Asal Usul Terapi Air dapat ditelusuri sejak zaman kuno. Terapi
air dipergunakan pertama kali pada zaman Mesir kuno. Selain itu, peradaban
Yunani dan Romawi juga melakukan hal yang sama. Penduduk Mesir menggunakan
minyak esensial dan bunga untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara
bangsa Romawi dan Yunani mempunyai kebiasaan berendam lama untuk rekreasi
sekaligus terapi (roman baths).
Pada abad 19 mulai dikenal kegunaan daya apung air
(buoyancy) yang bermanfaat untuk terapi latihan dalam air. Bangsa Yunani bahkan
membuat undang-undang yang mewajibkan mandi air dingin bagi masyarakatnya
dengan berbagai cara dikaitkan dengan mitologi mereka.
Air sebagai bagian terapi sudah dipergunakan oleh
Hipocrates dengan diwalinya penggunaan air sebagai modalitas sekitar tahun 500
SM. Hipocrates tercatat sebagai pemikir besar yang sudah menyadari sifat-sifat
fisiologis air, baik air panas maupun dingin, dapat digunakan dalam perawatan
sakit demam, tukak lambung, perdarahan dan dalam penyakit-penyakit operasi
serta medis. Hipocrates memahami fenomena reaksi karena ia mengamati bahwa
setelah seseorang mandi air dingin, tubuhnya dengan cepat mengembalikan
pansanya dan tetap hangat.
Pada tahun 1826, Prissnitz mengembangkan pusat terapi
air pertama di Grafenberg. Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai pendiri terapi
air (hydro-therapy). Terapi air merupakan metode paling klasik dalam perawatan
penyakit dan sudah dipergunakan sejak dulu oleh ras-ras primitive.