Tulisan
“Istri Anda Ingin Dimengerti” ini dari seorang penulis yang tidak asing
lagi namanya yakni pak Cahyadi Takariawan, tulisan ini dimuat di kompasiana.com pada
14 oktober 2013. Yuuk….kita simak pembahasan menarik tentang ini
Saya
sering membuat kuis sederhana dalam acara-acara pelatihan keluarga. Salah satu
pertanyaan dalam kuis sederhana itu adalah, “Apa yang diharapkan isteri dari
suaminya?” Saya meminta para isteri yang menjawab pertanyaan tersebut dalam
lembaran kertas. Ternyata, sangat banyak yang menyatakan, ingin dimengerti oleh
suaminya.
Para
isteri sangat menginginkan suami yang penuh pengertian. Suami yang bisa
mengerti dan memahami kondisi isteri. Bisa menerima kekurangan dan kelemahan
isteri. Bisa mengerti dan memahami kesedihan isteri. Wujud dari pengertian ini
adalah tidak cepat marah, tidak cepat mengkritik, tidak mencela kekurangan dan
kelemahan isteri, serta tidak membandingkannya dengan perempuan lain.
Selanjutnya, wujud dari pengertian adalah memberikan bantuan dan back up yang
diperlukan isteri untuk menjadi lebih baik.
Mengerti Kondisi Isteri
Richard
Carlson dalam buku “Don’t Sweat the Small Stuffs” menceritakan fenomena
“sepuluh menit terakhir” yang relevan dengan tema pembahasan kita kali ini.
Pada hari Minggu, suami dan isteri telah bersepakat akan bepergian pada jam
sembilan pagi. Suami sudah siap di mobil seperempat jam sebelumnya. Ia tidak
ingin terlambat menghadiri acara. Namun kurang sepuluh menit dari jam sembilan,
sang isteri belum siap. Ia masih sibuk dengan urusan rumah dan belum segera
keluar menuju mobil.
Suami
segera memanggil dan mengingatkan sang isteri agar bersegera, dengan membunyikan
klakson berkali-kali.
“Cepat
Ma, ini sudah kurang sepuluh menit…” teriak suami.
Namun
sang isteri belum juga segera siap. Dengan marah, sang suami kembali masuk ke
rumah dan mengungkapkan kejengkelannya.
“Mama
selalu saja lelet…. Ini kan sudah jam sembilan, kenapa belum juga siap ?”
“Apa
Papa tidak mengerti, dari tadi Mama kan tidak menganggur… Mama kan tidak bisa
menginggalkan rumah dalam keadaan berantakan. Mama harus bereskan dulu dapur
baru bisa pergi. Papa sih enak, mau pergi langsung pergi begitu saja….”
Kemarahan
suami tersebut menandakan kurangnya pengertian akan kondisi isteri. Jika ia
suami yang penuh pengertian, maka ia tidak perlu marah dan jengkel atas suasana
tersebut. Bahkan ia akan membantu sang isteri membersihkan dapur, sehingga
semua bisa segera selesai dan sang isteri bisa mempersiapkan diri untuk
bepergian. Dengan kemarahan suami tersebut, isteri merasa tidak nyaman. Karena
ia bekerja untuk kebaikan keluarga, namun bukan mendapat pujian atau bantuan,
justru mendapatkan kejengkelan dan kemarahan.
Satu
jam sebelum pukul sembilan, mestinya suami segera membantu isteri untuk
membereskan urusan rumah. Dengan demikian, isteri tidak akan terbebani untuk
membersihkan dapur sendirian. Karena isteri memerlukan waktu setengah jam untuk
bersiap-siap bepergian. Dengan bantuan itu, isteri merasa mendapat perhatian
dari suami, dan hal itu akan sangat membahagiakan hatinya.
Bisa Mengerti Kekurangan dan
Kelemahan Isteri
Suami
yang penuh pengertian, bisa menyediakan ruang toleransi untuk kekurangan dan
kelemahan isteri. Karena memang tidak ada manusia sempurna. Semua orang pasti
memiliki kekurangan dan kelemahan, sebagaimana juga pasti memiliki sisi
kelebihan dan kebaikan. Maka isteri akan sangat senang dan merasa bahagia,
apabila suami mampu mengerti dan memahami kondisinya.
Isteri
anda pasti memiliki kekurangan dan kelemahan, namun menjadi tidak relevan jika
kekurangan dan kelemahan itu yang menjadi fokus perhatian anda terhadapnya.
Kenyataannya, kita semua juga memiliki kekurangan dan kelemahan, karena tidak
ada satupun manusia yang lepas dari sifat-sifat kemanusiaan. Maka, bisa
mengerti adanya kekurangan pada isteri, akan menjadi bagian yang sangat
menenteramkan hatinya.
Bentuk
pengertian atas kekurangan dan kelemahan ini adalah dengan membantunya
mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut. Bukan dengan mengejek, menghina,
merendahkan, melecehkan, ataupun memarahinya atas kekurangan dan kelemahan itu.
Ejekan, hinaan atau kemarahan suami, tidak akan bisa mengatasi kelemahan dan
kekurangan isteri. Namun dengan kesabaran dan penertian dari suami, akan
memberikan dukungan moral yang sangat berharga bagi isteri untuk menjadi lebih
baik lagi.
Maka,
berikan perhatian penuh kepada isteri, dan milikilah pengertian atas kondisi
isteri anda. Pasti anda akan disayang isteri selama-lamanya.
Tags
Islam