Pagi
ini sarapanku ditemani dengan sepiring nasi goreng, ntah kenapa setiap makan
nasi goreng ingatanku tertuju padamu bunda. Teringat kisah pada buku yang
berisikan tentangmu sewaktu engkau masih hidup bunda. Buku “Mutiara yang Telah Tiada”,bunda engkau sungguh wanita inspirasiku dizaman ini,setelah Ibunda
kandungku. Bunda aku teringat dibuku itu, waktu tahun awal-awal bunda menikah,
bunda selalu menunya Nasi goreng karena keterbatasan keuangan dan karena suami
bunda juga masih kuliah ketika menikah dengan bunda. Rumah bunda tiada
perlengkapan rumah tangga yang bagus, bahkan kursi diruang tamupun tidak ada. Bunda
begitu sederhanya engkau dan menerima keadaan itu dengan bersabar, lapang dada
dan bahagia dengan suami yang telah Allah pilihkan untukmu.
Bunda
walau kita tak pernah bersua, tapi namamu dan wajahmu dapat ku kenal dari
video-video ceramahmu atau seminarmu, dari buku-buku tentangmu dan dari kisahmu
yang membuatku bangga mengenali bunda sepertimu. Bunda,Allah karuniakan
kesehatan padamu untuk bisa memilki 13 orang anak dan mendidiknya jadi insan
yang hebat dimataNya dengan al-qur’an yang mulia, engkau jadikan mereka
generasi qur’ani, generasi penghafal qur'an. Subhanallah bunda, engkau berhasil memiliki anak yang
dicintai Allah, dan engkaupun juga adalah ahli qur’an yang setiap hari bisa
membacanya sampai 3 juz walaupun engkau begitu sibuk dengan tugasmu sebagai ibu
rumah tangga bagi anak-anakmu, sebagai perempuan dengan memegang peran dalam
struktur pemerintahan, sebagai majikan yang hatinya lembut kepada pembantumu dan juga murah hati kepada siapapun yang membutuhkan pertolonganmu dan juga
engkau ahli sadaqoh, yang kalau tidak salah ketika parkiran engkau lebih
memberikan uang dollarmu daripada uang 10 ribu yang tersisa didompetmu kepada
satpam. Kalau aku?? Mungkin aku akan mencari recehan seribuan ketimbang melihat
uang yang besar nominalnya. Duhai bunda begitu pemurahnya dirimu.
Selain
itu bunda, engkaupun begitu lembut kepada tanaman. Dibuku yang kubaca
tentangmu, ketika melati itu tak berbunga, engkau mencoba untuk selalu setiap
pagi mengucapkan salam kepadanya, kepada melati itu. Subhanallah, mereka pun
bahagia mendapat salam darimu, sehingga mereka selalu bermekaran ditaman
rumahmu. Bunda,mungin tak ada cacat akhlak yang kutemukan padamu, tapi engkau
tetaplah manusia biasa, yang ketika engkau tidak enak hati dengan suamimu,
tidak sampai 5 menit kalianpun bisa berbaikan lagi dan keromantisanmu yang
lainnya yang aku ketahui bahwa engkau sellau bergandengan tangan dengan suamimu
ketika hendak tidur. Bunda, sungguh sakinahNya ada pada keluarga qur’animu.
Dan
masih banyak lagi akhlak santunmu pada yang lainnya juga, Semoga Allah
menempatkanmu disisi pada Shohabiyah-Shohabiyah disyurga dan bidadariNya sejak
2011 kepulanganmu kepangkuanNya . Hingga dikematianmu yang berujung tragis dikecelakaan,
engkau masih tetap tersenyum menemui Robbmu dengan jasad yang sudah diangkat ruhmu disisiNya,
semua orang menangisi kepergianmu. Karena kesederhaanmu semasa hidup, bahkan
makammu pun tak perlu riasan yang mahal ataupun megah, cukup tanah dan nisan
yang dari pahatan kayu. Subhanallah bunda, engkaulah permata tarbiyah yang
telah hilang, yang kini aku rindukan engkau bunda ditiap-tia do’aku. Jika bukan
didunia ini Allah tidak mempertemukan kita, semoga disyurga aku bisa berjumpa
denganmu bunda. Mungkinkah?? Sungguh akhlakmu sangat menginspirasiku bunda,
rinduku padamu bunda permata tarbiyah.