Kemampuan wanita yang sangat besar dalam hal berbicara adalah
salah satu konsep yang paling sulit untuk dimengerti oleh hampir semua pria.
Pada zaman dahulu para wanita berkembang di dalam sebuah situasi hidup
berkelompok dengan para wanita lainnya dan anak-anak yang semuanya berada di
dekat gua. Kemampuan untuk mengikat dan membina hubungan dekat adalah hal
tertinggi demi kepentingan bertahan hidup para wanita. Para pria berkembang
secara diam-diam dalam keadaan duduk di sebuah bukit, sambil mencari target
yang sedang bergerak. Tatkala para wanita sibuk melakukan kegiatan apa saja
secara bersama-sama, mereka akan terus-menerus berbicara sebagai sarana untuk
membangun ikatan. Tatkala para pria sedang berburu atau mencari ikan, tak
seorang pun yang bicara karena takut mangsa mereka akan terkejut. Tatkala
seorang pria modern pergi memancing atau berburu dia masih tetap tidak banyak
bicara. Tatkala wanita modern pergi berkumpul (belanja) mereka masih tetap
bicara terus-menerus. Wanita tidak membutuhkan adanya suatu alasan untuk
melakukan percakapan dan tidak membutuhkan tujuan akhir. Mereka bercakap-cakap
untuk membina sebuah hubungan satu sama lain.
Dalam ilustrasi hasil pemindaian otak MRI pria dan wanita
dalam percakapan satu sama lain, wilayah-wilayah yang gelap adalah bagianbagian
yang aktif di dalam otak. Hasil pemindaian otak ini memperlihatkan bagaimana
otak seorang wanita memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggunakan
fungsi-fungsi bicara dan bahasa. Otak seorang wanita dengan mudahnya dapat
menghasilkan 6.000–8.000 kata yang dapat diucapkan dalam sehari. Bandingkan
perbedaannya dengan hasil maksimal seorang pria yang sehari hanya 2.000–4.000
kata. Anda dapat melihat mengapa kapasitas bicara wanita mengakibatkan begitu
banyak masalah bagi para pasangan. Seorang pria pekerja dapat kehabisan
kata-katanya pada sore hari lalu sampai di rumah untuk menjumpai seorang wanita
yang bisa saja masih memiliki persediaan 4.000–5.000 kata yang siap
diluncurkan! Dua orang wanita dapat menghabiskan waktu mereka sepanjang hari
bersama-sama dan kemudian dengan mudahnya masih bisa bercakap-cakap lagi selama
satu jam di telpon setelah mereka berada di rumahnya masing-masing. Tanggapan
seorang pria atas hal ini, “Mengapa tidak kaukatakan saja semuanya kepada dia
sewaktu bertemu dengannya tadi?”
Gambar : Wilayah-wilayah bicara dan bahasa di otak. Institute of Psychiatry, London, 2001. |
Dengan memiliki otak yang lemah dalam hal kemahiran berbicara
dan bahasa memberikan penjelasan mengapa terdapat masalah-masalah tertentu dalam
hal kemampuan berbicara: pria melebihi jumlah wanita sekitar tiga hingga empat
kali dalam hal cedal/selip lidah, dan sepuluh kali dalam hal dyslexia (kesulitan membaca dan menulis
karena tak mampu membedakan bentuk huruf, penj.) yang
parah.
Otak pria memiliki konfigurasi untuk memecahkan masalah dan
untuk terus-menerus mendatangkan solusi. Para pria menggunakan kemampuan bicara
dan bahasa yang dimilikinya untuk mengomunikasikan fakta-fakta dan data. Hampir
semua pria “hanya akan bicara bila perlu,” yaitu, tatkala mereka menyampaikan
fakta-fakta, data atau solusi. Hal ini menciptakan problem yang serius tatkala
sedang berkomunikasi dengan wanita karena “bicaranya” wanita sama sekali
berbeda. Bagi wanita “bicara” digunakan sebagai sebuah bentuk penghargaan dan
untuk menjalin ikatan dengan orang lain. Contoh sederhananya, bila dia menyukai
atau mencintai Anda, bila dia setuju atas apa yang sedang Anda katakan atau
ingin agar Anda merasa diterima dan penting, dia akan bicara kepada Anda; bila
dia tidak menyukai Anda, dia tidak akan bicara.
“Kuharap tadi aku tidak bicara terlalu banyak!” |
Otak pria berorientasi pada solusi. Otak wanita berorientasi pada proses.
Seorang pria hanya akan bicara dengan seorang pria lainnya
tentang masalah-masalah pribadi bila dia merasa pria lain tadi memiliki solusi.
Sementara, pria yang ditanyai akan merasa terhormat dengan dimintai pendapatnya
dan akan menawarkan solusi-solusi. Akan tetapi, tatkala seorang wanita bicara,
dia terutama melakukan hal itu untuk menjalin ikatan dengan orang lain dan
solusi tidaklah diperlukan. Sayangnya, seorang pria berpikir bahwa seorang
wanita sedang mendiskusikan masalah-masalahnya karena dia sendiri tidak tahu
bagaimana cara mengatasinya, maka si pria pun terus-menerus menginterupsi
dengan berbagai solusi.
Tidaklah mengherankan bila seorang wanita akan mengklaim
bahwa seorang pria terus-menerus memotong pembicaraannya dan tidak
membiarkannya bisa mengungkapkan pandangannya sendiri. Dari sudut pandang
wanita, berbagai solusi yang terus-menerus ditawarkan oleh pria memperjelas bahwa
si pria selalu ingin benar sendiri dan bahwa si wanita selalu salah. Tatkala
seorang wanita, di sisi lain, berbagi emosi atau masalahnya dengan seseorang,
dia sedang memperlihatkan bahwa dia mempercayai orang itu karena
rahasia-rahasia yang sedang diberitahukannya.
Tatkala seorang wanita sedang berbagi rahasia pribadinya dengan Anda, dia bukannya sedang mengeluh—itu artinya dia mempercayai Anda.
Demikian juga sebaliknya—bila dia tidak suka atau tidak cinta
kepada orang itu, tidak setuju dengan apa yang sedang dikatakan, atau dia ingin
menghukum orang tersebut, dia akan berhenti bicara. Kebisuan digunakan sebagai
sebuah bentuk hukuman dan adalah sebuah taktik yang efektif manakala diterapkan
terhadap wanita lain. Taktik ini tidak berlaku pada pria—pria merasa adanya
tambahan “kedamaian dan keheningan” adalah sebuah bonus. Maka bila seorang
wanita mengancam, “Aku tak akan pernah bicara denganmu lagi!” maka hal itu
harus dipandang serius— bukan secara harafiah.
Wanita menggunakan kebisuan untuk menghukum pria. Namun pria menyukai keheningan.
Bila seorang wanita ingin menghukum seorang pria, cara
terbaik adalah dengan bicara nonstop kepadanya dan terus mengubah-ubah pokok
pembicaraan.
Solusi Bagi Pria
Pahamilah bahwa maksud utama dari “bicaranya” seorang wanita
adalah semata-mata untuk bicara. Tujuannya adalah untuk merasa lebih baik
dengan membicarakan hari yang dialaminya dan menjalin ikatan dengan diri
Anda—tidak diperlukan adanya solusi. Yang perlu Anda lakukan hanya mendengarkan
dan memberikan semangat kepadanya. Isi dari pembicaraan seorang pria tidaklah
penting, partisipasinyalah yang dihitung.
Solusi Bagi Wanita
Tetapkan waktu dengan seorang pria tatkala Anda ingin bicara
dan beritahu dia bahwa Anda hanya ingin agar dia mendengarkan tanpa menawarkan
solusi. Jangan mengancam pria dengan kebisuan dan kemudian merasa kesal karena
dia tidak peduli bahwa Anda tidak mengajaknya bicara. Dia menikmati saat yang
tenang ini karena dia bisa santai. Bila Anda punya uneg-uneg dengannya,
langsung saja sampaikan.
Sumber :
Novel MEMAHAMI BAHASAWANITA : Panduan Para Lelaki (Karangan Allan & Barbara Pease)
Tags
Psikologi Gender