Pengertian alergi digunakan pertama kali
digunakan oleh Clemens von Pir quet tahun 1906 yang memberikan pengertian
alergi sebagai “reaksi penjamu yang berubah” bila terpajan dengan bahan yang
sama untuk kedua kalinya atau lebih. Reaksi hipersensitivita s oleh Robert
Coombs dan Philip HH Gell tahun 1963 dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan
kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II,III dan IV. Reaksi
hipersensititas tipe I yang disebut juga reaksi cepat atau reaksi anafilaksis
atau reaksi alergi, timbul segera sesudah tubuh terpajan allergen.
Alergi merupakan keadaan yang timbul sebagai
reaksi terhadap zat-zat asing yang berasal dari luar tubuh, misalnya debu,
serbuk sari, makanan, kosmetik, dan obat-obatan tertentu. Alergi juga dapat
disebabkan oleh tidak seimbangnya vitamin dan mineral, yang mungkin disebabkan oleh
diet yang salah atau akibat tidak langsung dari gagalnya lapisan dinding usus
untuk menyerap zat gizi dalam jumlah yang cukup.
Alergi merujuk pada reaksi berlebihan oleh
sistim imun kita sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing
tertentu. Berlebihan karena bahan-bahan asing ini umumnya dipandang oleh tubuh
sebagai sesuatu yang tidak membahayakan dan tidak terjadi tanggapan pada
orang-orang yang tidak alergi. Tubuh-tubuh dari orang-orang yang alergi
mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan
alergi disebut "allergens". Allergens adalah bahan-bahan yang asing
terhadap tubuh dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu.
Ketika allergen bersentuhan dengan tubuh, dia
menyebabkan sistem imun untuk mengembangkan reaksi alergi pada orang yang
alergi terhadapnya. Ketika kita bereaksi secara tidak sesuai pada alergen yang
umumnya tidak berbahaya pada orang-orang lain, kita mempunyai reaksi alergi dan
dapat dirujuk sebagai alergi atau atopik. Oleh karenanya, orang-orang yang
cenderung mendapat alergi disebut alergi atau atopik.
Dokter anak austria bernama Clemens Pirquet
(1874-1929) pertamakali menggunakan istilah alergi. Ia merujuk pada kedua
imunitas yang menguntungkan dan hipersensitifitas yang berbahaya sebagai
alergi. Kata alergi berasal dari kata-kata Greek "allos," yang
berarti berbeda atau berubah dan "ergos," berarti bekerja atau
beraksi. Alergi secara garis besar dirujuk sebagai "reaksi yang
berubah". Kata alergi pertama kali digunakan pada tahun 1905 untuk
menggambarkan reaksi-reaksi yang merugikan dari anak-anak yang diberikan
suntikan-suntikan berulang dari serum kuda untuk melawan infeksi. Tahun
berikutnya, istilah alergi diusulkan untuk menerangkan kereaktifan yang berubah
yang tidak diharapkan ini.
Gejala-gejala alergi berbeda-beda, tergantung
pada faktor pemicunya, kerasnya sistem imun bereaksi serta titik kontak
terhadap pemicu alergi(alergen). Walaupun berbeda-beda jenis reaksinya namun
karakteristik umum alergi tetap sama, yaitu reaksi berlebihan dari sistem imun
tubuh terhadap benda asing yang masuk tubuh (antigen). Pada kasus alergi,
antigen secara spesifik digolongkan kedalam kategori yang disebut
alergen(faktor pemicu alergi). Zat pemicu alergi ini dikontrol tubuh dengan melepaskan
immunoglobulin, IgE. Alergi sering terjadi bersamaan dengan penyakit lain,
seperti asma, infeksi telinga, sinusitis, dan gangguan tidur seperti apnea.
Tags
Patologi