Tes kepribadian 16 PF, merupakan karya adaptasi dari “Sixteen Personality
Factors Questionnare (16 P.F)” yang diciptakan RAYMOND B. CATTEL. Tes ini
diterbitkan oleh Institute for Personality and Ability (IPAT) pada tahun 1972.
Pembuatan tes ini secara ilmiah bukan tanpa sebab. Raymond B. Cattell,
pembuat tes 16 PF, berasal dari keluarga yang menekuni bidang penyelidikan
ilmiah. Kakek, ayah dan kakaknya adalah penemu dan insinyur mesin. Sebagai
pemuda ia melihat hasil penelitian ilmiah yang mengherankan pada saat itu
seperti kelistrikan, radio, telepon, mobil dan pesawat. Hal inilah yang
menginspirasinya untuk menyelesaikan kuliah dan meraih master di bidang ilmu
alam di Universitas London pada tahun 1920an.
Tahap permulaan:
Pada saat itu, bidang psikologi ilmiah sangat terbatas ruang lingkupnya.
Cattell mempelajari bagaimana kerja psikologi fisiologi dan psikologi
eksperimen (mis. Pavlov, Thorndike, dan Wundt) yang menggunakan metode ilmiah
untuk menyelidiki fungsi-fungsi manusia seperti sensasi dan belajar. Dia juga
menemukan bahwa teori kepribadian berasal dari postulat para filsuf seperti
Aristoles, Locke, dan Nietzsche, sementara pengembangan secara modern
menggunakan dasar medis seperti Sigmund Freud dan Carl Jung. Freud dan Jung
menjabarkan teori-teori mereka berdasarkan pengalaman medis dan intuisi untuk
melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam diri seseorang. Selanjutnya Cattell
menemukan pula bahwa psikologi eksperimen cenderung tidak membicarakan mengenai
berbagai masalah dalam teori kepribadian.
Pendapat Cattell terpengaruh oleh keadaan sosial dan politik pasca perang
dunia I. Berawal dari sini, Cattell percaya bahwa masalah pelik umat manusia
sering muncul dari aspek motivasi dan temperament. Cattell berspekulasi bahwa
pasti ada sebuah alat ilmiah yang mampu menjelaskan kepribadian manusia.
Tahap Perancangan
Di Universitas London, Cattell bekerja sama dengan Charles Spearman, yang
sedang mengembangkan metode analisis faktor untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan elemen dasar dari kemampuan dan bakat manusia. Keikutsertaannya
pada penelitian ini membuat Cattell yakin bila analisis faktor, alat ukur yang
mampu melihat kemampuan kompleks manusia, dapat pula digunakan untuk menilai
kepribadian seseorang. Menurut pendapatnya, kepribadian tentulah memiliki
struktur elemen dasar, sama seperti benda fisik lainnya. Jika bentuk dasar dari
kepribadian dapat diketemukan dan struktur kepribadian dapat diukur, maka
perilaku manusia dapat dipahami dan diprediksi.
Tujuan Cattell dalam menyusun 16 PF ini adalah untuk menghasilkan
penelitian yang cermat berdasar aspek kepribadian normal. Cattell yakin bahwa
dalam kepribadian seseorang terdapat aspek-aspek yang bervariasi seperti
pikiran dan perbuatan, perilaku verbal dan non verbal, kepribadian normal dan
abnormal, serta minat dan kemampuan. Cattell berpendapat bila psikologi ingin
menjadi sebuah bidang ilmiah maka harus memiliki alat ukur dan prosedur ilmiah
untuk tiga karakteristik utama manusia : kepribadian, kemampuan, dan motivasi.
Dalam melakukan penelitian terhadap tiga karakteristik manusia, Cattell
membagi data masukan menjadi tiga agian.
Life-record
(L-data) berupa data observasi dan informasi mengenai keadaan dan
tingkah laku subjek sehari-harinya. Data ini bersumber dari diari, daftar riwayat
hidup sampai perilaku yang diukur dengan rating-scale observation oleh orang
yang mengenal subjek. Questionnaire data (Q-data)
merupakan jawaban subjek dari pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan diri
subjek sendiri. Data ini mengungkap mental internal dan eksternal berdasar
kesadaran subjektif subjek. Objective test (T-data) berupa
pengukuran objektif perilaku melalui eksperimen laboratorium yang situasi dan
prosedurnya sudah terstandardisasikan. Datanya dapat berupa tes kognitif maupun
proyektif hingga pengukuran perilaku dalam situasi terkontrol eksperimen.
Dari ketiga data tersebut Cattell berusaha mencari aspek-aspek dasar
kepribadian lewat analisis faktor. Asumsinya adalah, aspek atau ciri sifat yang
muncul pada ketiga data akan merujuk pada satu kesatuan fungsi. Cattell lebih
memfokuskan perhatiannya pada sample yang dapat memenuhi kriteria seluruh
daerah kepribadian, karena hal tersebut merupakan faktor yang menentukan hasil
dari analisis faktor.
Tahap Penelitian
Penelitian mereka diawali dengan membuat daftar mengenai pendeskripsian
tentang kepribadian-dengan asumsi bahwa semua aspek kepribadian manusia baik
yang ilmiah maupun tidak telah terekam dalam substansi bahasa. Dimulai dengan
menghimpun semua deskripsi tentang kepribadian pada bahasa inggris, Cattel dan
timnya berusaha menemukan faktor yang mendasari ciri sifat dengan cara
menganalisa polanya pada ketiga data. Setelah melakukan analisis faktor selama
beberapa tahun Cattel dan koleganya di seluruh dunia menentukan susunan paling
dasar dari pembentuk kepribadian yang dinamakan primary traits. Ciri sifat
(traits) tersebut dikembangkan dengan menggunakan semua sumber data dan pada
populasi yang lebih luas, dimana memberikan kontribusi positif terhadap
penguatan skala 16 PF dan kemampuan memprediksinya pada berbagai seting.
Ke-enambelas faktor tersebut adalah Warmth (A), Reasoning (B), Emotional
Stability (C), Dominance (E), Liveliness (F), Rule-Consciousness (G), Social
Boldness (H), Sensitivity (I), Vigilance (L), Abstractedness (M), Privateness
(N), Apprehension (O), Openness to Change (Q1), Self-Reliance (Q2),
Perfectionism (Q3),dan Tension (Q4). Huruf-huruf D, J, K dan P tidak digunakan
karena faktor yang mereka simbolkan selalu muncul tidak konsisten sehingga
faktor tersebut tidak diikut sertakan.
Tahap Penggunaan
Walaupun 16 PF hanya mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi),
tes tersebut juga sering digunakan dalam bidang konseling dan klinis karena
kemampuannya dalam memberikan gambaran utuh dan mendalam pada seseorang,
termasuk kelebiahn dan kelemahannya. Selain hal terseut, 16 PF dan
memfasilitasi dialog antara psikolog dan klien, hal ini karena 16 PF
merepresentasikan aspek umum dalam keseharian sehingga dapat disharingkan
dengan klien, selanjutnya memudahkan untuk berdiskusi, meningkatkan kesadaran
diri dan membuat klien merasa aman dan nyaman sebagai partner dalam proses
asesment dan terapi.
Tes inventori kepribadian yang dikonstruksi oleh Cattel ini, untuk
memperoleh gambaran kepribadian seseorang baik yang normal ataupun normal bermasalah
maupun yang patologis/sakit maupun yang mengalami disabilitas secara
psikososial dan fisik. Tes 16 PF terdiri dari 105 item yang harus dijawab
dengan lembar jawaban yang khusus untuk tes tersebut.
Tes kepribadian Enam-Belas Faktor dirancang untuk usia 16 tahun ke atas.
Sedangkan tes kepribadian Enam-Belas Faktor yang serumpun dengan ini dirancang
bagi usia-usia yang lebih muda, seperti:
- “JR-SR High School Personality Questionnare (HSPO)” yaitu untuk anak usia 12 sampai 16 tahun.
- “Children’s Personality Questionnare (CPO)” yaitu untuk anak usia 8 sampai 12 tahun.
- “Early School Personaity Questionnare (ESPQ)” yaitu untuk anak usia 6 sampai 8 tahun.
16 PF dapat mengetahui keadaan klien seperti cara berpikir, self-esteem,
keterbukaan, toleransi, coping stres dan empati. Kesemua itu dapat digunakan
dalam mengembangkan kerja sama dengan klien, memilih metode terapi yang sesuai
dan merencanakan proses terapi yag efektif.
Selain itu 16 PF telah digunakan pula dalam berbagai bidang, dari
industri seperti rekrutmen, promosi dan training hingga penelitian tentang
sosial, proses penuaan dan militer.
Faktor-faktor kepribadian yang diukur oleh tes 16 PF bukan saja unik
tetapi benar-benar berdasarkan pada teori-teori kepribadian pada umumnya.
Dimensi-dimensi kepribadian tersebut secara singkat akan diuraikan di bagian
pertama buku persoalan. Setiap faktor disusun menurut abjad dan diberi uraian
singkat dari skor-skor yang rendah dan tinggi. Pada pokoknya ke enam belas
dimensi atau skala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Tes 16 PF yang
diperkenankan disini adalah BENTUK C. Tes ini baik untuk kelompok-kelompok
pekerja, karyawan perusahaan, orang dewasa normal dan orang-orang berpendidikan
formal.
Download artikel disini...
Download artikel disini...