Ada
banyak Kebohongan Dibalik Kampanye Kondom,salah satunya pernyataan dari Ibu
Menteri kita bahwa kondom sekarang tidak berpori jadi akan aman digunakan untuk
mencegah kehamilan dan virus HIV/AIDS. “Bila dipakai dengan tepat, benar dan
konsisten, sangat efektif, hampir 100%. (Karena, red) sekarang yang dipakai
adalah kondom dari latex yang tidak berpori, dan makin banyak bukti-bukti yang
menunjukkan efektivitas kondom untuk pencegahan penyakit maupun kehamilan yang
tidak direncanakan,” ujarnya.
Kontan
saja, pernyataan itu pun dibantah Dadang. “Saya bisa pastikan salah besar!
Karena kondom dibuat dari latex, berarti berserat berpori-pori. Kalau tidak
berserat dan tidak berpori-pori itu dari plastik. Ukuran pori-porinya 1/60
mikron, kecil sekali. Kondom dirancang untuk Keluarga Berencana, untuk mencegah
sperma. Ukuran virus di banding sperma 1/450 kali lipat. Jadi virus HIV sangat
kecil sekali di banding sperma yang bentuknya seperti kecebong itu.”
Dadang
pun menyatakan penelitian di Indonesia lima tahun yang lalu untuk KB dengan
kondom gagal 20 persen. “Apalagi untuk HIV/AIDS! Sekarang kenyataannya, dengan
menggunakan kondom ternyata semakin banyak pula yang terkena HIV/AIDS, padahal
kampanye sudah bertahun-tahun, pengidap HIV/AIDS semakin banyak bukannya
menurun.”
Ia
juga menyebutkan hasil penelitian lain. “Di Amerika, 1/3 jumlah kondom yang
beredar di pasar bocor. Kesimpulan dari penelitian dari Badan POM di Amerika
tahun 2005, tidak dikampanyekan lagi kondom karena mulai gagal. Kondom untuk
sperma bukan untuk virus HIV yang sangat kecil,” pungkasnya.
Menurut
Dadang, jadi solusi yang tepat adalah diadakannya kampanye keimanan dan sanksi
yang tegas bagi pelaku zina. “Solusinya seharusnya ditingkatkan keimanan dan
sanksi bagi yang berzina. Aneh, kalau pakai narkoba dilarang kalau seks bebas
tidak dilarang. Di mana logikanya? Tidak masuk akal! Ini kondom hanya untuk
orang yang kurang iman, yang beresiko. Mengapa kita memberi peluang pada resiko
itu? Jangan diberi peluang!” tegasnya dengan nada semakin meninggi.
Psikiater
Prof. Dr. Dadang Hawari dengan tegas membantah argumen Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi dalam menanggulangi HIV/AIDS. “Jadi beliau ini salah besar! Saya
berani katakan demikan,” tegasnya kepada mediaumat.com, Ahad (1/12) melalui
sambungan selular.
Dari
Washington DC Menkes Nafsiah menyatakan kepada mediaumat.com alasan mengapa
digelar Pekan Kondom Nasional (PKN). “Bagi orang yang kurang kuat imannya dan
tetap mau melakukan perilaku seks berisiko, paling tidak, usahakan untuk tidak
tertular dan menularkan penyakit, artinya selalu pakai kondom,” katanya.
Jadi,
menurutnya, yang menjadi sasaran dalam PKN yang digelar pada hari ini hingga 7
Desember mendatang adalah kantong-kantong seks beresiko. “Semua yang melakukan
seks berisiko, terutama laki-laki dan perempuan di tempat-tempat pelacuran atau
seks berisiko,” tegasnya.
Mendengar
alasan itu, psikiater terkemuka di Indonesia ini pun di ujung sambungan telepon
menjawab dengan nada tinggi: “Kalau untuk ‘orang yang tidak beriman’ dibikin
beriman dong, jangan dikasih fasilitas. Ini difasilitasi untuk berzina.
Seolah-olah berzina itu halal, padahal haram. Meskipun pakai kondom, tetap
haram, jajan tetap haram!”