Di
pesawat yang membawa kami menuju Jeddah ada kejadian yang menggugah hati.
Di
tengah perjalanan tiba-tiba seorang nenek sakit. Wajar saja, 9 jam di dalam
pesawat dengan ful AC bukan perkara mudah, apalagi bagi nenek yang sudah
berusia lanjut.
Namun,
ada kejadian yang mengharukan. Tiba-tiba datang seorang lelaki paruh baya
dengan semangat ia melayani sang nenek. Dari mulai menyuapi makan, memijiti
pundaknya, sampai berdiri di samping sang nenek tak kurang dari 3 jam. Sampai
pesawat hendak landing, sang lelaki yang ternyata suaminya itu begitu ikhlas
berdiri. Tak kulihat rona kelelahan dalam hentakan pesawat yang bergelombang.
Sampai sang pramugari mempersilahkan sang bapak untuk duduk di tempatnya.
Di
arofah, saya melihat pasangan romantis ini kembali. Sang suami yang memang
sudah berumur, mencandai istrinya yang terlihat kelelahan biar semangat. Sang
nenek tersenyum bahagia nampaknya. Fenomena yang baru saya temukan.
Subhanallah, pelajaran yang
di dapat.
Kadangkala, cinta sejati tak
mesti berbentuk materi
Atau rangkaian kata manis
tanpa ruh,
Tapi kesiapan untuk
berkorban,
Keikhlasan untuk setia,
Kebersamaan dalam suka dan
duka,
Jauh lebih dahsyat untuk
merefleksikan makna cinta sejati.
Semoga
kita bisa mendapatkan jodoh terbaik, dan setia bersama dalam suka dan duka,
hingga menapaki surga. Aamiin.
Moga
bermanfaat!
Setia Furqon Kholid
Mekkah, 14 Dzulhijah 1434 H