Kata “Cinta Itu Buta”, sudah sering kita dengar, bahkan karena terlalu
seringnya, sehingga kita sudah percaya bahwa cinta itu memang buta. Seperti
sebuah suguhan iklan yang sering ditayangkan berulang-ulang (dalam bahasa
psikologisnya “repetitive effect”) akan mempengaruhi kepercayaan bahwa apa yang
dikatakan itu benar.
Apakah benar “Cinta itu Buta”? Kalau Cinta Itu Buta, berarti kepercayaan kita
kepada pasangan atau sebaliknya, atas dasar cinta tidak objective, karena dasar
penilaiannya keliru (buta). Pantas saja banyak orang merasa gampangan putus
cinta.
Yang lebih jeleknya lagi efek dari putus cinta:
- Karena putus cinta, makanan enak jadi hambar
- Karena putus cinta, menjadi puitis (tiap detik update status)
- Putus Cinta, dukun bertindak (hahaha, tapi jangan salah pergi kedukun ya, kalau bisa temui dukun spesialis cinta).
- dst.....~~~
Makna cinta dalam kamus bahasa Indonesia itu adalah a) suka sekali,
sayang sekali, b) kasih sekali, c) ingin sekali, berharap sekali, rindu, makin
ditindas makin terasa betapa rindunya, dan d) susah hati (khawatir) tiada
terperikan lagi. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa cinta
merupakan keinginan yang sangat kuat terhadap sesuatu melebihi kepada yang lain
atau ada perhatian khusus, sehingga menimbulkan usaha untuk memiliki dan
bersatu dengannya, sekalipun dengan pengorbanan.
OK Lah kalau gitu, kita kaji asal muasal keturunan dari cinta, asalnya
dari mana, ayahnya siapa, ibunya siapa, pakdenya siapa, dan dengan siapa dia
bersaudara, teman-temannya siapa saja, dan siapa lawannya.
Kata orang, cinta berasal dari hati, tumbuh dari pandangan pertama. Cinta
itu dari mata turun ke hati. Tetapi secara fisiologis, cinta tidak mempengaruhi
hati (hepar) secara langsung. Justru yang dipengaruhi adalah jantung. Yang yang
sedang menemukan cinta, detak jantungnya tidak menentu.
Dalam bahasa arab, hati itu adalah Qalbun, yang artinya “bolak-balik/sering
berubah-ubah”. Cinta itu lahir dari sebuah usaha yang sungguh-sungguh. Cinta
semakin di bina semakin kuat, bagaikan bunga yang mekar mewangi karena disiram
dan dipupuk dengan teratur.
Kata cinta bersinonim dengan kata “kasih, penyayang, simpati,
mendahulukan, bahagia”. Lawan dari cinta (love) adalah “benci (hate), tidak
suka, Tidak Sayang, sedih (sad)”.
Setelah mengetahui “siapa itu cinta”, baiklah kita kembali kepembahasan,
apakah benar cinta itu buta? Kalau kita belajar susunan pola kalimat dalam
bahasa Indonesia, dalam bentuk SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan), cinta
itu adalah sebuah objek. Objek artinya yang di kenai artinya “dia (cinta)”
muncul karena ada sebab. Apa penyebab?
Penyebab cinta pastilah ada subjek (pelaku). Karena cinta sifatnya jamak
(lebih dari satu), maka subjeknya pasti juga lebih dari satu. Ada yang mencintai
dan ada yang dicintai ataupun sebaliknya. Sudah ada subjek (pelaku) dan sudah
ada yang dilakukan (hasil/objek) yaitu cinta. Yang menjadi pertanyaan
selanjutnya adalah, bagaimana subjek (pelaku) bisa menghasilkan objek (cinta). Inilah
pertanyaan yang sangat penting, yang akan menghasilan menjadi, Cinta Itu Buta,
atau tidak.
Cinta dihasilkan dari sebuah proses itulah Predikat (ingat SPOK). Dari
predikat/proses inilah yang mempengaruhi kualitas cinta. Mungkin kita pernah
dengar, kalimat orang di wisuda dengan predikat cuomlode, predikat memuaskan,
atau predikat memprihatinkan. Begitu pula cinta.
Apabila cinta dalam prosesnya itu palsu, penuh kebohongan, hanya didasari
nafsu untuk mencinta maka predikatnya akan memprihatinkan, hasilnya dapat cinta
palsu atau cinta buta.
Tetapi cinta yang dalam prosesnya itu adalah sebuah keikhlasan, didasari
sebagai sebuah kewajiban mencintai sesama, tulus, penuh kejujuran, hasilnya
dapat memuaskan, bahkan predikat coumlade bisa didapatkan.
Tetapi mengapa ada orang yang mencintai tulus, kok putus cinta? Oh maaf, itu
Bab nya lain (nanti kita bahas). Tetapi cinta yang tulus tidak akan pernah
merasa dirugikan walaupun dia diputuskan, walaupun rasa kecewa itu tetap ada,
karena rasa kecewa itu manusiawi (kita ketemu di Bab selanjutnya).
Selamat mencintai, dan dicintai
Mari membangun cinta yang
melek~~~
Tags
T. Psikologi Cinta