Dampak Diet Penurunan Berat Badan sangat besar. Diet penurunan berat badan yang
dilakukan pada masa remaja akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan fisik,
perkembangan psikososial, ketidakcukupan asupan gizi (seperti kalsium, zat besi), mempengaruhi
status kesehatan, terganggunya kesehatan mental
seseorang (capek, cemas, depresi dan malas), perilaku diet juga
merupakan awal indikasi dan berkembangnya perilaku makan menyimpangan (eating
disorder) (Neumark-Sztainer dan Hannan,2000).
Diet mempengaruhi ketidakcukupan asupan zat gizi khususnya kalsium dan besi.
Pada remaja putri yang sedang berdiet banyak yang berhenti minum susu dan
asupan makanan lain juga dibatasi sehingga tubuh mengalami defisiensi kalsium
dan proses pertumbuhan tulang tidak optimal. Wanita muda yang tidak cukup
mengkonsumsi kalsium lebih berisiko mengalami osteoporosis di masa mendatang.
Remaja putri sangat rentan mengalami anemia, karena memiliki siklus menstruasi.
Bagi remaja putri yang melakukan diet penurunan berat badan, mereka menghindari
makanan yang berprotein tinggi, berkalori tinggi dan berlemak. Hal ini akan
memperparah risiko anemia, karena sumber besi yang paling berkualitas berasal
dari daging, biji-bijian dan serealia (Wardlaw, 1999).
Remaja putri yang melakukan diet ekstrim akan
menimbulkan gejala perilaku makan menyimpang, mereka melakukan ini dengan
asumsi dapat mempertahankan berat badan yang sudah turun supaya tidak naik
kembali. Perilaku diet penurunan berat badan
yang tidak sehat akan mempengaruhi keadaan gizi remaja menjadi
buruk, mengalami gangguan metabolisme
gizi, dan akan berdampak panjang pada status kesehatannya di saat remaja
tersebut sudah dewasa bahkan dapat menimbulkan kematian (French, et.al,
1994).
Berdasarkan studi French, et.al (1995) perilaku diet
penurunan berat badan akan berdampak menimbulkan eating disorder yang mengarah pada meningkatnya
risiko kardiovaskular dan kematian,
sedangkan diet ekstrim juga berbahaya karena menyebabkan seseorang lemah
konsentrasi, mengalami gangguan tidur, periode menstruasi terganggu, retardasi
pertumbuhan fisik dan seksual, meningkatnya penggunaan rokok, alkohol dan
obat-obatan. McDuffie dan Kirkley dalam Krummel (1996) menyatakan pembatasan
asupan yang berlebihan (berdiet) akan menimbulkan kekurangan energi dan kelaparan. Apabila dalam proses
diet penurunan berat badan tidak sesuai
harapan atau tidak lancar akan memicu
timbulnya stres, depresi, cemas atau rasa tidak sabar, kompensasi perasaan
tersebut umumnya dengan berhenti berdiet dan menjadi obesitas atau berdiet
kronis yang diikuti dengan puasa atau perilaku purging (Kurnia,2008).
Berdasarkan berbagai penelitian dan studi di atas risiko meningkatnya kasus
perilaku makan menyimpang (eating disorder) seperti anorexia nervosa dan bulimia
nervosa merupakan dampak yang banyak terjadi di dalam masalah praktik diet
penurunan berat badan. Menurut Tiemeyer dalam Kurnia (2008) berdiet merupakan
penyebab seseorang memiliki perilaku makan menyimpang.
Seseorang yang berdiet secara moderat memiliki risiko 5
kali lebih besar untuk mengalami perilaku makan menyimpang dan berdiet sangat
ketat memiliki risiko 18 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak
berdiet. Patton dan rekan dalam Brown (2005) menemukan dalam studinya bahwa
Relative Risk dari orang yang berdiet untuk mengalami perilaku makan menyimpang
8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berdiet.
Kasus perilaku makan menyimpang yang umum terjadi pada
remaja putri adalah:
Anorexia Nervosa
Menurut Wardlaw (1999)
anorexia nervosa adalah suatu
bentuk perilaku makan menyimpang, umumnya sisi psikologis penderita sudah mengalami
distorsi citra tubuh yang berasal dari berbagai macam tekanan sosial sehingga
berdampak pada perilaku makan atau tindakan menolak rasa lapar dan melaparkan
diri. Menurut Gilbert dalam Kurnia (2008) menyatakan bahwa anoreksia nervosa adalah suatu keadaan dimana
penderitanya, biasanya perempuan, menolak untuk makan dalam jumlah yang cukup
untuk memelihara berat badan yang normal sesuai dengan tinggi badannya.
Berdasarkan American Psychiatric Association dalam Brown (2005) seseorang
dikatakan mengalami anorexia nervosa
jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Timbulnya rasa takut jika berat badan mengalami kenaikan, dan tetap merasa gemuk walaupun tubuhnya dalam kondisi kurus.
- Menolak menjaga berat badan pada atau di atas batas minimal berat badan untuk usia dan tinggi badan, penderita masih bercita-cita menjadi lebih kurus dari IMT normal.
- Terjadi gangguan psikologis, menganggap kondisi kurus merupakan hal yang wajar dan merupakan bentuk tubuh yang ideal, anggapan seperti ini membuat penderita menyangkal kondisi kurus merupakan masalah yang serius.
- Mengalami gangguan haid (amenorrhea), tidak haid selama 3 kali siklus haid, berlaku bagi penderita yang sudah mengalami haid dan belum memasuki masa menopause.
Bulimia Nervosa
Pengertian
bulimia nervosa adalah suatu
perilaku makan menyimpang dimana penderitanya makan dengan jumlah yang sangat banyak
yang dimakan dalam satu waktu (binge eating) kemudian diikuti dengan
perilaku purging (dengan memuntahkan
makanan, penggunaan laksatif, diuretis, enema dan perilaku kompensasi lainnya) (Wardlaw,1999).
Menurut American Psychiatric
Association dalam Brown (2005), seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa, jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
- Mengalami episode binge eating yang berulang kali. Episode tersebut yaitu makan dengan porsi makan yang lebih banyak dibandingkan ukuran normal orang lain dengan periode yang tetap (contoh: setiap 2 jam) dan timbulnya perasaan tidak dapat mengendalikan nafsu makan atau tidak dapat menghentikan makan.
- Melakukan perilaku kompensasi yang tidak sehat (penggunaan laksatif, diuretis, enema, muntah dengan sengaja, puasa, latihan fisik berlebihan), hal ini dilakukan secara berulang kali supaya berat badan tidak naik
- Rata-rata episode binge eating dan perilaku kompensasi lainnya dilakukan setidaknya dua kali seminggu dalam tiga bulan.
- Penderita lebih cenderung merasa bersalah terkait dengan berat badan dan bentuk tubuhnya, mereka mengevaluasi diri dengan memperhatikan bentuk tubuh.
Tags
Gizi dan Nutrisi