Bismillah..
Well,. Pagi yang cerah,udara yang
sejuk, kicauan burung nan idah. Subhanallah ya Allah atas nikmat-Mu, atas
anugrah terindah untuk negeri ini, bantu kami tuk bisa mensyukurinya dan
menjaganya karena-Mu. Hem.. Pagi ini karena masih segar di ingatan ingin menulis
sesuatu yang masih sering membuat saya bingung ketika ditanya hal tentang
pernikahan, apalagi tentang awal menetapkan calon pendamping hidup dunia bahkan
in sha Allah untuk akhirat.
Nah,.kemaren hari yang luar biasa
bagi saya, bisa bersilaturahim dengan seorang adik nan jauh diriau sana,chat difb
mengeratkan kami untuk saling curhat. Lewat candaan yang in sha Allah memberi
makna n singkat cerita menjelang isya adik itu bertanya kepada saya “kak,,kalo udh nikah enak ya hidup?” padahal sebelumnya perbincangan kami tema yang
lain, N sebernarnya setiap diskusi saya tidak lupa membumbui dengan mengarah ke
pernikahan, heuheuu, :D sampai-sampai si adik mungkin udah terlalu asin
dibumbui oleh saya bilang gini wkwkwkwk J “ Kakakkk,,,jgn ngomong jodoh
lagi,,ntar aq kebelet gak ad obat nya...” hahaha,..geli sakit perut
mendengarnya. Btw, kembali ke perbincangan kami isya tadi itu,.next katanya ” kak,,kalo qt pengen dpt ikhwan
kaya,,boleh g d cntumin d proposal? Ya, boleh, dengan diberi alasan
yang manteplah kenapa pengen ikhwan kaya. Wahh,,,
*loncat2 trus??trus?? Kalo minta yg umurnya 4 tahun lebih tua dr kita,,boleh
juga kan kak?? N saya jaawab sebisa yang saya mampu,. N tak lupa
saya selipka sedikit Quote from
Ustadz Salim A. Fillah..kira-kira bunyinya seperti ini:
“Tak perlu menuntut yang sempurna, dan mempersulit keadaan yang
sebenarnya sederhana. Sebab padamu juga kelemahan itu selalu ada. Yang benar
adalah sempurnakanlah niat awal kita, jika ia penuh berkah dan ridha dari-Nya,
maka titik kemuliaan menjadi seorang manusia, Insya Allah akan dimudahkan oleh
Allah untuk ada dalam diri kita”
“Semakin banyak kriteria,
semakin banyak syarat, semakin banyak keinginan.. maka bersiap-siaplah kecewa.
Apa penyebabnya ? karena bisa jadi yang diharapkan tak seindah realita, yang
disyaratkan tak sempurna dalam lakunya. Maka berharap menemukan seseorang dalam
kesempurnaan hanya membuat yang sederhana menjadi rumit dan tak mudah untuk
dicerna”
Nah,.kalo menurut mas or teteh gimana?? Hehe,.saya ndiri aja
yang udah nikah, sebenarnya masih bingung rumus tentang jodoh
And than next, tadi pagi juga
diskusi dikit,.sebenarnya jadwalnya minggu kemaren, mungkin karena si kakak
masih banyak agenda jadi belum sempat nelpon saya,. Akhirnya yah,.pagi tadi si
kakak nge-se-me-es saya masih tentang munakahad or pernikahan. Sempat bingung
untuk menjawab pertanyaannya kira-kira begini “Bagaimana jika menikah bukan pada impian? Tapi pada apa yang ada,
dengan 1 kelebihannya saja yaitu Keberaniannya. Heem,..ngambil nafas dulu
untuk menjawabnya coz saya ingin jawaban saya yang mentep untuk si kakak,
akhirnya saya jawab “ 1 kata dariku
LANJUTKAN,jika kakak telah yakin dengan istikharah” balik balasannya “tapi fit, dya hampir g punya kelebihan
dimata saya. Trus kami dah lama kenal, apa g jadi fitnah?” hehe,.saya
tambah bingung, ya karena saya sudah menjalani masa-masa itu jadinya ya saya
jawab “Well, sebenarnya saya masih
bingung klo membicarakan tentang pilihan pendamping hiduphabis setiap persepsi
orag beda sih,.n itu saya anggap benar semua. Tetap dengan yakin saya
bilang LANJUTKAN jika tiada sedikitpun
keraguan setelah istikharah. Saya tertarik dengan kalimat terakhir Trus kami dah lama kenal, apa g jadi
fitnah?
Saya ceritakan sedikit tentang
teman saya yang in sha Allah semoga Allah mudahkan jalannya yang akan segera
melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat seperti perbincangan kami terakhir. Saya
katakan ikhwan yang melamar beliau adalah ikhwan satu kampus, satu organisasi
dan juga satu kelas di angkatannya. Bahkan dulu mungkin sekitar 2 tahun yang
lalu mereka berdua ini juga digosipkan “kedekatannya” sampai merekapun di “sidang”
oleh pembina-pembina yang ada dikampus mereka, nah..tentu beliau (si akhwat)khawatir
saat Murobbi nya mengatakan ada ikhwan yang ingin melamar beliau. Khawatir kalo
nanti terjadi fitnah, karena kisah mereka beberapa tahun yang lalu. Namun masing-masing
Murobbi mereka memberikan penguatan kepada mereka bahwa masalah itu bisa
dijelaskan dan diluruskan kembali, toh, Allah kan tahu bahwa proses yang
dijalani sudah ditempuh dengan ikhtiar sesuai yang di inginkan Allah dan juga
syariat agama ini tanpa “PEDEKATE/PACARAN” namun “TA’ARUF, KHITBAH & NIKAH”
yang in sha Allah diberkahi Allah.
So, apa segampang itu saya bilang
LANJUTKAN ke pernikahan tanpa melihat aspek kelebihan atau kekuranganya?? Ooh,tentu
tidak,.bagi saya setelah menikahlah baru kita tau sebenar-benarnya kelebihan
dan kekurangannya. Yang penting keputusan nanti itu sudah tiada keraguan lagi
setelah di istikharahkan (di mintai petunjuk kepada Allah dan juga musyawarah
dengan keluarga tau teman yang dianggap bisa memberikan masukan kepada kita)
N saya masih perlu belajar
dan cari tau tentang jodoh. Like this quote, yang saya rasa juga masuk diakal.
Rafif, 3 September 2013
saya kira setiap akhwat pasti menginginkan suami yang shaleh. tetapi
jika kenyataannya, ia menikah dengan seorang laki-laki yang kurang baik
agamanya, kemungkinan besar ada sesuatu hal yang melatarbelakanginya. dari
banyak kasus yang terjadi, sebagian besar disebabkan kesalahan orang-orang di
sekitarnya atau faktor-faktor eksternal lain yang diantaranya akan saya
sebutkan.
bisa jadi, karena orang tua yang mengutamakan besarnya penghasilan,
pendidikan, atau status sosial si calon suami daripada keshalehan. mungkin
karena tak kunjung ada ikhwan yang berani mengkhitbahnya sedangkan keinginannya
untuk menggenapkan separuh agama sudah tak terbendung lagi. mungkin pula karena
ia sudah terlanjur menjadi buah bibir masyarakat, sedangkan usahanya mencari
sang pangeran selalu berbuah penolakan dengan alasan-alasan keduniawian.
mungkin juga kesalahan orang yang sanggup berpoligami tapi enggan karena takut
istri, padahal ia tahu tak layak membiarkan mudharat terjadi. dan sederet
kemungkinan lain.
jadi jangan sekali-kali menggunakan dalil "wanita yang baik hanya
untuk laki-laki yang baik" atau "laki-laki yang baik hanya untuk
wanita yang baik" jika kita tidak mengetahui sama sekali kebaikan si
wanita. itu malah menyakitkan. ia telah berjuang untuk memantaskan diri menjadi
wanita shalehah, dengan kesabaran yang indah, menunggu saat yang paling sakral
dalam hidupnya: menuju pelaminan bersama suami impian, suami terbaik yang ia
rindukan. tapi ternyata, kitalah yang merusak semua perjuangan dan impian itu.
baik kita sebagai orang tua, teman, keluarga, dan lain sebagainya.
memang pada akhirnya kita akan berbicara tentang takdir dan jodoh.
tetapi yang harus kita tanyakan, apakah sebenarnya peran kita: mendorong
seseorang untuk selalu berada dalam kebaikan, atau justru menjauhkannya dari
kebaikan baik dengan sadar atau tanpa sadar, sedangkan kita tak kunjung memperbaikinya”
hehehe…jadi semakin bingung,
harus mengatakan jika kondisinya seperti quote kedua diatas. So,.Weeww,..Allah
hanya Engkaulah sebaik-baik yang dimintai petunjuk dalam hal ini.
Sekian tulisan singkat ini, Moga
tulisan sederhana ini penuh makna. Dan lain waktu akan saya tuliskan dengan
warna-warni lain masih seputar memilih pendamping hidup. Hehe
Tags
Islam