Ada beberapa Penyakit akibat kebisingan yang dapat
timbul. Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan
ketulian. Gangguan akibat bising
juga dapat digolongkan menjadi
gangguan Analisis hubungan Auditory (gangguan terhadap pendengaran) dan gangguan non Auditory (gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performa kerja, stres dan kelelahan).Kebisingan dalam tingkat yang tinggi dapat mengakibatkan stress meningkat, tekanan darah meningkat dan
sakit kepala.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa tempat-tempat
industri yang bising mempunyai korelasi positif dengan tekanan darah
tinggi dan kehilangan pendengaran jika dibandingkan dengan tempat-tempat industri
yang tenang (Tallbott, 1990). Sebuah
study juga menunjukkan
bahwa kebisingan dapat membuat hipertensi.
Kebanyakan
dari studi ini menduga bahwa kebisingan
dapat menyebabkan berbagai macam perubahan fisiologi yangdapat mendukung
timbulnya penyakit.
Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:
Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis adalah
gangguan yang mula-mula
timbul akibat bising. Pada
awalnya fungsi pendengaran
agak terganggu, pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat
didengar jelas, sehingga efeknya bisa lebih buruk misalnya kecelakaan,
pembicaraan terpaksa berteriak yang
memerlukan tenaga ekstra
dan menambah kebisingan.
Pada umumnya, bising
bernada tinggi sangat
mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau
yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa
peningkatan tekanan darah
(± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstruksi pembuluh
darah perifer terutama pada bagian tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan
pucat dan gangguan sensoris. Bising
dengan intensitas tinggi
dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.
Hal ini disebabkan
bising dapat merangsang situasi reseptor
vestibular dalam telinga dalam
yang akan menimbulkan evek
pusing/vertigo. Perasaan mual,susah
tidur dan sesak nafas
disbabkan oleh rangsangan
bising terhadap sistem
saraf, Analisis hubungan keseimbangan
organ, kelenjar endokrin,
tekanan darah meningkat, sistem pencernaan
dan keseimbangan elektrolit.
Kebisingan lingkungan juga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Tempat-tempat industri sering mendapatkan protes dari warga sekitar karena
sering menyebabkan mereka
sakit kepala, mual, ketidakstabilan, iritasi, kecemasan,
impotensi, danperubahan perasaan dan mood (Bing-Shuang, Yue-Lin-Yuen-Yi, &
Zhu-bao 1997). Suara pesawat
terbang juga merupakan
hal yang paling
sering mendapat protes dari warga
yang tinggal di sekitar bandara.
Penelitian oleh Karl
D. Kryter, Ph.D
mengenai respon fisiologis akibat
bising yang dilakukan
terhadap manusia dan hewan
menemukan bahwa bising
yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan fisiologis diantaranya
peningkatan denyut nadi
(jantung berdebar), peningkatan frekuensi
pernapasan, gangguan pencernaan
dan gangguan lainnya.
Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa
rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, dan
cepat marah. Bila
kebisingan diterima dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa
gastritis, jantung, stres, kelelahan,
kejengkelan, menganggu dan
menurunkan performa kerja dan lain-lain.
Bising dapat menjadi stressor yang
menyebabkan orang yang mendengarnya merasa
tidak nyaman. Gangguan
fisik dapat berupa rusaknya organ
pendengaran kita. Tiga dimensi yang mempengaruhi betapa mengganggunya sebuah
noise adalah:
- Volume: suara yang melebihi 80 desibel dapat menyebabkan gangguan bagi manusia. Semakin keras suara yang dihasilkan maka kemungkinan menyebabkan gangguan semakin besar.
- Prediktabilitas: Suara yang mengagetkan sering menyebabkan kita menjadi tidak nyaman. Suara yang mengagetkan atau suara yang tidak diprediksi lebih memungkinkan menyebabkan gangguan daripada suara yang sudah diprediksi.
- Kontrol dari persepsi: Suara yang dapat kita kontrol lebih dapat meminimalisir gangguan daripada suara yang tidak dapat kita kontrol.
Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya
disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang
kurang jelas)atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus
dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya
pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya
kesalahan karena tidak
mendengar isyarat atau tanda
bahaya. Gangguan komunikasi
ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan
seseorang.
Pada lingkungan kerja
yang bising yaitu
dengan tingkat kebisingan lebih
dari 78 dB(A), percakapan dengan rekan kerja
akan sulit dan hanya bisa sebentar saja dan biasanya harus berjarak
minimal 1 meter, sedangkan percakapan yang cukup lama, tingkat kebisingan di sekitar
lingkungan harus dibawah 78 dB(A).
Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa
atau melayang, yang
dapat menimbulkan gangguan fisiologis
berupa kepala pusing (vertigo), mual-mual dan lain-lain.
Efek Pada Pendengaran
Dari seluruh gangguan
yang disebabkan oleh
kebisingan, pengaruh utama dari
bising pada kesehatan
adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan
tuli progresif dan efek
ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zamandulu. Mula-mula efek
bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat
sesudah pekerjaan di area bising dihentikan.
Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus
di area bising
maka akan terjadi
tuli menetap dan tidak
dapat normal kembali,
biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin
meluas kefrekuensi sekitarnya dan
akhirnya mengenai frekuensi
yang biasanya digunakan
untuk percakapan.
Tuli sementara (Temporary Treshold Shift =TTS)
Diakibatkan pemaparan terhadap
bising dengan intensitas tinggi. Seseorang
akan mengalami penurunan
daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu
pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat
secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.
Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)
Diakibatkan waktu paparan
yang lama (kronis),
besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
- Tingginya level suara
- Lama paparan
- Spektrum suara
- Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar
- Kepekaan individu
- Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabiladiberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya.
- Keadaan Kesehatan
Trauma akustik
Trauma akustik adalah
setiap perlukaan yamg
merusak sebagian atau seluruh
alat pendengaran yang
disebabkan oleh pengaruh pajanan
tunggal atau beberapa
pajanan dari bising dengan intensitas
yang sangat tinggi,
ledakan-ledakan atau suara yang
sangat keras, seperti
suara ledakan meriam
yang dapat memecahkan gendang
telinga, merusakkan tulang
pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
Prebycusis
Penurunan daya dengar
sebagai akibat pertambahan
usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua
orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya
dengar pada nada
tinggi). Gejala ini harus
diperhitungkan jika menilai
penurunan daya dengar akibat
pajanan bising ditempat kerja.
Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran. Gejala yang
ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala
tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat
berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).