Manfaat aroma terapi sangat besar. Pemanfaatan aroma
terapi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti untuk pijat, berendam,
kompres, inhalasi, pengharum ruangan dan parfum. Sebagai pengharum ruangan,
aroma terapi bertindak sebagai filter udara, selain itu aromanya dapat
mengendurkan otot yang tegang sehingga menghilangkan stress.
Salah satu penelitian di Jepang mengenai fragrance
(wewangian) dilakukan oleh Mitsuyuki Kawakami, Shinichi Aoki dan Takao Ohkubo
menyatakan bahwa bau-bauan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam perancangan lingkungan kerja dan harus dipertimbangkan pengaruhnya
terhadap produktivitas dan beban kerja.
Dan penelitian yang dilakukannya diperoleh kesimpulan:
- Pemberian wewangian mempengaruhi konsentrasi kerja dan stabilitas mental dibandingkan dengan keadaan normal tanpa pemberian wewangian.
- Untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan stabilitas mental sebaiknya digunakan wewangian Sedatine, karena dapat meningkatkan produktifitas kerja.
- Wewangian Awakening memiliki efek meringankan beban kerja dan mempengaruhi peningkatan produktifitas pada pekerjaan monoton.
- Wewangian Sedatine antara lain : Lemon, Lavender dan Sandalwood.
- Wewangian Awakening antara lain : Jasmine, Ylang-ylang, Rose dan Peppermint
Penelitian lainnya dilakukan oleh Junichi Yagi,
eksekutif Shimuzu Co., perusahaan Jepang yang bergerak di bidang jasa
konstruksi, konsultan arsitektur dan interior. Yagi melakukan riset mengenai
wewangian terhadap 13 orang buruh sebuah usaha percetakan di Jepang. Pengamatan
Yagi atas pekerja yang sehari-hari mengoperasikan mesin pembolong kertas,
dilakukan selama 30 hari. Kepada mereka yang bekerja 8 jam setiap hari,
dihembuskan beberapa macam aroma terapi pengharum ruangan melalui lubang AC.
Setelah sebulan hasilnya dievaluasi. Ternyata aroma
Lavender bisa menurunkan tingkat kesalahan kerja pada buruh sampai 21%. Pewangi
aroma melati (Jasmine) mengurangi angka kesalahan sampai 33%. Pewangi beraroma
jeruk segar menurunkan tingkat kesalahan sampai dengan 54%. Pewangi Lavender,
menurut Yagi, terbukti bisa mengurangi ketegangan para pekerja. Pewangi
beraroma melati membuat buruh merasa santai. Sementara pewangi beraroma jeruk
segar membuat mereka merasa gembira dan bersemangat.
Ahli Psikologi dari Duke University, Amerika, Susan
Schiftmar., mengakui keampuhan pengaruh bau-bauan terhadap perilaku orang.
Bau-bauan dapat merangsang saraf otak yang mengendalikan emosi secara langsung.
Bau-bauan tersebut ditangkap oleh indera penciuman melalui sekumpulan saraf
yang disebut Trigeminal. Saraf ini menjadi sensor yang membedakan aroma. Saraf
trigeminal selanjumya akan merangsang pusat saraf, sehingga menyebabkan
perbedaan kadar hormon adrenalin dalam darah. Hormon adrenalin itulah yang akan
mengatur emosi pada seseorang. Penelitian lain terhadap bau-bauan dilakukan oleh
psikolog Arnie Cann dari North Caroline University. Ia mengungkapkan bahwa
wewangian bisa membongkar memori otak. Karena kegunaan aroma terapi yang sangat
banyak tersebut, tidak heran bila kini aroma terapi diproduksi secara
besar-besaran, baik di Indonesia maupun luar negeri.