Loyalitas
merupakan kondisi psikologis yang mengikat karyawan dan perusahaannya (Meyer
dan Hersovitch (2001). Gilbert (Kusumo, 2006) menyatakan bahwa loyalitas adalah
saling mengenal antaranggota dalam kelompoknya yang besar, perasaan memiliki
yang kuat, memiliki teman yang banyak dalam perusahaan, dan lebih luas lagi di
luar perusahaan terdapatnya hubungan pribadi selama mereka menjalani pekerjaan.
Steers &
Porter (Nitisemito 2002) mengemukakan, loyalitas kepada perusahaan sebagai
sikap, yaitu sejauh mana seseorang karyawan mengidentifikasikan tempat kerjanya
yang ditunjukan dengan keinginan untuk bekerja dan berusaha sebaik-baiknya dan
loyalitas terhadap perusahaan sebagai perilaku, yaitu proses dimana seseorang
karyawan mengambil keputusan pasti untuk tidak keluar dari perusahaan apabila
tidak membuat kesalahan yang ekstrim.
Menurut Siswanto
(2002) bahwa loyalitas merupakan kesanggupan dan tekad yang kuat untuk berusaha
menjalankan tugas, dan menaati segala peraturan dengan kesadaran sendiri dan
penuh rasa tanggug jawab. Jadi dapat disimpulkan bahwa loyalitas karyawan merupakan
kesetiaan, kepercayaan, pengabdian dan tekad yang diberikan oleh seorang karyawan
untuk berusaha menaati peraturan, disiplin, jujur, dan bertanggungjawab dalam
bekerja.
Kerja adalah
suatu cara untuk memuaskan suatu kebutuhan secara bertingkat (Rasimin, 1988).
Artinya, apabila kebutuhan yang satu sudah terpenuhi maka akan berlanjut untuk
memenuhi kebutuhan selanjutnya. Sedangkan Ghiselli dan Brown (Kusumo, 2006)
menyatakan bahwa kerja adalah aktivitas fisik, psikis maupun sosial yang
mengarah pada tujuan tertentu.
Hasibuan (2001),
mengemukakan bahwa loyalitas kerja atau kesetiaan merupakan salah satu unsur
yang digunakan dalam penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap
pekerjaannya, jabatannya dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan
karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari
rongrongan orang yang tidak bertanggungjawab.
Menurut
Reichheld, semakin tinggi loyalitas para karyawan di suatu organisasi, maka
semakin mudah bagi organisasi itu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh pemilik organisasi (Utomo, 2002). Sedangkan
untuk sebaliknya, bagi organisasi yang loyalitas para karyawannya rendah, maka
semakin sulit bagi organisasi tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan organisasinya
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh para pemilik organisasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KERJA
Steers dan Porter
(Kusumo: 2006) menyatakan bahwa timbulnya loyalitas kerja dipengaruhi oleh
empat faktor, yaitu:
- Karakteristk pribadi, meliputi usia, masa kerja, jenis kelaman, tingkat pendidikan, prestasi yang dimiliki, ras dan beberapa sifat kepribadian.
- Karakteristik pekerjaan, berupa tantangan kerja, job stress, kesempatan berinteraksi sosial, job enrichment, identifikasi tugas, umpan baik tugas dan kecocokan tugas
- Karakteristik desain perusahaan, menyangkut pada intern perusahaan itu yang dapat dilihat dari desentralisasi, tingkat formalisasi, tingkat keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, paling tidak telah menunjukkan berbagai tingkat asosiasi dengan tanggung jawab perusahaan, ketergantungan fungsional maupun fungsi kontrol perusahaan.
- Pengalaman yang diperoleh dalam pekerjaan, meliputi sikap positif terhadap perusahaan, rasa percaya pada sikap positif terhadap perusahaan, rasa aman.
ASPEK-ASPEK DAN INDIKATOR LOYALITAS KERJA
Aspek-aspek
loyalitas kerja yang terdapat pada individu dikemukakan oleh Siswanto (2002),
yang menitik beratkan pada pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan antara
lain:
- Taat pada peraturan. Setiap kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan untuk memperlancar dan mengatur jalannya pelaksanaan tugas oleh manajemen perusahaan ditaati dan dilaksanakan dengan baik. Keadaan ini akan menimbulkan kedisiplinan yang menguntungkan organisasi baik intern maupun ekstern.
- Tanggung jawab pada perusahaan. Karakteristik pekerjaan dan pelaksanaan tugasnya mempunyai konsekuensi yang dibebankan karyawan. Kesanggupan karyawan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan kesadaran akan setiap resiko pelaksanaan tugasnya akan memberikan pengertian tentang keberanian dan kesadaran bertanggungjawab terhadap resiko atas apa yang telah dilaksanakan.
- Kemauan untuk bekerja sama. Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara invidual.
- Rasa memiliki. Rasa memiliki adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.
- Hubungan antar pribadi. Karyawan yang mempunyai loyalitas kerja tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel ke arah tata hubungan antara pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi : hubungan sosial diantara karyawan, hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman kerja.
- Kesukaan terhadap pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari datang untuk bekerjasama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari : keunggulan karyawan dalam bekerja, karyawan tidak pernah menuntut apa yang diterimanya diluar gaji pokok.
Sedangkan Indikator
loyalitas menurut Saydam (2004) adalah sebagai berikut:
- Ketaatan atau kepatuhan
- Bertanggungjawab
- Pengabdian
- Kejujuran
STATUS PKWT (KONTRAK)
Berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 1 ayat (14) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang dimaksud dengan perjanjian kerja merupakan perjanjian
antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Perjanjian kerja
antara pekerja/buruh dengan pengusaha dimuat dalam BAB IX tentang Hubungan
Kerja (Pasal 50 – 56).
Perjanjian kerja
harus memuat (Pasal 54, ayat 1), (a) Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha,
(b) Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh, (c) Jabatan atau jenis
pekerjaan, (d) Tempat pekerjaan, (e) Besarnya upah dan cara pembayarannya, (f) Syarat-syarat
kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/ buruh, (g) Mulai dan
jangka waktu berlakunya perjanjian kerja, (h) Tempat dan tanggal perjanjian
kerja dibuat; dan (i) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Poin “g” - Mulai
dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja - lebih jauh dijelaskan pada pasal
56 yang memuat jenis-jenis perjanjian kerja.
Pasal 56 UU No.
13 tahun 2003 ayat (1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk
waktu tidak tertentu, (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas: (a) jangka waktu; atau, (b) selesainya suatu pekerjaan
tertentu.
Dari praktiknya,
sesuai dengan pasal 56, terdapat dua jenis perjanjian kerja yaitu:
- Perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Atau biasa disebut Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tentu (PKWTT). Perjanjian kerja ini tidak dibatasi oleh waktu atau jenis pekerjaan, kapan perjanjiaan kerja tersebut selesai. Artinya bahwa, karyawan tersebut bekerja sebagai karyawan tetap.
- Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). PKWT adalah perjanjian kerja yang dibatasi oleh waktu baik itu karena memang sudah tertulis jelas waktunya, atau karena selesainya suatu pekerjaan. Artinya bahwa, PKWT akan putus dengan sendirinya sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan.
Berdasarkan UU
No.13 tahun 2003, pasal 56, sehingga muncul istilah Karyawan tetap (PKWTT) dan
Karyawan Kontrak (PKWT).
Karyawan Kontrak
Menurut pendapat
Herawati (2010) Kontrak dan outsourcing adalah bentuk hubungan kerja yang
termasuk dalam kategori precarious work, istilah yang biasanya dipakai secara
internasional untuk menunjukkan situasi hubungan kerja yang tidak tetap, waktu
tertentu, kerja lepas, tidak terjamin/ tidak aman dan tidak pasti. Sedangkan
menurut Jehani (2010) Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan
pemberi kerja/pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para
pihak mulai dari saat hubungan kerja itu terjadi hingga berakhirnya hubungan
kerja.
Karyawan Tetap
Faisal
berpendapat bahwa (2009) karyawan tetap adalah karyawan yang menerima atau
memperoleh imbalan dalam jumlah tertentu secara teratur (berkala). Termasuk
kedalam karyawan tetap adalah karyawan swasta, pegawai negeri dan penerima
pensiun. Imbalan karyawan tetap bisa berupa gaji, beragam tunjangan, penghasilan
tidak tetap seperti bonus, honorarium jasa produksi, gratifikasi dan lain
sebagainya”.
Perbedaan yang
paling mencolok dari kedua jenis pekerjaan diatas adalah adanya “batas waktu”.
Jika Karyawan tetap tidak ada batas waktu ikatan kerja, karyawan kontrak
dibatasi oleh waktu. Ikatan kerja Kontrak (PKWT) dibatasi oleh waktu sehingga
tidak terjaminnya kelangsungan pekerjaan bagi pekerja kontrak. Rasa takut
kehilangan pekerjaan berpengaruh secara psikologi
bagi karyawan kontrak. Hal inilah yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut,
termasuk loyalitas kerjanya.
DEFINISI OPERASIONAL
Status karyawan
kontrak (PKWT) membuat karyawan merasa tidak aman terhadap pekerjaannya. Rasa
takut kehilangan pekerjaan akan selalu muncul sehingga berdampak pada loyalitas
kerja karyawan tersebut, seperti ketaatan (kepatuhan) terhadap aturan, rasa
tanggungjawab terhadap pekerjaan, pengabdiannya terhadap perusahaan maupun
sikap kejujurannya.
TABEL INDIKATOR, No. ITEM DAN PERNYAAAN
INDIKATOR
|
NO
ITEM
|
PERNYATAAN
|
||
KEPATUHAN
|
1
|
Setiap aturan perusahaan wajib di
taati
|
||
5
|
Setiap kebijakan perusahaan baik
untuk ketertiban & kesejahteraan karyawan
|
|||
9
|
Saya selalu memakai seragam kerja,
ID Card dan peralatan safety saat bekerja walau tidak di awasi
|
|||
13
|
Atasan seharusnya dipatuhi semua arahan
dan perintahnya
|
|||
17
|
Saya selalu berusaha masuk kerja
tepat waktu bahkan berusaha masuk lebih awal
|
|||
21
|
Saya tidak pernah meninggalkan
pekerjaan tanpa izin atasan
|
|||
TANGGUNJAWAB
|
2
|
Saya menyelesaikan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan SOP
|
||
6
|
Tidak masalah bagi saya dihukum,
jika melakukan sebuah pelanggaran
|
|||
10
|
Saya bekerja dengan perencanaan
yang matang
|
|||
14
|
Tidak masalah bagi saya pulang
lebih lambat jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan
|
|||
18
|
Saya berusaha menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
|
|||
22
|
Tidak masalah bagi saya menggantikan/mengerjakan
pekerjaan teman yang tidak masuk kerja karena alasan sakit
|
|||
PENGABDIAN
|
3
|
Walaupun hari libur, saya masuk
kerja bila diminta
|
||
7
|
Pekerjaan saya adalah prioritas
utama
|
|||
11
|
Saya jarang menunda-nunda pekerjaan
|
|||
15
|
Hasil kerja saya diatas rata-rata
|
|||
19
|
Saya berusaha menerapkan metode dan
cara-cara baru untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal
|
|||
23
|
Saya siap menerima pekerjaan yang
diberikan atasan
|
|||
KEJUJURAN
|
4
|
Saya selalu bersyukur dengan
pekerjaan saya saat ini
|
||
8
|
Inventaris perusahaan harus dijaga,
dirawat sebaik mungkin
|
|||
12
|
Saya akan mengaku bersalah secara
langsung, jika melakukan pelanggaran
|
|||
16
|
Saya selalu mengingatkan karyawan
yang melanggar aturan perusahaan
|
|||
20
|
Saya akan melaporkan ke atasan jika
ada pelanggaran yang merugikan perusahaan, walaupun pelakunya teman sendiri
|
|||
24
|
Saya bekerja sebaik mungkin,
walaupun tanpa pengawasan
|
HASIL
Item Gugur
Setelah dilakukan uji validitas, terdapat
4 item yang gugur yaitu item 3, 4, 16, dan 22
No
|
PERNYATAAN
|
DIPILIH
(S)
|
TIDAK
DIPILIH (S)
|
1
|
Setiap aturan perusahaan wajib di taati
|
9.833
|
|
2
|
Setiap kebijakan perusahaan baik
untuk ketertiban, kesejahteraan karyawan
|
10.265
|
|
3
|
Saya selalu memakai seragam kerja,
ID Card dan peralatan safety saat bekerja walau tidak di awasi
|
9.611
|
|
4
|
Atasan seharusnya dipatuhi semua arahan
dan perintahnya
|
9.750
|
|
5
|
Saya selalu berusaha masuk kerja
tepat waktu bahkan berusaha masuk lebih awal
|
10.350
|
|
6
|
Saya tidak pernah meninggalkan
pekerjaan tanpa izin atasan
|
10.208
|
|
7
|
Saya menyelesaikan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan SOP
|
10.500
|
|
8
|
Tidak masalah bagi saya dihukum,
jika melakukan sebuah pelanggaran
|
10.308
|
|
9
|
Saya bekerja dengan perencanaan
yang matang
|
10.538
|
|
10
|
Tidak masalah bagi saya pulang
lebih lambat jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan
|
10.133
|
|
11
|
Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu
|
10.278
|
|
12
|
Tidak masalah bagi saya
menggantikan/mengerjakan pekerjaan teman yang tidak masuk kerja karena alasan
sakit
|
10.458
|
|
13
|
Walaupun hari libur, saya masuk
kerja bila diminta
|
10.242
|
|
14
|
Pekerjaan saya adalah prioritas
utama
|
10.458
|
|
15
|
Saya jarang menunda-nunda pekerjaan
|
10.538
|
|
16
|
Hasil kerja saya diatas rata-rata
|
8.000
|
|
17
|
Saya berusaha menerapkan metode dan
cara-cara baru untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal
|
10.375
|
|
18
|
Saya siap menerima pekerjaan yang
diberikan atasan
|
10.667
|
|
19
|
Saya selalu bersyukur dengan
pekerjaan saya saat ini
|
10.452
|
|
20
|
Inventaris perusahaan harus dijaga,
dirawat sebaik mungkin
|
10.638
|
|
21
|
Saya akan mengaku bersalah secara langsung,
jika melakukan pelanggaran
|
10.538
|
|
22
|
Saya selalu mengingatkan karyawan
yang melanggar aturan perusahaan
|
8.100
|
|
23
|
Saya akan melaporkan ke atasan jika
ada pelanggaran yang fatal, walaupun pelakunya teman sendiri
|
10.719
|
|
24
|
Saya bekerja sebaik mungkin,
walaupun tanpa pengawasan
|
10.462
|
|
*Keterangan
|
|||
Warna Kuning menunjukkan Item-item
Kepatuhan
|
|||
Warna Orange menunjukkan item-Item
Tanggungjawab
|
|||
Warna Hijau menunjukkan item-Item
Pengabdian
|
|||
Warna Biru menunjukkan item-Item
Kejujuran
|
Item Valid
Setelah mengeluarkan item yang gugur,
berikut item-item yang valid untuk mengukur Loyalitas Kerja Karyawan dengan Status
PKWT (Kontrak)
No
|
PERNYATAAN
|
Nilai
S
|
|
1
|
Setiap aturan perusahaan wajib di taati
|
9.833
|
|
2
|
Setiap kebijakan perusahaan baik
untuk ketertiban, kesejahteraan karyawan
|
10.265
|
|
3
|
Saya selalu berusaha masuk kerja
tepat waktu bahkan berusaha masuk lebih awal
|
10.350
|
|
4
|
Saya tidak pernah meninggalkan
pekerjaan tanpa izin atasan
|
10.208
|
|
5
|
Saya menyelesaikan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan SOP
|
10.500
|
|
6
|
Tidak masalah bagi saya dihukum,
jika melakukan sebuah pelanggaran
|
10.308
|
|
7
|
Saya bekerja dengan perencanaan
yang matang
|
10.538
|
|
8
|
Tidak masalah bagi saya pulang
lebih lambat jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan
|
10.133
|
|
9
|
Saya berusaha menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
|
10.278
|
|
10
|
Tidak masalah bagi saya
menggantikan/mengerjakan pekerjaan teman yang tidak masuk kerja karena alasan
sakit
|
10.458
|
|
11
|
Walaupun hari libur, saya masuk
kerja bila diminta
|
10.242
|
|
12
|
Pekerjaan saya adalah prioritas
utama
|
10.458
|
|
13
|
Saya jarang menunda-nunda pekerjaan
|
10.538
|
|
14
|
Saya berusaha menerapkan metode dan
cara-cara baru untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal
|
10.375
|
|
15
|
Saya siap menerima pekerjaan yang
diberikan atasan
|
10.667
|
|
16
|
Saya selalu bersyukur dengan
pekerjaan saya saat ini
|
10.452
|
|
17
|
Inventaris perusahaan harus dijaga,
dirawat sebaik mungkin
|
10.638
|
|
18
|
Saya akan mengaku bersalah secara langsung,
jika melakukan pelanggaran
|
10.538
|
|
19
|
Saya akan melaporkan ke atasan jika
ada pelanggaran yang fatal, walaupun pelakunya teman sendiri
|
10.719
|
|
20
|
Saya bekerja sebaik mungkin,
walaupun tanpa pengawasan
|
10.462
|
|
*Keterangan
|
|||
Warna Kuning menunjukkan Item-item
Kepatuhan
|
|||
Warna Orange menunjukkan item-Item
Tanggungjawab
|
|||
Warna Hijau menunjukkan item-Item
Pengabdian
|
|||
Warna Biru menunjukkan item-Item
Kejujuran
|
Skala Penelitian
Berikut skala penelitian yang valid yang disebar
untuk mengukur Loyalitas Kerja Karyawan dengan Status PKWT (Kontrak).
Download:
Paper Loyalitas Kerja Karyawan dengan Status PKWT
Rekapitulasi data Hasil Uji Skala Loyalitas Kerja Karyawan dengan Status PKWT
Paper Loyalitas Kerja Karyawan dengan Status PKWT
Rekapitulasi data Hasil Uji Skala Loyalitas Kerja Karyawan dengan Status PKWT
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Gatot. 2009. How to be Smarter Tax Payer, Bagaimana menjadi Wajib Pajak yang cerdas?
Jakarta: Grasindo.
Hasibuan, M.S.P. (2001). Manajemen sumber daya manusia. (Edisi
revisi) Jakarta: Bumi Aksara.
Herawati, Rina. 2010. Kontrak dan Outsourcing Harus makin
Diwaspadai. Bandung: Akatiga Pusat Analisis Sosial.
Jehani, Libertus. 2010. Hak-Hak Karyawan Kontrak. Jakarta: Forum
Sahabat.
Kusumo, B.C.S. 2006. Hubungan antara Persepsi terhadap Iklim Organisasi dan Kepuasan Imbalan
Kerja dengan Loyalitas Kerja pada Karyawan (Skripsi). Surakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nitisemito, Alex S. 2002. Manajemen Personalia. Edisi Revisi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Saydam, Gouzali., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia (Human
Resources Management) : Suatu PendekatanMikro (Dalam Tanya
Jawab),Djambatan, Jakarta.
Siswanto, B. Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Edisi
2. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Trianasari, Y. (2005). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Insentif
dan Lingkungan Kerja dengan Loyalitas Kerja. Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Utomo, B. (2002). Menentukan Faktor faktor Kepuasan Kerja dan Tingkat Pengaruh Kepuasan
Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan PT P. (Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, Vol. 7 (2), 171-188)