Kisah ini bermula kami
bicarakan,saat tadi pagi berada di luar pagar Monas, setelah turun dari
transjakarta. Niat dari rumah ingin mengikuti kajian Tauhid dari Ustad Aa’ Gym,
karena perjalanannya cukup jauh dari cileungsi ke Jakarta kami berhenti minum teh
dingin dikursi di tepi jalan dekat Monas tersebut. Agak lupa,.dari mana bisa
mulai cerita ini mengalir dari mulut my lovely husband,akhirnya kisah uang
seribu dan seratus ribu rupiah inipun menjadi kisah yang penuh makna untuk saya
dengarkan dari mulutnya. Kisahnya seperti berikut
Sama-sama terbuat dari
kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
Pada saat bersamaan mereka
keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka
bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua uang
tersebut terjadilah percakapan,
Rp.100.000 bertanya kepada
yang Rp.1000 "Kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis?"
Dijawablah olehnya
"Karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan,
dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis"
Lalu Rp.1000 bertanya balik
pada Rp.100.000, "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?"
Dijawabnya "Karena
begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan
beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan jg hotel-hotel berbintang serta
keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."
Lalu Rp.1000 bertanya lagi,
"Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"
Dijawablah oleh Rp.100.000,
"Belum pernah "
Rp.1000. pun berkata lagi,
"Ketahuilah,,walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap jum'at aku
selalu mampir di Masjid-Masjid, Minggu Gereja-Gereja, Wihara, Klenteng, Pure
dan ditangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan karena
aku tidak dipandang manusia bukan karena nilai tapi yang dipandang adalah
sebuah manfaat."
Akhirnya menangislah uang
Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat
selama ini.
Nah, begitulah kisahnya. Tiba-tiba
my lovely husband menutup kisah ini dengan bertanya, jadi apa hikmah yang bisa
diambil dari kisah uang seribu dan uang seratus ribu ini?? Pertanyaannya,saya
jawab dengan gelengan kepala. Dan my lovely husbanpun mengatakan hikmahnya
adalah Terkadang ada orang yang berpenampilan, bagus, wangi, rapid an laksana
seperti orang kaya namun ternyata ia
tidak begitu bermanfaat bagi semua orang, ya paling cuma untuk kalangan orang
seperti ia juga ibaratnya seperti uang seratus ribu tadi. Dan ada orang-orang
yang berpenampilan biasa,bersahaja, miskin, jelek dan kotor ternyata ia bisa
bermanfaat untuk semua orang,dimana saja tempatnya ibarat uang seribu tadi.