Ada
beberapa Sejarah Mikrobiologi yang perlu anda ketahui, yaitu:
Penemuan Mikroba
Definisi
mikroba adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos
= ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4
juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau
mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk
hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua
makhluk hidup.
Awal
perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan
dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya
bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan
bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab
proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung
alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit
tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya
mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli
mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam
perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang
baru. Hal inilah yang disebut dengan biohemial divesity atau keaneka ragaman biokimia
yang menjadi ciri khas mikroorganisme. Disamping itu, yang penting lainnya
adalah mekanisma perubahan kimia oleh mikroorganisme sangat mirip dengan unity
in biochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisme adalah
sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti
yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme dari
mikroba hingga manusia adalah DNA.
Pengambilan
informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya sederhana dan
perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma.
Saat ini mikroorganisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar
fenomena biologi. Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses
yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses
fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi. Strain-strain dari
mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat diterima.
Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak
terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.
Mikroorganisme
juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan lingkungan, misalnya:
dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan sebagai herbisida dan insektisida
di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi/menguraikan
senyawa kimia komplek. Kemampuan mikroorganisme yang telah direkayasa untuk
tujuan tertentu menjadikan lahan baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal
dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisme anda akan menghargai,
mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan
organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen
bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Beberapa
dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya berperan
penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan dalam
menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun
industri makanan.
Leewenhoek dan Mikroskopnya
Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya
bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebegai
wine terster di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk
mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam
penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam
semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Leewenhoek
menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air
hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya
benda-benda bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda
bergerak tadi dengan animalcule yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang
sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati
benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan fungsi mikroskopnya. Hal ini
dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak.
Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200–300 kali.
Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatan tersebut dan mengirimkannya
ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7
September 1974 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang
dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia menulis lebih dari 300 surat
yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah
bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri.
Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan
yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules
menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu
mengatakan animacules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi
misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan
generatio spontanea. Kedua mengatakan bahwa animalcules berasal dari
animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau
teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan
terseb ut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis.
Pembuktian
ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana tetapi
memerlukan waktu labih dari 100 tahun.
Pembuktian Ketidakbenaran
dari Abiogenesis
Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa
ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat,
bukan hasil 8 dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari
mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop?
John
Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme yang
ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya
koloni pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme
terjadi spontan dari daging.
Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu
daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan
tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut.
Jadi
eksperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa
sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani
tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara.
Hampir
100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan
kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan
asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun
1837, Theodor Schwann mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung
tertutup yang berisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba
telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori
generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara
sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954
peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan
tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut
dimasukkan pipa yang sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan
terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk.
Dengan tidak ditemukannya mikroba akan tersring dan udara tetap bisa masuk.
Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa
teori generatio spontanea adalah salah.
Bukti Teori Biogenesis
Pada
perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis Pasteur (1822–1895)
seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Oleh karena itu
ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dalam pembuatan
alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup pada masa
Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia
banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat
membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur
melakukan serangkaian eksperimen, ia menggunakan bejana dengan leher panjang
dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu
kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher angsa
tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal
ini mikroba beserta debu/asap akan mengendap pada bagian tabung yang berbentuk
U sehingga tidak dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke
pegunungan Pyrenes dan Alpen.
Pasteur
menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia menyimpulkan
bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I
hape kept them and am still keeping from them, that one thing that is above the
power of man to make; i have kept from them, the germ that float in the air, i
have kept them from file.
Salah satu argumen klasik untuk menantang
biogenesis adalah bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau
bahan juga dianggap merusak vital force. Mereka yang mendukung teori
abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisme
tidak dapat muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall
mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara
melakukan pecobaan dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam
kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan
membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat
masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak
ditemukan adanya mikroba.
Hasil
percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogensis. Selanjutnya
Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan
anggur dan mikroba yang menyebabkan penyakit.
Teori Tentang Fermentasi
Fermentasi
terjadi jika jur anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia,
alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa
Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa
produk 10 fermentasi anggur merupakan hasil mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi
menghasilkan mikroorganisme sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut.
Pada tahun 1850. Pasteur memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur.
Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan
mikroorganisme yang berbeda.
Mikroorganisme
tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe mikroorganisme lain mendominasi
anggur yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang
sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba
yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin
ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang berkualitas baik yang
mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma
selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50–60o
Proses
ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri
makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error
dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisme tertentu.
Penyebab Infeksi/Penyakit
Disamping
membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri anggur, Pasteur dan
asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya
mereka menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia.
Tetapi sebelum Pasteur telah membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab
penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori bakteri
penyebab penyakit. Sebelumnya, dalam serajah manusia ada kepercayaan bahwa
penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang
jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya.
Pada
tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar
informasinya berasal dari percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang
dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka menyaksikan penyebaran
berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von Plenciz (1705–1786)
mengatakan bahwa tidak hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit
tetapi juga 11 agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada
saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menggunakan
nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta
untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan industri di Perancis. Dia
menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa mikroorganisme yang disebut
dengan protozoa dapat menyebabkan penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada
petani ulat sutera bagaimana cara menghilangkan penyakit dengan cara memilih ulat
sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan.
Di
Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di bidang kesehatan
mendapat hadiah mikroskop dari isterinya untuk hadiah ulang tahunnya yang
ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisme yang sudah dilihat
oleh Pasteur. Pasteur maupun Koch bersama-sama ingin mengetahui penyebab
penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch
akhirnya
menemukan
dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan
prakteknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax
dengan cara memisahkan bakteri untuk bahan tersebut dari bakteri lain yang ada
kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan
perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan
kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876,
setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan
bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh
dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang
dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan.
Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan
mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu.
Selanjutnya
Koch dan peneliti lain menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera.
Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan
anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut.
Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan
mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854–1915) yang
melakukan penelitian terhadap spesimen dan menggunakannya untuk mewarnai bakteri
termasuk bakteri penyebab tuberkulosis.
Teknik Biakan Murni
Secara
kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang
yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi
individu-individu. Caranya: mereka mengembangkan media spesifik untuk
menumbuhkan mikroorganisme.
Media
adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan
koleganya juga menunjukkan senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat
media menjadi padat. Richard J.
Petri
(1852–1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media agar alat
tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada
tahun 1892, dengan menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya
menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain
sebagainya. Koch mengenalkan penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia
dengan cara menginjeksikan bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau domba.
Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya
sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan.
Postulat Koch
Pada
tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan
kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1.
Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2.
Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium
3.
Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit
4.
Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan
ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup
singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih
dari 1 mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat Koch.
Pada
tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit
mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak
tersebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana
filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya
menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri.
Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan
oleh virus.
Pada
tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851 –1902) dengan
menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa
oleh nyamuk tertentu lainnya membwa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara
penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah menguras air tergenang yang
digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak.
Perkembangan dan Pencegahan
Penyakit
Epidemik
adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit bubon
yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri
terjadi di Eropa selama periode tahun 1347–1350. Sepertiga sampai setengah
populasi di Eropa meninggal karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama
tikus, berperan sebagai sumber bakteri basilus dan ditransmisikan/ditularkan ke
manusia melalui lalat. Tahun 1917–1919 malaria telah membunuh setengah juta
penduduk Amerika dan 21 juta manusia di seluruh dunia.
Jumlah
tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia I.
Jadi mikroba terbukti lebih mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan
bahwa mikroorganisme dapat merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan
perhatiannya bagaimana cara pencegahan dan therapinya.
Penemuan Antiseptik
Secara
umum septis berarti efek toksis dari mikroorganisme penyebab penyakit pada
tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut
dengan pencegahan infeksi.
Oliver
Weldell Holmes (1809 0 1894) seorang dokter Amerika pada tahun 1843 menekankan
bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan
dari satu wanita lain melalui tangan dokter. Tahun 1846 seorang dokter dari
Hungaria, Ignaz Philipp
Semmelweiz
menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan untuk tangan dokter. Pada tahun
1860 ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister menemukan asam karbol atau phenol
dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk
merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian
sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan kematian
45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan dilakukan oleh ahli
bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk
mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik lain
dapat mengurangi mikroorganisme di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur
dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.
Imunisasi
Tahun
1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan
bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya,
Pasteur membuat demonstrasi di hadapan publik tentang percobaannya yang telah
dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri
kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit.
Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup
dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkahlangkah yang menyebabkan
demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia
menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok
adalah ayam yang tidak pernah diinokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam
tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati
sedang kelompok ayam pertama tetap sehat.
Hal
ini mebuatnya bingung, tetapi pasteur segara menemukan jawabannya. Pasteur
menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi
avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebakan penyakit.
Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh
host dan pada infeksi berikutnya menjadi imun atau tahan terhadap penyakit.
Pasteur
selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur
menyebutkan bakteri yang telah avirulen tersebut dengan vaccin dari bahasa
latin ”vacca” artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan
vaksinasi.
Dengan
vaksinasi tersenut Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja sebelumnya oleh
Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses memvaksinasikan para pekerjanya di
peternakan yang telah terkena cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah
berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya
dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner menginokulasi
pendapat dari James Philips pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang
diambil dari luka, kemudian dari agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak
menununjukkan gejala smallpox.
Nama
Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana banyak orang dianggap sebagai peneliti
tentang mikroorganisme yang azaib. Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah
hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing,
kucing atau hewan yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia,
bukan dokter dan
Pasteur
tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit
rabies belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu
adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah
diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil
otak dan tulang belakang kelinci tersebut dan menginginkannya dan membuatnya menjadi
larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari
rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia.
Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit
oleh serigala dan keluarganya membujuk
Pasteur
untuk menginokulasi anak tersebut Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi
berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur
menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk
mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.
Chemoterapi
Chemoterapi
telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan untuk
mengobati sifilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan
untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai bahan untuk
chemoterapi.
Paul
Erlich melalui chemoterapi modern dengan membuat senyawa kimia yang dapat
membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis. Untuk penemuan tersebut ia mendapat
Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881–1955) menemukan penicilin, senyawa
kimia yang dihasilkan mikroorganisme jamur Penicellium notatum. Fleming menduga
bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun
kemudian saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa
antibakteri yang berasal dari mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk mengobati
korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh
Howard W. Florey dan Ernest Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang hasilnya
sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai obat mujarab. Florey,
Chain, dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan tersebut.
Tags
Biologi