Mikroorganisme
Termofilik. Suhu lingkungan sangat
mempengaruhi mikroorganisme, seperti halnya untuk semua organisme yang lain.
Mikroorganisme biasanya rentan karena suhu mereka bervariasi pada lingkungan
eksternal. Faktor paling penting yang mempengaruhi adalah pengaruh suhu pada pertumbuhan,
dimana sensitivitastemperatur pada reaksi enzim-katalis. Setiap enzim memiliki
suhu dalam fungsioptimal. Pada beberapa suhu di bawah optimal, menjadikan
proses katalik berhenti. Kenaikan suhu dari suhu rendah, tingkat kenaikan
katalisis yang teramatisama untuk suhu yang optimal. Kecepatan reaksi kira-kira
akan berlipat gandauntuk setiap kenaikan 10 °C suhu (Prescott et al., 2008:
136).
Sel-sel
mikroba tidak dapat mengontrol suhu mereka dan karena itumenganggap suhu
lingkungan sebagai habitat alami mereka. Kelangsungan hidup mikroba tergantung
pada kemampuan beradaptasi pada berbagai variasi suhu yang ditemui di
habitanya. Suhu kisaran untuk pertumbuhan mikroba dapat dinyatakan sebagai tiga
suhu kardinal. Suhu minimum adalah suhu terendah yang memungkinkan metabolisme mikroba
dan di bawah suhu tersebut aktivitasnyaterhambat. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi
dimana pertumbuhan danmetabolisme dapat dilanjutkan. Jika suhu naik atas
maksimum, pertumbuhan akanberhenti, tapi jika terus naik melampaui titik itu,
enzim dan asam nukleat akhirnya akan menjadi permanen tidak aktif atau dikenal
sebagai denaturasi, dan sel akan 10mati. Berdasarkan hal tersebut diketahui mengapa
panas bekerja dengan baiksebagai agen untuk mengendalikan mikroba. Suhu optimum
mencakup rentang kecil, menengah antara minimum dan maksimum, yang menunjukkan
tingkat tercepat pertumbuhan dan metabolisme (Kathleen, 2005: 201).
Pada
sebagian besar mikroorganisme pertumbuhan mencapai optimal pada suhu sekitar
20-45 °C yang disebut mesofilik. Lain halnya untuk termofilik yang telah
menyesuaikan tidak hanya kemampuannya untuk bertahan, tetapi berkembang pada
temperatur yang lebih tinggi. Termofilik akan mampu tumbuhdalam rentangan suhu
sekitar 40-80 °C, dengan pertumbuhan optimal pada kisaran suhu 50-65 °C.
Termofilik ekstrim memiliki suhu optimal lebih dari termofil, dan dapat
bertoleransi pada suhu lebih dari 100 °C. Pada tahun 2003, anggota dari
kelompok bakteri primitif yang disebut Archaea, diketahui dapat tumbuh pada
suhu 121 °C, hal tersebut merupakan sebuah rekor dunia baru. Psichrofil
menempati rentangan suhu ekstrim yang lain, mereka dapat tumbuhpada suhu 0 °C,
dengan pertumbuhan optimal yang terjadi pada suhu 15 °C atau dibawahnya.
Organisme tersebut tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 25 °C atau lebih
(Stuart, 2005: 97).
Bakteri
termofilik dikelompokkan ke dalam beberapa genus yang merupakan bekteri aerob
dan yang lainnya merupakan bakteri anaerob. Beberapa kelompok yang termasuk ke
dalam bakteri termofilik diantaranya (Perry, J.J., dkk., 2005: 510):
Aquificae
(Aquifx, Hidrogenobakter, dan Desulfobakterium)Aquificae,
bakteri
yang termasuk di dalamnya kebanyakan merupakan bakteri termofilik moderat. Suhu
maksimum untuk beberapa spesies mendekati 95°C, yang dikelompokkan dalam
hipertermofilik. Semua kultur yang telah dibiakkan tidak tumbuh pada bahan
organik, karena merupakan bakteri autotrofobligat.
Aquificae
merupakan genus yang paling banyak dipelajari, merupakan bakteri
hipertermofilik sejati yang dapat hidup pada suhu maksimum 95 °C,mengikat
karbondioksida lewat siklus asam sitrat reduktif. Selain menggunakan H2 sebagai
sumber energi, bakteri ini juga dapat menggunakan tiosulfat dan sulfur, yang
kemudian dioksidasi menjadi asam sulfat, juga menggunakan nitrat sebagai aseptor
elektron dan menghasilkan nitrit dan gas N2.
Hidrogenobakter,
mempunyai metabolisme yang serupa dengan Aquifex, yaitu dengan siklus
tricarboxylic acid (TCA) reduktif. Desulfobakterium, tumbuh dengan cara kemoautotrof
dengan mengoksidasi hidrogen sebagai sumber energi dan mereduksi tiosulfat, S,
atau sulfit menjadi H2S, merupakan bakteri anaerob obligat.
Thermodesulfobakteria
Bakteri
lonjong pereduksi sulfat, merupakan bakteri heterotrof, menggunakan laktat dan
piruvat sebagai sumber energi dan sulfat atau tiosulfat sebagai aseptor
elektron. Molekul H2S dibentuk dari metabolisme reduksi sulfat. Asam-asam
organik tidak sepenuhnya dioksidasi menjadi asam asetat dan CO2. Bakteri ini
banyak terdapat pada sumber air panas dan ladang minyak.
Thermotogae
(Thermotogae dan Thermosipho)
Merupakan
organisme anaerob yang diisolasi dari lingkungan bersuhu tinggi dasar laut.
Thermotogae memfermentasi gula seperti glukosa menjadi laktat, asetat, CO2, dan
H2. Thermoshipo tumbuh pada media yang lebih kaya seperti yeast ekstrak.
Nitrospirae
Kelompok
bakteri ini mencakup berbagai jenis bakteri, kebanyakan diantaranya mesofilik,
satu-satunya genus yang merupakan termofilik adalah Thermodesulfovibrio.
Thermodesulfovibrio
Thermodesulfovibrio,
seperti namanya kelompok bakteri ini merupakan bakteri pereduksi sulfat, yang
menggunakan sumber karbon organik sebagai sumber energi dan mereduksi sulfat,
tiosulfat, dan sulfit, menjadi H2S. Laktat dan piruvat digunakan sebagai sumber
energi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 65 °C.
Defferibakter
(Defferibakter dan Geovibrio)
Kelompok
bakteri yang dikenali mempunyai respirasi aerob dengan aseptor elektron ion
logam atau nitrat. Genus termofilik moderat mempunyai suhu optimal pertumbuhan
50-65 °C.
Geovibrio,
merupakan bakteri vibrioid anaerob yang mempunyai metabolisme serupa dengan
Defferibakter. Mengoksidasi asetat dengan ion logam sebagai aseptor electron.
Thermomicrobium
(Thermomicrobium)
Thermomicrobium
merupakan bakteri aerob yang tumbuh pada suhu 74°C. Thermomicrobium tumbuh pada
media komplek dengan konsentrasi nutrien. Genus Diktioglomus merupakan bakteri
anaerob, dengan sel berbentuk lonjong, tumbuh pada sumber air panas dengan
rentang suhu pertumbuhannya antara 50-80°C. Merupakan bakteri fermentatif yang
menggunakan berbagai gula sebagai sumber energi.
Deinococcus
dan Thermus
Deinococci
merupakan bakteri mesofilik, tidak termasuk dalam termofilik karena suhu
optimal pertumbuhannya 25-35 °C. Mempunyai permukaan berwarna merah muda sampai
merah yang merupakan karotenoid. Deinococci merupakan bakteri yang resistan
terhadap radiasi sinar gamma.
Thermus
berbeda dengan Deinococci, merupakan bakteri non-motil aerob, koloninya biasa
berwarna merah muda, jingga, atau merah, yang merupakan karotenoid. Thermus
tersebar luas dan telah diisolasi dari semua kondisi lingkungan panas dari
seluruh dunia. Kondisi optimal untuk pertumbuhan Termus adalah 70-75 °C.
Tags
Biologi