Sudahkah anda melihat bagaiaman uniknya toilet luar
angkasa yang sering dipakai oleh astronot? Dari Dailymail, Kamis (7/8/2014),
melalui video di YouTube, Green menjelaskan bagaimana astronot melakukan
aktivitas buang airnya. Ia mengungkapkan, mereka menggunakan sistem pipa hisap
khusus. Lalu sisa pembuangan dikirim ke International Space Station (ISS).
"Seperti yang Anda bayangkan, ini sedikit
rumit," kata Green dalam videonya. Sebagai perbandingan, toilet di Bumi
berdiameter 30-45 cm, sedangkan diameter toilet luar angkasa hanya berukuran 10
cm. Para astronot harus mengatur posisi duduk mereka supaya nyaman ketika
memenuhi panggilan alam ini.
"Toilet itu bekerja seperti vacuum cleaner, dengan
menggunakan tekanan udara diferensial untuk menyedot sisa buangan. Sisa
tersebut tidak dibuang ke luar angkasa, melainkan dibuang pada sebuah kapsul
dan dikirim ke bumi," jelas ilmuwan asal Montana tersebut.
Untuk aktivitas buang air kecil, masing-masing astronot
memiliki corong urine tersendiri yang ada pada selang adaptor. Ketika corong
digunakan, akan ada mesin yang menghisap urine keluar ke tangki khusus.
"Tentu rancangan alat ini berbeda bagi laki-laki
dan perempuan. Bagi astronot perempuan, hal ini lebih mudah," kata Green. "Mereka
(astronot wanita) dapat menempatkan corong langsung ke tubuhnya dan langsung
membuangnya. Sedangkan untuk laki-laki, mereka harus memegang corong untuk
membuang urine, mereka dapat terluka apabila memegang alat tersebut terlalu
dekat," tutur dia.
Toilet khusus tersebut memakan biaya yang tidak murah
karena fasilitasnya yang cukup kompleks. Satu toilet dihargai US$ 19 juta atau
sekitar Rp 223 miliar. Sedangkan biaya seluruh pembuatannya sebesar US$ 250
juta atau sekitar Rp 2,9 triliun.
Pada tahun 2008, para astronot menggunakan toilet dengan
sistem pemurnian dan penyaringan yang memungkinkan urine menjadi air, yang
dapat digunakan untuk minum dan mandi. Proses penyaringan tersebut menggunakan
penyuling berukuran besar untuk mendidihkan cairan dengan menggunakan gravitasi
buatan. Untuk ke depannya, NASA berharap dapat menghasilkan listrik dari urine,
yang dikenal dengan proses osmosis. Semoga dapat cepat terwujud.