Grounded theory adalah sebuah
metodologi penelitian kualitatif yang sistematis dalam ilmu-ilmu sosial yang
menekankan penemuan teori dari data dalam proses berlangsungnya
penelitian. Grounded Theory pertama kali muncul setelah di pekernalkan oleh dua
orang sosiolog Barney Glaser dan Anselm Strauss pada tahun 1960-an, dalam karya
mereka “The Discovery of Grounded Theory”.
Buku ini membahas 3 (tiga) pendekatan
utama yang merupakan prinsip Grounded
theory:
- Tugas Utama peneliti adalah untuk “Discover/menemukan” cara baru untuk memahami dunia sosial
- Analisis Grounded Theory bertujuan untuk menghasilan “teori” sebagai kerangkan formal untuk memahami fenomena
- Menghasilkan “Grounded” dari data-data yang ada.
Dalam perkembangan selanjutnya, Glasser dan strauss memiliki perbedaan
pendekatan-pendekatan dalam menggunakan grounded
theory.
Metode grounded theory menurut
Glaser menekankan induksi atau munculnya kreativitas individu si peneliti dalam
tahapan kerangka yang jelas. Hal ini juga menjelaskan secara jelas bahwa grounded theory menurut Glaser adalah munculnya sebuah metodologi, dimana
hal ini menyediakan beberapa argumen untuk mendukung pendekatan tersebut.
Sedangkan Strauss lebih tertarik dalam kriteria validasi dan pendekatan
sistematis. Pendekatan grounded theory,
terutama cara Strauss dalam mengembangkannya, terdiri dari satu set langkah
hati-hati yang diduga sebagai “jaminan” dari sebuah teori yang baik sebagai
hasilnya. Strauss mengatakan bahwa kualitas suatu teori dapat dievaluasi dengan
proses di mana teori tersebut dibangun.
Berdasarkan perdebatan tersebut, dapat ditarik sebuah simpulan menurut
Heath dan Cowley (2004), bahwa daripada memperdebatkannya lebih baik untuk
melihat manfaat relatif dari kedua pendekatan tersebut. Grounded theory paling akurat digambarkan sebagai suatu metode
riset dimana teori dikembangkan dari data, bukan sebaliknya data dikembangkan
dari teori yang ada. Hal ini sesuai dengan pendekatan induktif, yang berarti
bahwa bergerak dari khusus ke lebih umum. Metode riset pada dasarnya
berdasarkan tiga elemen yaitu konsep, kategori dan proposisi, atau apa yang awalnya
disebut “hipotesis”. Namun demikian, konsep adalah elemen kunci dari analisis
karena teori dikembangkan dari konseptualisasi data, bukan data sebenarnya.
Grounded theory
is a research
method that prescribes
systematic guidelines for
data collection and analysis with the purpose
of inductively building a
framework explaining the collected
data (Charmaz, 2000). Grounded
theory adalah metode
penelitian yang menjelaskan
petunjuk-petunjuk sistematis untuk pengumpulan dan analisis data dengan
tujuan membangun kerangka yang dapat menjelaskan data yang terkumpul.
Grounded theory
is an inductive
theory discovery methodology
that allow researcher
to develop a theoritical
account of the general
features of the topics
while simultanneously grounding
account in empirical observations
of data (Martin & Tuner, 1986,
p.141); Fernandez (2004). Grounded theory
is a methodology that seeks to
construct theory about issues of importance in
peoples’ lives (Glaser, 1978;
Glaser & Strauss, 1967; Strauss & Corbin, 1998). Grounded theory
adalah metodologi penemuan
teori secara induktif yang memperkenankan peneliti untuk mengembangkan
laporan teoritis ciri-ciri
umum suatu topik
secara simultan di
lapangan dari catatan observasi
empirik sebuah data. Grounded
theory adalah sebuah
metodologi yang mencoba mengkonstruksi teori tentang isu-isu
penting dari kehidupan masyarakat.
Grounded theory merupakan suatu
metode riset yang berupaya untuk mengembangkan teori tersembunyi di balik data
dimana data ini dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis (Martin dan
Turner, 1986). Grounded theory menurut Martin dan Turner (1986)
adalah “an inductive, theory discovery methodology that allows the researcher
to develop a theoretical account of the general features of a topic while
simultaneously grounding the account in empirical observations of data”, yang
kira-kira artinya sebuah penemuan teori metodologi induktif yang memungkinkan
peneliti untuk mengembangkan kajian teoritis yang umum dari suatu topik
sekaligus sebagai landasan kajian pada pengamatan dataempiris. Sedangkan
Muhadjir (2002) mengatakannya dengan sebutan Teori Berdasarkan Data.
Sebagai sebuah metode, grounded theory
menjelaskan hubungan ini yang dikembangkan dari studi kasus untuk menjelaskan
perbedaan yang muncul dalam menghasilkan teori berdasarkan data yang ada.
Konsep Bourdieu tentang habitus digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut grounded theory ini dan untuk menyarankan suatu teori yang lebih formal
(Goddard, 2004). Metode Metode grounded menurut Martin dan Turner (1986) merupakan
suatu pendekatan riset kualitatif (beberapa percaya sebagai metodologi)
berdasarkan paradigm interpretif, yang sangat dipengaruhi oleh interaksionisme simbolik,
etnometodologi dan sampai batas tertentu juga etnografi yang dirancang khusus
dan berorientasi untuk menemukan (menghasilkan) suatu teori tentang fenomena
sosial.
Daftar Pustaka
Heath, H. and Cowley, S. 2004. Developing
a Grounded Theory Approach: A Comparison of Glaser and Strauss.
International Journal of Nursing Studies, 41, 141–150
McLoad, John. 2001. Qualitative
Research in Counseling and Psychotherapy. Sage Publication. Hal 70 – 89
Muhadjir, N. 2002. Filsafat Ilmu:
Positivisme, Postpositivisme, dan Postmodernisme. Yogyakarta: Reka Sarasin