Dapat
diketahui Habitat Mikroorganisme Termofilik yang sesuai dengan suhunya. Termofilik
adalah mikroba yang tumbuh optimal pada suhu lebih tinggi dari 45 °C. Habitat
bakteri termofilik adalah pada tempat-tempat yang mempunyai kondisi lingkungan
panas, dapat hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang ekstrem. Beberapa
habitat ekstrem bagi bakteri termofilik diantaranya adalah sumber air panas,
kawah gunung berapi, dan di celah hidrotermal kedalaman air laut. Celah
tersebut merupakan rekahan permukaan bumi di bawah laut tempat magma merembes
dan memanaskan air. Bakteri termofilik pertama kali ditemukan pada tahun 1960
oleh Thomas Brock di sumber air panas Yellow Stone. Termofilik bervariasi dalam
persyaratan panas, dengan kisaran umumpertumbuhan 45-80 °C. Pada sebagian besar
eukariotik tidak dapat bertahan di atas suhu 60 °C, tetapi beberapa bakteri
termofilik disebut hipertermofil, tumbuh antara kisaran suhu 80 °C dan 110 °C
(saat ini suhu dianggap membatasi enzim dan struktur sel) (Kathleen, 2005).
Pada
mata air panas, karena air mendidih sehingga meluap dan tepi mata air mengalir
jauh dari sumbernya, secara bertahap mendingin, menyiapkan 15gradien termal.
Seiring gradien ini, berbagai mikroorganisme tumbuh, dengan rentang suhu yang
berbeda. Dengan mempelajari distribusi spesies di sepanjanggradien termal
tersebut dan dengan memeriksa sumber air panas dan habitattermal lainnya di
temperatur berbeda di seluruh dunia, memungkinkan untuk menentukan batas suhu
atas untuk setiap jenis organisme (Madigan et al., 2009).
Bakteri
termofilik pertama kali diisolasi tahun 1879 oleh Miquel, menemukan bakteri
yang mampu berkembang pada suhu 72 °C (162 °F). Miquel menemukan bakteri ini
pada tanah, debu, kotoran badan, tempat pembuangan limbah, dan lumpur sungai.
Tidak lama kemudian, ditemukan varietas bakteri termofilik pada tanah yang
tumbuh subur pada temperatur tinggi tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu kamar.
Bakteri ini ditemukan di gurun pasir Sahara, tetapi tidak ditemukan di tanah
pada hutan yang dingin. Pada tanah perkebunan yang mengandung pupuk terdapat
1-10% bakteri termofilik, sementara tanah lapang yang luas biasanya hanya
mengandung 0,25% atau kurang. Tanah yang tidak ditumbuhi tanaman kemungkinan
sama sekali tidak terdapat bakteri termofilik (Heru Prasetyo, 2006).
Tags
Biologi