Menurut Heru
(2008) manfaat terapi murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-quran)
antara lain: (1) Mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Quran dengan tartil akan mendapatkan ketenangan
jiwa, (2) Lantunan Al-Quran secara fisik mengandung unsur suara manusia,
suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling
mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan
hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan
rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju
pernafasan yang lebih dalam atau lebih
lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang
lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.
Terapi bacaan Al-Quran dapat berpengaruh adanya
perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak
jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan adanya
relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya
pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi
dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi murottal bekerja pada otak, dimana ketika didorong
oleh rangsangan dari luar (terapi Al-Quran), maka otak memproduksi zat kimia
yang disebut neuropeptide.
Molekul ini mengangkutkan kedalam reseptor-reseptor
mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa
kenikmatan atau kenyamanan (O’Riordon, 2002). Penelitian yang dilakukan
Widhowati (2010) menunjukan bahwa terapi audio murottal surat Ar Rahman lebih efektif
dalam menurunkan perilaku kekerasan di RSJD. Hady, Wahyuni, & Purwaningsih
(2012) membuktikan adanya pengaruh terapi murottal terhadap perkembangan anak
autis dengan memperdengarkan rekaman Surat Al Baqarah.