Perkembangan Citra raga merupakan bagian dari konsep
diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Burns (dalam Rachmadiana, 2000)
mengatakan bahwa konsep diri bukan bawaan, namun berkembang dari pengalaman
diri. Anak mengembangkan beberapa karakteristik pada usia awal perkembangan
yang akan menetap dengan baik meskipun dapat berubah pada tahun-tahun
berikutnya. Salah satu dari karakteristik tersebut adalah citra raga. Citra
raga menunjuk pada kesan yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya. Kesan tersebut
berkembang seiring dengan sensitivitas persepsi, pengalaman dan sebagainya.
Citra raga yang dimiliki oleh seseorang tersebut sangat berkaitan dengan
keterlibatan pada aktivitas tertentu dan kemungkinan sukses (Singer, 1980).
Harriet William (dalam Singer, 1980) mengemukakan ada
tiga komponen pokok dalam perkembangan citra raga individu, yaitu sensori
motorik, konseptual dan perasaan. Kesadaran tubuh pada awalnya berangkat dari
umpan balik yang diterima anak dari aktivitas yang dilakukannya. Indera
memberikan input atau masukan yang membantu anak untuk belajar secara lebih
banyak tentang tubuhnya.
Adanya perkembangan tersebut, anak mulai belajar untuk memverbalisasi
dan mengkonseptualisasi tentang diri, pengalaman diri dan lingkungannya. Pada
saat yang sama sikap tubuh mulai berkembang. Bermacam-macam pengalaman yang
dipelajari anak untuk diterima dan menerima kenyataan akan meningkatkan citra
raga secara lebih akurat. Pengalaman yang menyenangkan seperti kepekaan dan kualitas
pengasuhan akan membawa pada citra raga yang positif. Perkembangan citra raga
tergantung pada hubungan sosial dan merupakan proses yang panjang dan
seringkali tidak menyenangkan (Schilder, dalam Wulandari, 2000).
Dapat disimpulkan bahwa citra raga merupakan bagian dari
konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan berkembang dari
pengalaman diri.
Tags
Perkembangan Remaja