Ada
beberapa teknik isolasi dan pembenihan mikroorganisme di laboratorium. Karakteristik
mikroorganisme dapat dipelajari dengan baik jika kita memiliki biakan murni
(kultur murni). Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri dari satu
macam mikroorganisme. Untuk memperoleh kultur murni, kita harus dapat
menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium. Untuk kebutuhan tersebut harus
tersedia nutrisi dan keadaan lingkungan yang mendukung pertumbuhannya.
Hal
ini juga penting untuk mencegah masuknya organisme lain ke dalam kultur, seperti
organisme yang tidak diinginkan yang disebut kontaminan, yang terdapat dimana-mana.
Teknik mikrobiologi yang tepat diperlukan untuk menghindari kontaminan. Sekali
kultur murni diperoleh, selanjutnya kita dapat menggunakannya untuk meneliti
sifat biokimia, fisiologi, genetika , dan karakteristiknya.
Medium Biakan
Mikroorganisme
dapat dibiakan dalam air yang sudah ditambah dengan nutrien yang sesuai. Medium
biakan adalah larutan encer yang mengandung nutrien penting, yang menyediakan
kebutuhan bagi sel mikroba supaya dapat tumbuh dan menghasilkan banyak sel yang
serupa. Di samping sumber energi berupa senyawa organik dan anorganik atau
cahaya, medium biakan harus memiliki sumber karbon, nitrogen dan nutrien
penting lainnya. Medium biakan dapat disiapkan dalam keadaan cair maupun gel
(semi padat). Dari cair dapat diubah menjadi padat dengan penambahan agar.
Medium biakan yang mengandung agar dapat disimpan dalam bentuk lempeng pada
cawan Petri tertutup, dimana sel mikroba dapat tumbuh dan membentuk massa yang
terlihat sebagai koloni sel. Disamping itu medium biakan yang mengandung agar
dapat pula disimpan dalam tabung reaksi dengan kemiringan tertentu, dimana sel
mikroba dapat tumbuh dengan memberikan karakteristik pertumbuhan yang khas.
Konsep Biakan Murni
Medium agar merupakan substrat yang baik untuk
memisahkan campuran mikroba sehingga masing-masing jenis dapat terpisah. Teknik
yang sering digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada medium agar diharapkan
mikroba tersebut dapat tumbuh agak berjauhan dari sesamanya, juga setiap selnya
berhimpun membentuk koloni. Koloni merupakan sekelompok masa sel yang dapat
dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama; dianggap semua
sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili
sebagai biakan murni.
Postulat Koch
Percobaan Robert Koch dan para peneliti mikrobiologi lainnya di laboratorium membuktikan bahwa mikroba tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu pula dan hal ini telah menuntun pada kriteria yang mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch, dan menjadi pedoman tetap yang dipakai dalam mengungkap suatu agen penyebab penyakit sampai kini. Postulat Koch tersebut adalah:
Percobaan Robert Koch dan para peneliti mikrobiologi lainnya di laboratorium membuktikan bahwa mikroba tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu pula dan hal ini telah menuntun pada kriteria yang mendasari ditariknya kesimpulan semacam itu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch, dan menjadi pedoman tetap yang dipakai dalam mengungkap suatu agen penyebab penyakit sampai kini. Postulat Koch tersebut adalah:
- Mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi dengan penyakit tertentu
- Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium
- Biakan murni dari mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit yang sama dengan jenis penyakit yang disebabkan sebelumnya, bila disuntikan pada hewan yang rentan (suseptibel)
- Penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme penyebab penyakit yang disuntikan itu dari hewan yang sengaja diinfeksi dalam percobaan.
Sejak
ditemukkanya bahwa jasad renik merupakan penyebab penyakit tertentu, maka
banyak perhatian ditunjukkan kepada pengembangan cara-cara untuk pencegahan dan
pengobatan penyakit tersebut. Penyebab etiologis (agen kausatif) untuk sebagian
besar infeksi bakteri patogen yang dikenal dewasa kini, seperti antraks, Gonorhoe,
demam tifoid , infeksi luka, TBC, difteri dan kolera, tetanus, meningitis dan
sebagianya telah diketahui penyebabnya dan telah dikembangkan upaya
pencegahanya dengan berbagai cara, misalnya dengan vaksinasi
Tags
Biologi