahui apakah tes telah memiliki reliabilitas yang tinggi ataukah belum,
dipergunakan dua buah tes yang diberikan kepada sekelompok subyek tanpa adanya
tenggang waktu (dilakukan secara berbareng), dengan ketentuan bahwa kedua tes
tersebut harus sejenis, dalam arti sekalipun butir-butir itemnya tidak sama,
namun hendaknya butir-butir item itu mengukur hal yang sama, baik dari segi
isinya, proses mental yang diukur, derajat kesukaran maupun jumlah butir
itemnya. Penentuan reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan alternate form ini sering dikenal dengan
istilah pendekatan bentuk paralel.
Dalam
pelaksanaan pengujian reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan alternate form atau bentuk paralel ini,
skor-skor yang diperoleh dari kedua seri tes tadi dicari korelasinya. Apabila
terdapat korelasi positif yang
signifikan maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut dapat dikatakan reliabel.
Teknik korelasi yang dipergunakan bisa dipilih antara teknik korelasi product moment dari Pearson atau teknik
korelasi rank order dari spearman (khusus
untuk N kurang dari 30).