Hampir semua wanita secara antusias akan mengklaim
bahwa, tanpa keraguan, pria jauh lebih banyak berbohong daripada wanita. Akan
tetapi, studi-studi ilmiah dan eksperimen memperlihatkan bahwa pria dan wanita
menceritakan kebohongan dalam jumlah yang sama. Hanya kandungan kebohongan
mereka saja yang berbeda. Wanita cenderung berbohong agar supaya orang lain
merasa dirinya lebih baik, sedangkan pria berbohong agar supaya dirinya sendiri
tampak baik. Wanita berbohong untuk menjaga agar hubungan tetap aman. Wanita
menemukan bahwa paling sulit untuk berbohong tentang perasaan mereka. Pria
berbohong untuk menghindari suatu pertengkaran dan senang berbohong tentang
betapa liarnya mereka dulu sewaktu masih muda.
Seorang wanita akan berbohong agar supaya orang lain merasa baik. Seorang pria berbohong untuk membuat dirinya sendiri tampak baik.
Ini perbedaan utama kebohongan pria dan wanita. Seorang
wanita akan berbohong bahwa seseorang tampak hebat dalam setelan pakaian
barunya, walaupun dalam pikirannya orang itu tampak seperti keranjang tomat.
Dalam keadaan yang sama, seorang pria akan menjauh dari orang itu untuk
menghindari berbohong dan akan berbohong hanya bila dirinya dipaksa untuk
berpendapat. Dia akan berkata bahwa setelan pakaian itu “menarik” atau “cantik,”
dia akan mengatakan kebohongan tidak langsung seperti “Aku bisa bilang apa?”
atau “Aku tak bisa berkata-kata” atau dia sekadar bohong bahwa dia menyukainya.
Dan tatkala seorang pria memang berbohong, hampir semua wanita pandai mencium
gelagat itu. Seorang pria akan mengatakan kepada Anda bahwa dia adalah orang
kedua yang bertanggung jawab dalam distribusi makanan bagi sebuah perusahaan
internasional padahal sesungguhnya dia adalah pengantar pizza di Pizza Hut.
Pertanyaan pertama yang ditanyakan laki-laki yang membuat wanita berbohong: “Bagaimana aku tadi?”
Pada tahun 2002, Robert Feldman di Universitas
Massachusetts di Amherst melakukan studi terhadap 121 pasangan sewaktu mereka
sedang bercakap-cakap dengan orang ketiga. Sepertiga dari peserta diberitahu
agar bersikap manis sementara sepertiga lainnya diperintahkan untuk tampak
kompeten, dan sisanya diminta untuk menjadi diri mereka sendiri secara apa
adanya. Semua peserta kemudian diminta untuk menonton video mereka sendiri dan
mengidentifikasi kebohongan apa saja yang mereka katakan selama percakapan
tadi, tak peduli seberapa pun besar atau kecilnya. Sebagian dari kebohongan itu
adalah kebohongan putih, seperti mengatakan mereka suka pada seseorang padahal
sesungguhnya tidak. Kebohongan yang lainnya lebih ekstrem lagi, seperti
mengaku-aku menjadi bintang kelompok musik rock. Dari semuanya itu, 62% peserta rata-rata
mengatakan dua atau tiga kebohongan setiap sepuluh menit.
Kebenaran akan membebaskanmu, namun pada awalnya akan membuatmu kesal.—MAL PANCOAST
Bentuk kebohongan yang paling umum adalah menipu diri
sendiri, yang memungkinkan seseorang merokok dua bungkus sehari sambil
mengklaim bahwa dirinya bukan pecandu, atau meyakinkan dirinya sendiri bahwa
makanan penutup yang penuh kalori tidak akan menginterfensi diet.
Bukti ini jelas – wanita berbohong sama banyaknya dengan
pria, hanya saja mereka berbohong secara berbeda. Oleh karena adanya kesadaran
yang sangat tinggi dari para wanita atas bahasa tubuh dan isyarat-isyarat
suara, pria lebih sering ketahuan, yang membuat pria tampaknya lebih banyak
berbohong. Padahal tidak. Mereka hanya lebih sering ketahuan.
Sumber:
Buku "KENAPA PRIA HOBI BERBOHONG – Trik Memahami Tabiat Laki-laki".
ebook dapat di download disini
Sumber:
Buku "KENAPA PRIA HOBI BERBOHONG – Trik Memahami Tabiat Laki-laki".
ebook dapat di download disini
Tags
Psikologi Gender