Sistem Kerja Otot merupakan sebuah proses fisiologis. Otot
terdiri dari sel-sel berbentuk serat yang panjang dan lembut, bersifat dapat
mengencang (kontraksi) ke satu arah. Otot secara umum dibagia atas 3 jenis
otot, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Namun pada kesempatan ini
hanya akan dibahas mengenai otot rangka.
Otot rangka meruppakan massa yang besar yang menyusun
jaringan otot somatik. Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang
merupakan “balok penyusun” sistem otot. Hampir selururh otot rangka berawal dan
berakhir di tendo, dan serat-serat otot rangka tersusun sejajar diantara
ujung-ujung tendo, sehingga daya kontraksi setiap unit akan saling menguatkan.
Setiap serat otot merupakan satu sel otot yang berinti banyak, memanjang,
silindrik dan diliputi oleh membran sel yang dinamakan sarkolemma.
Apabila terjadi kontraksi otot, maka serat otot akan
mengkerut sampai separoh panjang asal, dan rentang gerakan otot itu akan
bergantung pada panjangnya masing-masing serat. Tetapi besarnya tenaga yang
diperlihatkan oleh serat bukan bergantung pada panjangnya, melainkan pada
banyaknya serat yang terkandung dalam otot itu.
Hasil pengencangan otot pada kaum lelaki maksimal
sebesar 4 kg/cm2 penampang otot. Tenaga yang terbesar didapat oleh
otot pada saat mulai mengencang, ketika panjang otot masih sama dengan pada
keadaan kendor. Jika otot itu memendek tenaga tambahannya juga makin berkurang.
Kegiatan pada otot terdiri dari 2 macam, yaitu kerja
otot yang dinamik (kerja berirama) dan kerja otot yang statik (kerja bersikap).
Pada kerja dinamik pengencangan otot dan pengendorannya terjadi secara
bergantian dan berirama, sedangkan pada kerja satik otot akan terus mengencang
untuk beberapa lama. Dalam kehidupan sehari-hari badan kita mengalami berbagai
macam kegiatan dengan otot yang statik, misalnya pada saat berdiri serangkaian
otot pada kaki,pinggang, belakang dan tengkuk mengencang secara terus-menerus.
Ada perbedaan
mendasar anatara kerja otot yang dinamik dan statik. Di waktu kerja statik,
saluran darah terdesak karena naiknya tekanan dalam otot sehingga jumlah darah
yang mengalir ke dalam otot menjadi berkurang. Sebaliknya, selama kerja dinamik
otot itu bekerja sebagai pompa pada proses peredaran darah. Kontraksi
menyebabkan pengusiran darah dan pada saat relaksasi darah akan kembali masuk
kedalam otot. Jadi selama kerja dinamik otot lebih banyak menerima glukosa dan
oksigen, kaya akan energi dan sisa metabolisme (asam laktat ,dl l) akan cepat
terbuang.