Kelas
Phaeophyceae (Ganggang pirang). Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna
pirang. Dalam kromatofornya terkandung klorofil-a, karotin, dan santofil,
tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang menyebabkan
ganggang itu kelihatan berwarna pirang. Sampai 50 % dari berat keringnya
terdiri atas laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin dan lebih dekat
dengan selulosa daripada dengan tepung. Selain laminarin juga ditemukan manit,
minyak, dan zat-zat lain. Dinding selnya terdiri dari pektin, selulosa, algin.
Pada Phaeophyceae tingkat perkembangan yang dapat bergerak berupa zoospora dan
gamet, mempunyai 2 buluh cambuk yang heterokon dan terdapat di bagian samping
badannya yang berbentuk buah per atau sekoci.Kebanyakan Phaeophyceae hidup
dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup dalam air tawar. Gangganng
ini termasuk bentos, melekat pada batu-batuan, kayu, epifit pada talus lain ganggang,
bahkan ada yang hidup sebagai endofit.
Bangsa Phaeosporales
Bangsa
ini merupakan sebagian besar ganggang pirang. Kebanyakan mempunyai perawakan
seperti Cladophora, tetapi ada pula yang mempunyai talus yang lebih tinggi
tingkatannya.
Pembiakan
terjadi secara :
- Aseksual dengan zoospora, yang terjadi karena adanya reeduksi. Dari zoospora itu tumbuh gametofit haploid dengan gamatangium yang berwarna berkotak-kotak.
- Seksual dengan isogami. Gametangium bersel banyak.Pada golongan ini terdapat satu pergiliran keturunan. Pada Ectocarpus siliculosus, gametofit dan sporofit mempunyai habitus yang sama. Perkecualian terdapat pada Cutleria yang gametofitnya lebih besar dari sporofit. Gametofit mempunyai talus yang tegak, bercabang-cabang menggarpu, berbentuk pita, sedang sporofit mempunyai talus yang pipih, kecil seperti cakram, tipis, tepinya berlekuk-lekuk, dan dinamakan Aglaozonia. Pada Ectocarpus dan Pleurocladia terdapat jenis-jenis yang hidup sebagai epifit pada lain ganggang.
Pada
beberapa jenis suku Cutleriaceae gametangium dan gamet betina lebih besar
daripada yang jantan, jadi di sini terdapat anisogami. Pada Phaeosporales tidak
ada oogami.
Phaeosporales
antara lain mencakup :
- Suku Ectocarpaceae. Contoh ; Ectocarpus siliculosus, Pleurocladia lacustris
- Suku Cutleriaceae. Contoh ; Cutleria multifida, Heterochordia abietina.
Dalam
bangsa ini termasuk suku Laminariaceae, yang antara lain meliputi
- Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan, talusnya mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. Mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, talus dapat terapung-apung pada permukaan air laut.
- Lessonia sp. Mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.
- Laminaria clustoni, pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daunatau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbarui.
Pada
Laminaria terdapat pergiliran keturunan yang beraturan. Gametofit itu berasal
dari zoospora, pada ujungnya terdapat anteridim yang hanya terdiri atas satu
sel, masing-masing mengeluarkan dua spermatozoid yang mempunyai dua bulu
cambuk.Zigot hasil perkawinan tumbuh menjadi sporofit. Pada permukaan sporofit
terdapat sel-sel mandul berbentuk buluh (parafisis). Masing sporangium
menghasilkan banyak zoospora dengan dua bulu cambuk.Nerecystis leutkeana, talus
mempunyai bagian seperti batang yang panjangnya 70 m dan pada ujungnya trdapat
gelembung pengapung berbentuk lembaran.
Bangsa Dictyotales
Pada
ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan
4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Gamet jantan mempunyai satu bulu
cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dan
beraturan, dan keduanya mempuynyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu, misalnya Dictyota dichotoma.Bangsa Dictyotales terdiri atas satu
suku saja, yaitu Dictyotaceae, yang meliputi beberapa jenis, antara lain :
- Dictyotaceae dichotoma
- Dictyopteris polypoides
- Padina pavonia
Bersama-sama
dengan Laminariales ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah
dingin. Pembiakan generatif dengan oogami. Fucales hanya terdiri atas satu suku
yaitu Fucaceae, meliputi antara lain Fucus srratus. Fucus yang sudah berumur
beberapa tahun mempunyai talus yang berbentuk pita yang ditengah-tengahnya
diperkuat oleh rusuk tengah, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan
melekat pada batu dengan suatu alat perekat berbentuk cakram.
Ujung
cabang-cabang talus ini agak membesar dan mempunyai lekukan-lekukan yang
disebit konseptakel. Didalamnya terdapat benang-benang mandul (parafisis),
oogonium, anteridium. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid. Oogonium
berupa suatu badan yang duduk di atas tangkai terdiri atas satu sel saja, dan
mengandung 8 sel telur.
Selain
Fucus serratus dalam suku ini termasuk pula Fucus vsiculosus, Sargassum
vulgare, Turbinaria decurrens. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Phaeopyceae
bersifat heterotrik. Phaeopyceae mempunyai perkembangan yang setingkat dengan
Chlorophyceae. Melihat adanya rambut-rambut mengkilat pada salah satu bulu
cambuknya yang heterokon itu, rupanya ada hubungan kekerabatan dengan
Chrysomonadales dan Heterochloridales.
Pembelahan
reduksi pada umumnya terjadi pada pembentukan spora. Gametofit dan sporofit
dapat bersifat isomorf, dapat juga heteromorf. Beberapa jenis Phaeophyceae
menghasilkan yodium. Ada pula yang mempunyai khasiat obat, misalnya Laminaria
cloustoni dan Fucus vesiculosus.
Tags
Tumbuhan