Ini adalah catatanku sekitar bulan mei 2013 yang lalu,. Catatan tentang
kisah nyata, sepasang suami istri yang sedang berkelahi dijalanan sekitar gangn
depan rumah, yang diakibatkan dari si istri selingkuh dan ternyata si suami
beristri dua, istrinya yang selingkuh tersebut tidak diberi nafkah lahir oleh
suaminya. Duhai, para suami, apakah anda tidak takut akan terjadi hal itu? Ketika
anda berpoligami, tapi anda mengabaikan salah satu istri anda. Akibatnya terjadilah
ketimpangan dalam kehiduppan berumah tangga. Siapa yang bersalah?? Anda sebagai
suami ataukah istri yang selingkuh??
Semoga kisah nyata ini jadi pelajaran buat kita semua, kisah ini
bukan karangan, ini kisahnya yang saya lihat sendiri dengan mata kepala saya
sewaktu saya masih ngekos di sekitaran gang yang dijalan garuda sakti
pekanbaru. Mohon untuk memikirkan kembali jika ingin berpologami, karena banyak
kisah yang menyayat hati istri pertama yang terabaikan. Jika belum mampu
berlaku adil maka anda bukanlah orang yang pantas berpoligami sekalipun
poligami tersebut adalah syariat yang mulia dariNya. Silahkan disimak kisah
berikut
*********************************
Hari ini ada pemandangan yang sangat diluar dugaanku. Ketika aku mengambil air wudhu dikamar mandi untuk sholat ashar, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari luar sana, suara yang hampir dekat kearah rumahku ini. Aku pun bergegas menyelesaikan wudhuku, dan berlari-lari kecil sampai didepan jendela dalam rumah. Suara ribut- ribut itu kini sangat jelas kudengar, dan akupun melihat sepasang suami isteri yang berkelahi, aku lihat sang suami tersebut menarik-narik tangan dan baju istrinya dan aku lihat pakaian sang istrinya itu sudah koyak bagian belakangnya. Koyak hampis seluruh punggungnya kelihatan.
Hari ini ada pemandangan yang sangat diluar dugaanku. Ketika aku mengambil air wudhu dikamar mandi untuk sholat ashar, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari luar sana, suara yang hampir dekat kearah rumahku ini. Aku pun bergegas menyelesaikan wudhuku, dan berlari-lari kecil sampai didepan jendela dalam rumah. Suara ribut- ribut itu kini sangat jelas kudengar, dan akupun melihat sepasang suami isteri yang berkelahi, aku lihat sang suami tersebut menarik-narik tangan dan baju istrinya dan aku lihat pakaian sang istrinya itu sudah koyak bagian belakangnya. Koyak hampis seluruh punggungnya kelihatan.
Akupun bergegas lari ke jendela kamar dan masih menyaksikan adegan
tadi, Dan akhirnya sepasang suami istri yang berkelahi tadi lewat
disamping rumahku, masih dalam keadaan marah. Si istripun masih dipukul oleh
suaminya, ditarik-tarik tangan dan bajunya. Dari balik jendela aku terus
memperhatikan mereka, dan terdengar suaminya berkata “ Kurang hajar kau,awas
kau................” sambil menarik-narik baju istrinya tadi dan sang istripun
menjawab “ biarlah,.kau apa peduli kau,.kau tidak memberiku uang belanja,
tentulah aku selingkuh.....................”
What?? Sang istri berselingkuh ternyata?? Tunggu...Tunggu,.. !!
aku tidak mau mengambil kesimpulan terlalu dini kenapa mereka bertengkar. Namun
saat itu, dalam hati kecilku, aku teriak,. “ Heyy...tolong, tolong leraikan
mereka, sungguh aku tidak tahan melihat pemandangan ini. Badan akupun menggigil
dan detak jantungkupun kuat. Kali ini aku masih melihat sepasang suami istri
itu sudah “bergulat” di tanah, Sang istri dicekik lehernya dan dipukuli. Sang
istri tampaknya juga melawan, dan turut membalas pukulan suaminya.
Ya Allah,. Tak ada satupun warga disini yang berani
untuk meleraikan mereka. Hihi termasuk aku, warga baru disekitar ini. Setengah
jam aku memperhatikan mereka, aku lihat disana ada bapak-bapak yang berada
dekat dengan sepasang suami istri itu berkelahi, ia juga tidak berani melerai
mereka. Ya ampuun, kasian sang istri itu, ditangani dan dibentak-bentak
suaminya dan dipukuli pakai batu. Si suami tak henti-hentinya mencercanya dan
terus menarik-narik baju dan rambut sang istri.baju si istri sampai sobek
bagian punggungnya dan bagian depannya saja yang masih tertutup. Naudzubillah.
Ya Allah,.siapakah yang patut disalahkan?? Si istri atau si
Suami?? Dimana-mana pelaku kekerasan selalu saja suami dan akhirnya yang
menjadi korban si istri. Lalu kembali aku melihat, anak mereka yang berteriak,
ketika mendapati kedua orang tuanya berkelahi. Anak itu menangis, berteriak
kepada ayahnya meminta untuk menghentikan perkelahian itu. Sang ayah tak
peduli, jarak anak itu dekat dengan ayahnya, dan ia pun juga kena pukulan oleh
ayahnya. Astagfirullah..
Terus pemandangan tadi agar jelas kulihat, akupun pergi kedapur
dan kembali memperhatikan pertengkaran itu dari balik jendela, kini aku
melihatnya bersama adikku. Astagfirullah, Astagfriullah,. Kata-kata itu yang
keluar dari mulut kami..Ya Allah, kejam dan kasar sekali suaminya. Ya Allah
kapankah perkelahian itu berakhir?? Bisa-bisa terjadi pembunuhan, ntah suaminya
yang akan membunuh istrinya tau malah sebaliknya.karena pemandngan kini aku
melihat suami itu menarik istrinya kedalam rumah.
Dan akupun tersadar, aku belum sholat asar. Setengah jam kelewatan
karena memperhatikan adegan itu. Lalu, buru-buru aku keruang tengah untuk
menunaikan shiolat asar dan dalam sholat jantungku berdetak sangat kencang dan
aku masih menggigil karena telah meyaksikan adegan tadi. Bercampur baur
perasaanku, marah, sedih dan ketidak terimaan perlakuan seorang suami kepada
istrinya itu.
Dan tiba-tiba terdengar pembicaraan dari tetangga sebelah rumah,
yang mengatakan “jika ia ingin menuntut istrinya padahal ia pun beristri dua
dan mengaibaikan istrinya yang pertama, maka ia juga tidak lepas dari tuntutan”
“Istri-istri kamu adalah pakaianmu. Dan kamu
adalah pakaian bagi mereka (Q.S Albaqarah: 87)
syarat poligami; jika memenuhi tafadhol, jika tidak anda bukanlah orang yang pantas untuk beroligami
- Seorang yang mampu berbuat adil
- Aman dari lalai beribadah kepada Allah.
- Mampu menjaga para istrinya
- Mampu memberi nafkah lahir
Kenyataannya
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Esa, dan kita manusia tempat salah dan
kurang. Cukuplah satu Istri dirumah, tak perlu berpikir berpoligami atau
sekedar berbagi kesenangan dengan wanita lain. Berbagilah dengan satu wanita
yang halal bagimu. Mulailah memperbaharui hubungan bersama dan meremajakannya
kembali bukan dengan menggantikannya dengan yang baru atau mencari pelampiasan.
ingatlah, jika berpoligami belum bisa berlaku adil, dan anda para suami
cendrung pada salah satunya,maka di akhirat nanti Allah akan meminta
pertanggujawaban dihadapan Allah dan bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda (yang artinya), “Siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu
lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang
dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa-i, At-Tirmidzi)
Dan duhai para suami, engkau adalah pemimpin, dan dihari kelak nanti engkau akan dimintai pertanggujawaban atas kepemimpinanmu dalam rumah tangga. Pliss,,kasihanilah istrimu,jangan menyakitinya dan jangan melukai hatinya, apalagi sampai melukai fisiknya. Nabi mengatakan “ Hendaknya pukulan itu tidak menyakitkan dan tidak meninggalkan bekas seperti pukulan dengan siwak”
“Janganlah kamu berlaku seperti kuda. Siang hari kamu pukul istrimu, dan malam harinya kamu gauli dia”
Semoga bermanfaat bagi orang-orang yang mampu memikirkannya
Dan duhai para suami, engkau adalah pemimpin, dan dihari kelak nanti engkau akan dimintai pertanggujawaban atas kepemimpinanmu dalam rumah tangga. Pliss,,kasihanilah istrimu,jangan menyakitinya dan jangan melukai hatinya, apalagi sampai melukai fisiknya. Nabi mengatakan “ Hendaknya pukulan itu tidak menyakitkan dan tidak meninggalkan bekas seperti pukulan dengan siwak”
“Janganlah kamu berlaku seperti kuda. Siang hari kamu pukul istrimu, dan malam harinya kamu gauli dia”
Semoga bermanfaat bagi orang-orang yang mampu memikirkannya