Pakar metodologi penelitian etnografi, Creswell
mengidentifikasi ada beberapa jenis penelitian etnografi, seperti life-history,
autoetnography, novel etnography, feminis etnography, ethnography di electronic
media, pothography, video, audio dan sebagainya. Namun secara garis besar,
metode penelitian ini dapat dikategorisasikan menjadi dua, yaitu etnografi
realis dan kritis.
Etnografi realis
Tipe ini adalah tipe yang tradisional dimana peneliti
berusaha memperoleh data individu atau situasi menurut sudut pandang orang
ketiga. Peran orang ketiga sangat signifikan karena mampu memberi pandangan
yang dianggap objektif terhadap fenomena yang diteliti.
Etnografi realis adalah pandangan obyektif terhadap
situasi, biasanya ditulis dalam sudut pandang orang ketiga, melaporkan secara
obyektif mengenai informasi yang dipelajari dari para obyek penelitian di
lokasi (Creswell, 2012). Dalam etnografi realis ini:
- Etnografer menceritakan penelitian dari sudut pandang orang ketiga, laporan pengamatan partisipan, dan pandangan mereka. Etnografer tidak menuliskan pendapat pribadinya dalam laporan penelitian dan tetap berada di belakang layar sebagai reporter yang meliput tentang fakta-fakta yang ada.
- Peneliti melaporkan data objektif dalam sebuah bentuk informasi yang terukur, tidak terkontaminasi oleh bias, tujuan politik, dan penilaian pribadi. Peneliti dapat menggambarkan kehidupan sehari-hari secara detail antara orang-orang yang diteliti. Etnografer juga menggunakan kategori standar untuk deskripsi budaya (misalnya kehidupan keluarga, kehidupan kerja, jaringan sosial, dan sistem status).
- Etnografer menghasilkan pandangan partisipan melalui kutipan yang diedit tanpa merubah makna dan memiliki kesimpulan berupa interpretasi dan penyajian budaya (Van Maanen dalam Creswell, 2012).
Tipe ini memberi kesempatan etnografer untuk menarasikan
suara dari orang ketiga terkait apa yang diobservasi. Etnografer mengambil
posisi di ”belakang panggung” dan memposisikan pandangan objektif partisipan
sebagai sebuah ”fakta sosial”. Laporan yang disusun oleh etnografer realis
ditulis dengan tanpa terkontaminasi bias personal dan politis serta justifikasi
terhadap ”fakta sosial” atau disebut juga bebas nilai.
Etnografi kritis
Tipe ini adalah tipe yang lebih kontemporer dimana
peneliti ikut menyuarakan atau mengadvokasi suara kelompok sosio-kultural yang
diteliti. Etnografer kritis merespons kondisi mayarakat kontemporer yang
mengasumsikan bahwa sistem relasi kuasa, prestis dan otoritas cenderung
memarjinalkan individu yang berasal dari kelas, ras dan gender yang berbeda.
Komponen utama dari etnografi kritis adalah
faktor-faktor seperti nilai-sarat orientasi, memberdayakan masyarakat dengan
memberikan kewenangan yang lebih, menantang status quo, dan kekhawatiran
tentang kekuasaan dan kontrol (Madison dalam Creswell, 2012). Faktor-faktor
tersebut antara lain:
- Menyelidiki tentang masalah sosial kekuasaan, pemberdayaan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, dominasi, represi, hegemoni, dan korban.
- Para peneliti melakukan etnografi kritis sehingga penelitian mereka tidak semakin meminggirkan individu yang sedang dipelajari. Dengan demikian, para penanya berkolaborasi, aktif berpartisipasi, dan bekerjasama dalam penulisan laporan akhir. Para peneliti etnografi kritis diharapkan untuk berhati-hati dalam memasuki dan meninggalkan tempat penelitian, serta memberikan feed back.
- Para peneliti etnografi memberikan pemahaman secara sadar, mengakui bahwa interpretasi mencerminkan sejarah dan budaya kita sendiri. Interpretasi dapat hanya bersifat sementara dan tergantung bagaimana partisipan akan melihatnya.
- Peneliti kritis memposisikan diri dan sadar akan peran mereka dalam penulisan laporan penelitian.
- Posisi ini tidak netral bagi peneliti kritis, hal ini berarti bahwa etnografi kritis akan menjadi pembela perubahan untuk membantu mengubah masyarakat kita sehingga tidak ada lagi yang tertindas dan terpinggirkan.
- Pada akhirnya, laporan etnografi kritis akan menjadi berantakan, multilevel, multimetode pendekatan untuk penyelidikan, penuh kontradiksi, tak terpikirkan, dan ketegangan (Denzin, dalam Creswell, 2012: 467).
Oleh karena itu, suara dari orang pertama hidup dalam
situasi atau konteks yang diteliti sangat penting. Salah satu karakteristik
tipe etnografi ini adalah adanya dorongan nilai emansipatoris yang diadvokasi
oleh peneliti, dengan kata lain, tidak bebas nilai.
Jenis Penelitian
Etnografi lainnya
Jenis-Jenis etnografi lainnya diungkapkan Gay, Mills dan
Aurasian sbb:
- etnografi Konfensional: laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang dilakukan etnografer
- Autoetnografi: refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri
- Mikroetnografi: studi yang memfokuskan pada aspek khusus dari latar dan kelompok budaya
- Etnografi feminis: studi mengenai perempuan dalam praktek budaya yang yang merasakan pengekangan akan hak-haknya.
- Etnografi postmodern: suatu etnografi yang ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai masalah-masalah sosial terutama mengenai kelompok marginal.
- Studi kasus etnografi: analisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan dalam perspektif budaya.
Referensi:
Ary, Donald., Jacobs, Lucy
Cheser., Razavieh, Asghar. (2010). Introduction
to Research in Education 8th edition. Wardswoth Cengage Learning. Canada:
Nelson Education ltd
Cresswell, Jhon W., (2012). Eduactional Research: Planning, Conducting,
and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Ney Jersey: Person
Education, Inc.
Emzir. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif
dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
McLoad, John. (2001). Qualitative Research in Counseling and
Psychotherapy. Sage Publication