Saya
menolak kontes putri-putrian, dan menghimbau wanita manapun agar tidak ikut.
Kenapa? Saya tidak akan membawa dalil agama dalam tulisan ini, saya akan
gunakan saja logika, biar sama kuat. Toh, kalaupun saya membawa agama,
frekuensi radionya sudah kadung berbeda.
Kenapa
saya menolak kontes putri-putrian? Simpel, hei, tidakkah kalian telah membaca
belasan novel Tere Liye, ratusan artikel, ribuan catatan, saya menulis tulisan
yang hendak memuliakan wanita. Kecantikan tidak pernah dinilai dari sisi fisik.
Saya menyanjung wanita agar mandiri, berpendidikan, percaya diri, dan semua
karakter positif lainnya. Saya menulis kisah Laisa dalam novel/film
Bidadari-bidadari Surga, meski beribu laki-laki bahkan melihatnya saja ogah,
karena Laisa pendek, gempal, rambutnya keriting, jalannya seperti robot, jari
tangannya tertekuk, tapi sungguh dia adalah bidadari surga dengan seluruh
pengorbanannya untuk adik-adiknya, untuk keluarganya. Hatinya yang cantik, maka
cantik sudah sisanya. Saya meletakkan karakter wanita begitu terhormat, memuji
mereka sebagai sosok yang amat penting, dalam banyak novel dan tulisan.
Saya
mendidik pembaca tulisan saya agar menyingkirkan menilai orang lain dari sisi
fisik. Mati-matian menanamkan pemahaman baik tersebut, mulai dari tidak
memandang rendah orang-orang di sekitar kita yang tidak cantik, atau bahkan
punya keterbatasan, hingga pemahaman bagaimana sebuah 'kecantikan' hakiki
tersebut. Bertahun-tahun saya melakukannya, terus menerus, lantas orang-orang
dengan mudahnya kemudian menanamkan pemahaman sebaliknya lewat kontes putri-putrian,
dengan gemerlap seolah hebatnya, padahal, sorry to say, kontes putri-putrian
adalah produk dari industri artifisial. Itu bisnis. Mulai dari bisnis kosmetik,
hingga positioning industri raksasa di belakangnya. Tidak pernah ada logika
kontes putri-putrian itu memuliakan wanita.
Maka,
apapun itu bentuknya, mulai dari Miss World, Miss Universe, hingga kontes
Puteri Kerudung, puteri muslimah, sama saja. Tidak ada bedanya. Mau mereka
bilang yang dinilai juga behaviour, brain, hei, lantas kenapa yang menjadi
finalis hanya wanita-wanita cantik saja? Mau mereka bilang yang dinilai bisa
mengaji, bisa ilmu agama, dsbgnya, kenapa yang ada di atas panggung hanya
wanita-wanita cantik menurut definisi umum saja? Tidak perlulah membumbui
hal-hal yang memang sejatinya kontes kecantikan. Semua kontes ini hanya urusan
bisnis, sponsor, tontonan, rating, kapitalisme yang berkedok.
Silahkan
jika ada yang punya pendapat berbeda. Itu hak semua orang. Sama berhaknya saya
mengemukakan pernyataan ini. Tetapi jika kalian menyukai dunia tulisan Tere
Liye, mengerti maksud tulisan-tulisan tersebut, kalian akan paham, kita tidak
boleh menilai orang lain dari fisiknya. Semua wanita terlahir cantik. Dan
cantiklah semua wanita yang memiliki pemahaman: bahwa keunggulan fisiknya tidak
akan diperlombakan, dipertontonkan, dan hal-hal yang jika dipikir lebih
mendalam, justeru merendahkan diri sendiri.
Salah
satu argumen peserta kontes putri-putrian macam Miss Universe itu adalah,
mereka bisa menaikkan turis mancanegara, meningkatkan pariwisata.
Well
yeah, mari kita lihat datanya, Kawan. Venezuela adalah negera yg memenangkan
Miss Universe 2008 dan 2009, kalian tahu berapa pertumbuhan turis mancanegara
mereka setelah wanita mereka menang? Minus 3%. Jepang yang memenangkan tahun
2007, pertumbuhan turisnya setelah menang, nol sekian persen saja.
Dan
Kanada, menang tahun 2005. Berikut data kunjungan turis di negeri itu:
19.145.000
2004
18.771.000
2005
18.265.000
2006
17.935.000
2007
17.142.000
2008
Menakjubkan,
sejak menang Miss Universe, kunjungan turis ke Kanada turun drastis dari 18juta
orang tinggal 17 juta orang. Di mana letak dampak kontes putri2an itu?
Saya
ingin sekali orang-orang yang mendukung kontes putri-putrian, membaca data-data
tersebut. Kita ini sedang diperdaya oleh
industri artifisial. Jangan-jangan kita sedang menjadi alat bisnis saja. Dan
sangat menyedihkan, jika mereka tidak tahu, kecil sekali, bahkan nihil saja
kontribusi kontes-kontesan ini bagi kemajuan pariwisata. Bagi pemilik televisi,
rating, sponsor, dsbgnya sih iya, maju bisnisnya.
Tulisan
ini hanya bagi yang mau memikirkan ulang banyak hal.