Praktik Diet Penurunan Berat Badan ada beberapa macam. Diet
penurunan berat badan yang sesuai dan
sehat seharusnya dikonsultasikan terlebih dahulu pada ahli gizi maupun dokter. Praktik diet penurunan
berat badan yang sehat memiliki tiga komponen yaitu mengontrol asupan energi,
khususnya asupan lemak, meningkatkan pemakaian energi dengan aktivitas fisik
dan mempertahankan kebiasaan tersebut agar berat badan tetap stabil.
Diet penurunan berat yang sehat dapat dikarakteristikan sebagai berikut:
- Asupan makanan tetap mengikuti pedoman piramida makanan (Food Guide Pyramid), pemilihan makanan yang rendah lemak atau non-fat dan kecukupan cairan (6-8 gelas per hari).
- Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dan hindari makan dalam jumlah banyak dalam satu waktu (binge eating).
- Penurunan berat badan yang terjadi jangan terlalu cepat atau ekstrim. Penurunan berat badan yang terjadi tidak boleh lebih dari 2 pon/minggunya, karena akan menimbulkan stres pada tubuh.
- Diet harus sesuai dengan kondisi individu masing-masing, hindari rasa lapar dan lelah. Kecukupan energi minimal 1200-1500 kkal/hari supaya tidak terjadi defisiensi vitamin dan mineral.
- Konsumsi makanan sehari-hari, hindari produk makanan yang menjanjikan dapat menurunkan berat badan dengan cepat.
- Melakukan olahraga yang intensif, istirahat yang cukup dan mengurangi stres.
- Setelah penurunan berat badan tercapai hendaknya tetap memelihara pola makan dan latihan fisik supaya dapat meningkatkan kesehatan (Sizer dan Whitney,2006).
Diet penurunan berat badan yang sesuai dan sehat bisa
dilakukan dengan cara melakukan latihan fisik untuk mengontrol berat badan,
peneliti berpendapat kemampuan seseorang dalam meningkatkan latihan fisik
sehari-hari dapat mengurangi akumulasi lemak dalam tubuh. Strategi diet dengan meningkatkan asupan
makanan dan aktivitas fisik dengan tujuan mengontrol berat badan dan supaya
lebih sehat bagi perempuan sangat dianjurkan (Malinauskas., et.al.,2006).
Hal di atas merupakan praktik diet yang sesuai dan
sehat, namun berdasarkan studi-studi penelitian yang telah dilakukan menemukan
berbagai macam praktek diet yang banyak dilakukan oleh remaja. Berdasarkan
penelitian Neumark-Sztainer et.al (2002) dan Krowchuk et.al (1998) menyebutkan
bahwa macam-macam praktik diet penurunan berat badan terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
Diet sehat
Perilaku diet yang
sehat masih memenuhi kebutuhan
gizi seseorang perharinya dan penurunan berat badan yang terjadi masih dalam
batas normal. Praktek diet yang sehat misalnya perubahan perilaku makan dengan
mengurangi asupan lemak dan membatasi
asupan energi, mengurangi makanan cemilan dan meningkatkan aktivitas fisik/berolahraga.
Diet tidak sehat
Perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan umumnya dengan cara
mengurangi asupan makanan dan mengurangi frekuensi makan, sehingga kebutuhan
zat gizi perharinya tidak terpenuhi. Praktik diet tidak sehat misalnya
dengan melewatkan waktu makan (sarapan, makan
siang dan makan malam) dan berpuasa.
Remaja putri yang sedang berdiet biasanya melewatkan waktu makan, survey
NASH menemukan bahwa 18% remaja putri (kelas 8-10) melewatkan sarapan pagi, 7%
melewatkan makan siang, dan 1% melewatkan makan malam sepanjang minggu
(Krummel,1996). Penelitian Koff dan Rierdan dalam Krowchuk (1998) yang
dilakukan terhadap 206 remaja putri di tingkat 6 menyebutkan bahwa 50% yang berdiet
melewatkan waktu makan dan 20% berpuasa.
Menurut Brown (2005), perilaku diet yang tidak sehat seperti melewatkan waktu
makan, asupan energi yang dibatasi ketat
akan berhubungan dengan defisiensi nutrisi penting seperti kalsium.
Kecukupan asupan kalsium selama masa remaja merupakan hal yang penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan karena kalsium merupakan mineral yang
dibutuhkan dalam pembentukan massa tulang (peak bone mass) terjadi pada masa
remaja serta kalsium mengurangi risiko terjadinya osteporosis dan fraktur di
masa mendatang (Brown,2005).
Namun Penelitian Macdonald dan rekan dalam Krowchuck et.al (1998) menemukan
remaja putri yang berdiet untuk menurunkan berat badannya membatasi asupan
makanan tertentu seperti susu atau produk susu, yang merupakan sumber kalsium
paling penting.
Diet Ekstrim
Diet penurunan berat badan yang ekstrim sangat berbahaya dampaknya bagi
tubuh karena umumnya memakai produk atau substansi untuk mempercepat proses
penurunan berat badan (seperti penggunaan pil diet, pil pelangsing, pil penurun
nafsu nakan, obat pencahar yang bersifat laksatif dan diuresis dan diikuti
dengan perilaku kesehatan yang buruk misalnya dengan memuntahkan makanan dengan
sengaja (vomiting), olahraga/latihan fisik yang
berlebihan. Diet ekstrim yang dilakukan seseorang biasanya menimbulkan
perilaku kesehatan buruk lainnya. Menurut Krowchuk (1998) remaja putri yang
melakukan diet ekstrim (vomiting dan penggunaan produk laksatif) berhubungan
dengan perilaku merokok dan alkohol, hal ini dilakukan untuk menekan nafsu makan.
Penelitian yang dilakukan oleh Neumark-Sztainer et.al (2002) menemukan bahwa
perilaku diet yang tidak sehat maupun yang ekstrim dilakukan khususnya pada
remaja putri yang overweight.
Menurut studi yang dilakukan Wharthon, et.al (2008)
macam-macam praktik penurunan berat badan pada umumnya dilakukan dengan cara melakukan
latihan fisik, berdiet dengan membatasi asupan makanan, menggunakan kombinasi
berdiet dengan latihan fisik, dan
perilaku diet yang ekstrim seperti menggunakan pil diet, berpuasa, menggunakan
produk laksatif dan memuntahkan kembali makanan. Perilaku diet penurunan berat
badan yang dilakukan pada remaja putri biasanya membatasi asupan makanan secara berlebihan dan terus berkelanjutan,
makan banyak disatu waktu dan
memuntahkan kembali (binge eating).
Tags
Gizi dan Nutrisi