Lichenes
(Lumut Kerak). Orgnisme ini sebenarnya kumpulan antara fungi dan algae, tetapi sedemikian
rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohonpohonan, tetapi dapat juga di atas
tananh, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Lichenes dapat kita
temukan sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Beberapa jenis dapat masuk
pada bagian bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut sebagai endolitik.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau
berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara
lain choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae)
misalnya Cystococcus dan Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun
Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya
kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian
dalam membentuk Lichenis.
Dalam
kurtur murni, cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi
bentuk talus seperti Lichenes baru terjadi jika bertemu dengan jenis ganggang
yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain lichens. Jadi bentuk lichenes
bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang
menyusunnya. Dapat juga hubungan antara kedua ganggang dari jamur itu dianggap
sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yang
pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggang diperalat oleh cendawan, dan hubungan
mana menyerupai hubungan seorang majikan dengan budaknya (helot). Dalam hal ini
hidup bersama antara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme.
Menurut
habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaranlembaran,
seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai
rizoid pada subtratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua
mempunyai ujung talus yang berbeda dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak
menunjukkan hubungan filogentik antara anggota-anggota yang tergolong di
dalamnya. Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif. Pada talus lichenes
cendawan akhirnya dapat membentuk buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa
apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan, di tempat yang baru akan berkembang
menjadi Lichenes baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama
dengan jenis ganggang pada talus induknya. Lichenes diklasifikasikan menurut
cendawan yang menyusunnya.
Kelas ASCOLICHENES
Jika
cendawan yang menyusunya tergolong dalam Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan
berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan
penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang
berupa apotesium.
Berlainan
dengan Discomycetales yang hidup bebas, yang apotesiumnya hanya berumur pendek,
apotesium pada Lichenes ini berumur panjang , bersifat seperti tulang rawan dan
mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rusuk
angina) yang membetuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam
hutan, lebih-lebih di daerah pegunungan. Sebagai contoh disebut Usnea barbata
dan Usnea dasypoga, yang dalam rakyat Indoneisa dianggap mempunyai khasiat
obat, merupakan salah satu ramuan dalam pembuatan jamu-jamu tradisional. Usnea
menghasilkan suatu anti biotika asam usnin, yang berguna untukmelawan
tuberculosis. Selanjutnya Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus; Cladonia rangiferina,
banyak terdapat di daerah tundra di sekitar kutub utara dan merupakan makanan
utama bagi rusa kutub; Cetraria islandica, banyak terdapat di daerah pegunungan
di Eropa, mampunyai khasiat obat.
Kebanyakan
mempunyai talus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah terbentuk
lapisan himenium yang mengandung basidium, yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycatales.
Contoh Cora pavonia. Lichenes dipisahkan dari fungi dan dijadikan suatu golongan
yang beridiri sendiri. Kebanyakan ahli menganggap perlu dipisahkannya Lichenes
dari fungi untuk merupakan gologan tersendiri. Jadi tanpa Algae cendawan itu
umumnya tidak lagi dapat hidup dan tidak akan terbentuk Lichenes. Selanjutnya
mengingat munculnya sifat-sifat khusus dan karakteristik dari adanya simbiosis
antara Fungi dan Algae ditambah lagi dengan didapatnya hasillhasil metabolisme
yang merupakan zat-zat yang sampai sekarang tidak dihasilakan oleh Fungi danAlgae
yang hidup terpisah maka sudah semestinya jika Lichenes itu merupakan golongan
yang tersediri.
Tags
Tumbuhan