Wolman (dalam Andriyani,1991), mengemukakan pengertian
citra raga adalah gambaran mental raga seseorang yang berasal dari sensasi
internal, emosi-emosi, fantasi, perawatan tubuh serta pengalamannya dengan obyek-obyek
luar serta orang lain. Citra raga juga dapat dikatakan sebagai gambaran
taksiran internal tentang raga seseorang yang secara luas ditentukan oleh cara
orang berpikir tentang hal tersebut bila dilihat oleh orang lain. Schonfeld
(dalam Clarke-Stewart dan Koch, 1983) menambahkan bahwa citra raga adalah
konsep tentang fisik, perasaan tentang fisik berdasarkan pengalaman dari
tubuhnya yang lalu dan sekarang, yang nyata maupun fantasi.
Citra raga pada umumnya merupakan wadah atau ide atau
pikiran dari tubuh, yang berubah menurut informasi yang diterima. Konsep citra
raga merupakan konsep yang komplek, yaitu yang terdiri dari kepribadian
seseorang, karakter, tubuh dan penampilan. Citra raga ini dianggap penting
untuk proses evaluasi diri dan dalam perkembangan konsep diri (Eysenk dkk,
dalam Wulandari, 2000) Garrison (1975) mengatakan bahwa citra raga merupakan
suatu istilah yang menunjuk pada tubuh sebagai suatu pengalaman psikologis yang
terfokus pada perasaan yang dimiliki individu, penilaian dan sikap-sikapnya terhadap
tubuhnya. Senada dengan Garrison, Franzoi dan Shields (dalam Hartantri, 1998)
menambahkan bahwa individu tidak hanya menggunakan penilaian atau taksiran
secara global atau keseluruhan, tetapi juga mengevaluasi tubuhnya dari sudut
pandang bagian-bagian dimensi yang terpisah. Penilaian tersebut melibatkan
faktor daya tarik, perhatian pada proporsi tubuh, dan stamina serta kesehatan
fisik.
Penilaian fisik memang hal yang relatif, tetapi hal ini
dapat diukur dari respon dan pendapat lingkungan sosialnya. Persepsi diri
terutama terhadap keadaan fisiknya, dipengaruhi atau ditentukan oleh cara
pandang orang lain melalui pola interaksinya (Retnowati, 1985). Orang lain di
sini adalah orang-orang yang mempunyai hubungan dekat. Menurut Dion (dalam
Hurlock, 1991), penampilan fisik seseorang beserta identitas seksualnya
merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah dikenali oleh orang
lain dalam interaksi sosialnya.
Citra raga menggambarkan perasaan yang dimiliki individu
tentang keadaan fisik dirinya. Hal itu berarti bahwa gambaran yang lebih
positif mencerminkan bahwa individu lebih puas terhadap dirinya dan akan
berperan dalam keberhasilan pada perbuatan atau aktivitas yang dilakukan
(Singer, dalam Widyaningsih, 1997).
Jersild (dalam Setyaningsih, 1992) mengemukakan bahwa
sejak masa remaja individu ingin mencapai penampilan fisik yang baik, dan citra
raga berperan penting dalam mengevaluasi dirinya. Evaluasi diri terhadap raga
ini akan mempengaruhi penampilan dan selanjutnya juga dapat mempengaruhi segi kepribadian,
termasuk harga dirinya.
Davis, dkk (1994) mengemukakan bahwa makna utama citra
raga, khususnya bagi wanita adalah penampilan fisik wanita yang sesuai dengan
figure kecantikan yang ideal dan memiliki daya tarik fisik sesuai budaya.
Banyak wanita yang sudah cantik masih merasa kurang sempurna, karena tiap orang
memiliki standar yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui secara garis
besar, pengertian citra raga adalah pandangan seseorang terhadap bagian-bagian
tubuhnya maupun terhadap fisik secara keseluruhan berdasarkan penilaian diri
sendiri. Citra raga merupakan hal-hal yang berkaitan dengan usaha untuk
mendapatkan daya tarik fisik, dimana seseorang mulai mengembangkan pikirannya
terhadap bentuk raga. Selanjutnya bentuk raga ini berpengaruh secara langsung
pada seseorang dalam hal menilai dirinya, apakah itu menyenangkan atau tidak.
Tags
Perkembangan Remaja