Divisi
Bryophyte (Tumbuhan Lumut). Semua tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih
tinggi daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar
hijau, karena mempunyai sel-sel dengan platida yang mengandung klorofil-a dan
b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang
terdiri atas selulosa. Pada Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium
dan arkegonium, demikian pula sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel.
Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang
lebar disebut perut, dan bagian yang sempit leher.
Mikrogametangium
(anteredium) adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat atau seperti gada.
Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas selapis sel-sel mandul.
Pada Bryopgita embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan
menghasilkan spora, yaitu sporogonium.
Perkembangbiakan
lumut berlangsung sebagai berikut.
Spora
yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakan protonema. Tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran
daun (Hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan
batang dan daun-daunya (pada Musci). Bagian bawah embrio dinamakan kakinya.
Kaki masuk ke bagian jaringan mulut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat
penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang kuat
atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah disebut di
atas dinamakan sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh
sebab itu bagian tersebut juga disebut kapsul spora. Maka bekas dinding
arkegonium itu juga dinamakan kaliptra.
Arkespora
membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dan pembelahan induk
reduksi tejadilah empat spora yang berkelompok membentuk tetrade. Dinding spora
tediri atas dua lapisan, yang luar kuat disebut eksoaporium, dan yang dalam
lunak disebut endosperium. Jika spora berkecambah eksosporium pecah.
Selain
pembiakan dengan spora, pada lumut tersdapat pula pembiakan vegetatif dengan kuncup
eram, yang terjadi dengan bermacam-macam cara pada protonema, talus atau
bagian-bagian lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat melepaskan diri dari
induknya dan tumbuh menjadi individu baru.
Selain
dari itu, semua bagian tubuh lumut jika dipotong menunjukkan daya regenerasi
yang sangat besar. Daun-daun mempunyai rusuk tengah, terdiri atas satu atau
beberapa lapis sel (terutama dekat rusuk tengah, daun selalu terdiri atas satu
atau beberapa lapis sel), tetapi belum memperlihatkan adanya daging daun
(mesofil). Sebagian tumbuhan lumut telah mempunyai semacam liang udara yang
berguna untuk pertukaran gas, jadi mempunyai fungsi seperti stoma pada tumbuhan
tinggi.
Beberpa lumut bersifat kosmopolit, dapat
ditemukan dimana-mana. Lain-lain jenis mempunyai daerah distribusi yang
terbatas. Pada bermacam-macam tempat, misalnya tanah dalam rimba, batu-batu,
cadas-cadas, gambut, kulit pohon, dan lain-lain. Lumut-lumut itu merupakan asosiasi
tumbuhan yang karakteristik.
Tumbuhan
lumut (Bryophyta) dibedakan dalam dua kelas dengan ciri-ciri yang jelas yaitu:
- Hepaticae (lumut hati)
- Musci (Lumut daun)
Kedua
kelas itu berbeda dalam bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium
serta sporongiumnya. Keduanya selalu berwarna hijau, autotrof, dan sebagai
hasil asimilasi telah mendapat zat tepung.
KELAS HEPATICAE (LUMUT HATI)
Kebanyakan
lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai
struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan meskipun ada pula yang
terdapat pada tempat-tempat yang amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon,
di atas tanah atau cadas, sehingga tubuhnya perlu mempunyai struktur yang
xeromorf. Dan karena hidupnya di atas daun lumut tadi merupakan satu bentuk
ekologi yang khusus yang dinamakan epifil.
Bangsa
Anthocerotales (Lumut Tanduk)
Bangsa
ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimauki dalam satu suku kerja, yaitu
suku Anthocerotaceae. Berlainan dengan golongan mulut hati lainnya, sporogonium
Anthocerotales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.Gametofit mempunya
talus bentuk cakram denga tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah denga
perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-sel hanya
mempunyai satu kloroplas sel-sel ganggang. Sporogonium tidak bertangkai,
mempunya bentuk seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat
jaringan yang terdiri atas deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela.
Kolumela itu diselubungi oleh jaringan yang kemudian akan menghaislkan spora
yang disebut arkespora. Selain spora arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul
yang dinamakan elatera. Anthocerotales hanya terdiri atas satu suku, yaitu
Anthocerataceae, yang mencakup antara lain Anthoceros leavis, A.fusiformis,
Notothylus valvata.
Bangsa
Marchantiales.
Sebagian
lumut hati yang tergolong dalam bangsa ini mempunyai susunan talus yang agak rumit.
Sebagai contoh Marchantia polymorpha. Talus seperti pita ± 2 cm, lebarnya, agak
tebal berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai satu rusuk tengah
yang tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat selapis
sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisiksisik perut atau sisik-sisik
vertal. Dinding liang itu terdiri atas 4 cincin, masing-masing cincin terdiri atas
empat sel.
Bangsa
jungermaniales.
Lumut
hati yang kebanyakan kecil hidup di atas tanah atau batang-batang pohon, di
daerah tropika juga sebagai efifit pada daun pohon-pohonan dalam hutan. Bangsa
ini meliputi 90 % dari semua Hepaticae. Bentuk-bentuk tubuh yang masih
sederhana sangat menyerupai Marchantia, talus berbentuk pita, sempit dan
bercabang-cabang mennggarpu. Kebanyakan Jungermaniales telah mempunyai semacam
batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsivental.
Selain
dua baris bagian-bagian serupa daun-daun yang kesamping tadi, seingkali terdapat
sederetan bagian-bagina semacam daun lagi yang terletak pada sisi bawah, dan
dinamakan daundaun perut atau amfigastrium.
Perkembangan
anteridium dan perkembangan permulaan embrionya sedikit menyimpang dari cara-cara
yang telah kita kenal pada hepaticae. Pada jurgermaniales yang tubuhnya
bersifat talus, arkegoniumnya diliputi oleh periketium yang dikelilingi oleh
bagin-bagian yang mempunyai bentuk yang khusus, seperti pada bunga tumbuhan
tinggi (Angiospermae) bagian itu disini juga dinamakan periantium.
Menurut
duduknya sporangium, Jungermniales dibedakan dalam tiga suku:Suku
anacrogynaceae ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembetukan
arkegonium; sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis
diliputi oleh periketium yang tergolong di sini antara lain:
- Pelia epiphilla, talus menyerupai marchantia, hidup di atas tanah yang basah.
- Metzgeria furcata, talus berbentuk pita sempit , bercabang-cabang menggarpu , hidup pada batang pohon atau juga batu padas.
- Metzgeria conjugate
- Blasia pusilla, talus lebar, mempunyai rusuk tengah, pada tepi talusnya mulai tampak terbentuknya alat-alat sepeti daun.
KELAS MUSCI (LUMUT DAUN)
Lumut
daun meliputi kurang lebih 12.000 jenis yang mempunyai daerah agihan yang
sangat luas. Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah gundul yang periodik mengalami
masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh.
Selanjutnya lumut ini dapat kita jumpai di antara rerumputan, di atas batu
cadas, pada batang batang dan cabang cabang pohon, di rawa-rawa, jarang di dalam
air.
Mengingat
tempat tumbuhnya yang bermacam-macam itu, maka tubuhnya pun memeperlihatkan struktur
yang bermacam-macam pula. Kebanyakan lumut daun suka tempat yang basah, tetapi
ada pula yang tumbuh di tempat yang kering. Beberapa jenis diantaranya dapat
sampai berbulan-bulan menahan kekeringan dengan tidak mengalami kerusakan,
bahkan ada yang tahan kekeringan sampai bertahun-tahun.
Di
tempat-tempat yang kering lumut itu membentuk badan berupa bantalan, sedangkan
yang hidup di tanah hutan,membentuk lapisan seperti permadani. Dalam hutan dipegunungan
daerah tropika batang dan cabang-cabang pohon penuh dengan lumut yang menempel,
berupa lapisan yang kadang-kadang sangat tebal dan karena basahnya selalu
mengucurkan air. Hutan demikian itulah yang disebut hutan lumut, yang sering
juga disebut hutan kabut, karena hutan itu hampir selalu diselimuti kabut (
elfin forest).
Di
daerah gambut lumut dapat menutupi areal yang luasnya sampai ribuan km kuadrat,
demikian pula di daerah tundra di sekitar Kutub Utara. Lumut daun yang tenggelam
jarang kita temukan. Lumut yang membentuk bantalan karena tidak berakar
hampir-hampir tidak mengisap air dari tanah, bahkan melindungi tanah itu
terhadap penguapan air yang terlalu besar.
Spora
lumut daun di tempat yang cocok berkecambah merupakan protonema, yang terdiri
atas benang-benang berwarna hijau, bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang,
dan dengan mata biasa kelihatan seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
Protonema itu mengeluarkan rizoidrizoid yang tidak berwarna, terdiri atas
banyak sel dengan sekat-sekat miring, bersifat fototrop negatif, masuk ke dalam
tanah dan bercabang-cabang. Rizoid telah mulai terbentuk pada pembelahan spora
yang pertama pada sisi yang tidak terkena cahaya.
Jika
cukup mendapat cahaya, pada protonema lalu terbentuk kuncup yang akan
berkembang menjadi tumbuhan lumut. Kuncup mula-mula berupa penonjolan-
penonjolan ke samping dari sel-sel bawah pada suatu cabang protonema. Setelah
kuncup itu merupakan 1 – 2 sel tangkai, maka dalam sel ujungnya lalu terjadi
sel serupa pyramid, karena terbentuknya sekat - sekat yang miring. Sel-sel bentuk
pyramid itulah yang seterusnya merupakan sel pemula yang meristematik. Sel itu
tiap kali memisahkan suatu segmen sebagai sel-sel anakan baru, dan akhirnya
berkembanglah tumbuhan lumutnya. Jika banyak terbentuk kuncup-kuncup demikian
tadi , maka tumbuhan lumut seringkali tersusun seperti dalam suatu rumpun.
Tumbuhan lumut daun selalu dapat dibedakan dalam bagianbagian berupa batang
dengan daun-daun. Di samping itu terdapat rizoid-rizoid untuk melekat pada substrat.
Pada
Musci alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya,
dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu
kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada
Jungermaniales juga dinamakan periantium.
Kemudian
alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam
kelompok itu terdapat baik arkegonium mauoun anteridium, dan dinamakan berumah
dua jika kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempaynya. Di antara
alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut
yang terdiri atas banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada
tubuh buah Fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.
Pada
Musci tertentu yang berumah dua, tumbuhan jantan hanya kecil saja, dan setelah
pembentukan beberapa daun, segera menghasilkan anteridium. Pada Buxbaumia
aphylla tumbuhan jantan hanya berbentuk satu daun yang tidak berklorofil dan
tergulung seperti bola,sedang tumbuhan betina mempunyai banyak daun. Juga spora
yang dihasilkan tumbuhan jantan, serinykali lebih lebih kecil daripada spora
yang dihasilkan oleh tumbuhan tumbuhan. Muncullah dengan ini peristiwa heterospori
yang kita jumpai pada beberapa golongan Pteridophyta.
Musci
dibedakan dalam 3 bangsa :
Bangsa
Andreaeales
Bangsa
ini hanya memuat satu suku, yaitu suku Andreaeaceae, dengan satu marga
Andreaea.Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang. Kapsul spora mula mula
diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopiyah bayi. Jika sudah masak
pecah dengan 4 katup-katup. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.
Contoh- contoh : Andreaea petrophila, A. rupestris.
Bangsa
Sphagnales ( lumut gambut )
Bangsa
ini hanya terdapat satu suku Sphagnaceae dan satu marga Sphagnum. Marga ini
meliputi sejumlah besar jenis lumut yang kebanyakan hidup di tempat-tempat yang
berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, yang dari atas tiap-tiap tahun
tampak bertambah luas, sedang bagian-bagian bawah yang ada dalam air mati dan
berubah menjadi gambut. Protonema tidak berbentuk benang, melainkan merupakan
suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas
selapis sel saja.
Batangnya
banyak bercabang-cabang: cabang-cabang muda tumbuh tegak dan memebentuk roset pada
ujungnya. Daun daun yang sudah tua terkulai dan menjadi pembalut bagian bawah
batang. Suatu cabang di bawah puncuk tumbuh sama cepat dengan induk batang,
sehingga kelihatan seperti batang lumut itu bercabang menggarpu. Karena batang
dari bawah mati sedikit demi sedikit, maka cabang-cabang akhirnya merupakan
tumbuhan yang terpisah-pisah.
Kulit
batang Sphagnum terdiri atas selapis sel-sel yang telah mati dan kosong.
Jaringan kulit bersifat seperti sepon, dapat menghisap banyak air. Dinding yang
membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat. Juga dalam
daunnya terdapat sel-sel yang menebal bentuk cincin
atau
spiral dan merupakan idioblas diantara sel-sel lainnya yang membentuk susunan
seperti jala, terdiri atas sel-sel hidup, berbentuk panjang dan mengandung
banyak klorofil. Susunan yang merupakan aparat kapilar itu berguna untuk
memenuhi keperluan akan air dan garam makanan.
Cabang-cabang
batang ada yang mempunyai bentuk dan warna khusus, yaitu cabang yang menjadi pendukung
alat-alat kelamin. Cabang-cabang tumbuhan jantan mempunyai anteridium yang
bulat dan bertangkai di ketiak ketiak daunnya. Cabang tumbuhan betina mampunyai
arkegonium pada ujungnya. Cabang pendukung arkegonium itu tidak mempunyai sel
pemula yang berbentuk limas pada ujungnya, jadi seperti lumut hati, dan berbeda
dengan lumut daun umumnya.
Sporangium
hanya berbentuk tangkai pendek dengan kaki yang membesar, dan sampai lama diselubingi
oleh dinding arkegonium. Akhirnya dinding arkegonium itu pecah pada kaki sporangium.
Kapsul spora berbentuk bulat, di dalamnya terdapat kolumela berbentuk setengah
bola yang diselubungi oleh jaringan sporogen. Arkespora pada Sphagnum tidak
berasal dari endotesium, tetapi berasal dari lapisan terdalam amfitesium.
Kapsul
spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak. Sporangium
dengan kakinya yang melebar dan merupakan haustorium terdapat dalam suatu
perpanjangan ujung batang. Sehabis pembuahan, kaki lalu memanjang seperti
tangkai dan dinamakn pseudopodium.Contohcontoh lumut gambut ialah Sphagnum
fimbriatum, S. squarrosum, S. acutifolium.
Bangsa
Bryales
Sebagian
besar lumut daun tergolong dalam bangsa ini. Pada bangsa ini kapsul
sporanyatelah mencapai diferensiasi yang palimg mendalam. Sporangiumnya
mempunyai suatu tangkai yang elastis, yang dinamakn seta. Tangkai dengan kaki
sporangiumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai
terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial atau dorsiventral dan mula-mula
diselubungi oleh kaliptra.
Kaliptra
ini berasal dari bagian atas dinding arkegonium. Dengan bentangnya sporangium, dinding
arkegonium akhirnya terpisah pada bagian perut arkegonium tadi, dan sebagai
tudung ikut terangkat oleh sporangium yang memanjang itu. Leher dindimg arkegonium
segera menjadi kering dan merupakan puncak kaliptra. Jadi sel-sel yang emnyusun
kaliptra tidak merupakan sel-sel diploid akan tetapi terdiri atas sel-sel
gametofit yang haploid.
Sel-sel
kaliptra yang masih memperoleh zat-zat makanan dari sporangium, dapat berkembang
terus dan menghasilkan rambut-rambut yang menyerupai benang-benang protonema
dengan pertumbuhan yang terbatas. Pada jenis lumut-lumut tertentu ( antara lain
pada warga Funaria ) kaliptra melebar seperti perut dan berguna sperti penimbun
air bagi sporangium yang amsih muda. Bagian atas seta dinamakan apofisis. Pada
jenis-jenis lumut tertentu apofisis mempunyai bentuk dan warna yang khusus.
Menurut poros bujurnya kapsul spora itu mempunyai jaringan kolumela. Ruang
spora berbentuk tabung mengelilingi jaringan kolumela itu. Kolumela dan ruang
spora dikelilingi oleh ruang antar sel yang terdapat di dalam jaringan dinding
kapsul spora.
Bagian
atas dinding kapsul dikelilingi kapsul spora tersusun merupakan tutup
(operculum). Di bawah tepi operculum itu terdapat suatu mintakat berbentuk
lingkaran sempit dan dinamakan cincin. Sel –selnya mengandung lender yang dapat
mengembang dan menyebabkan terbukanya operculum.
Khusus
pada kebanyakan warga Bryales di bawah operculum terdapat suatu organ berupa
gigi yang menutupi lubang kapsul spora. Gigi ini yang dinamakan peristom.
Seringkali di bawah operculum kapsul spora terdapat dua peristom , misalnya
pada Mnium hornum. Peristom luar terdiri dari 16 gigi yang melekat pada dinding
kapsul spora.
Pada
warga Musci terdapat perbedaan bentuk dan susunan peristomnya. Pada beberapa
jenis lumut yang tergolong marga Archidium, Phascus, Ephemerum, susunan sporangiumnya
sangat sederhana. Padanya tidak terdapat operculum, cincin maupun peritom. Dinding
kapsul spora membuka tidak beraturan karena adanya bagian – bagian dinding yang
menjadi busuk. Untuk rumah tangga airnya, jaringan pengankutan yang masih amat
sederhana memainkan perana yang sangat penting dalam tangkai sporangium saja.
Bagi lumut yang belum mempunya akar – akar yang sungguh itu, pengangkutan air
ke atas berlangsung melalui sistem kapiler yang yang etrdiri atas batang dan
daun – daun yang telah terkulai. Sistem kapilar itu dapat menghisap banyak air,
bahkan dapat mempergunakan lengas dalam udara.
Menurut
cara pertumbuhannya Bryales dapat dibedakan dalam dua golongan , yaitu :
- yang tumbuh ortotrop,
- yang tunbuh plagiotrop.
Pada
yang tumbuh ortotrop pertumbuhannya diakhiri dengan pembentukan arkegonium, dan
sporangium yang etrjadi dari arkegonium itu berdiri pada ujung batang lumut ,
oleh sebab itu lumut itu dinamakn lumut akrokarp.
Pada
yang tumbuh plagiotrop, batang pokoknya mempunyai pertumbuhan yang tidak
terbatas, dan arkegonium serta sporongiumnya terdapat pada cabang – cabang
pendek.
Dalam
mengklasifikasikan Bryales lebih lanjut, bentuk kapsul spora, peristom
operculum , dan kaliptra , merupakan tanda – tanda pengenal yang penting.
Dalam taksonomi Bryales
lazimnya dibedakan atas dasar sifat-sifat peristomnya sebagai berikut:
Arthodontea
Gigi
peristom tipis seperti selapur, berasal dari satu lapis sel sporangium. Gigi –
gigi mempunyai garis – garis melintang dan bersendi. Arthrodontea dibedakan lagi
dalam dua kelompok, yaitu: Eubryales acrocarpi dan Eubryales pleurocarpi.
Eubryales acrocarpi termasuk antara lain suku Rhizogoniaceae, termasuk jenis
lumut yang heterogen, seringkali haanya mempunyai satu peristom, daun
seringkali asimetrik, kapsul spora tegak dan simetrik, contoh marga
Rhizogonium. Suku Funariaceae : Funaria hygrometrica. Eubryales pleurocarpi,
suku Hypnodendraceae, habitatnya seperti pohon kecil, batang primer merayap
seperti rimpang, batang-batang sekunder berkayu. Kapsul spora agak besar, contoh-contohnya
Hypnodendron reinwardtii, Hypnodendron
junghuhnii, Mniodendron divaricatum.
Nematodonteae
Gigi-gigi
peristom terdiri atas sel-sel utuh, tidak bergaris-garis. Didalamnya tergolong
suku Polytrichaceae, lumut yang umurnya lebih dari setahun, daun-daun sempit,
pada sisi perut tulang daun seringkali terdapat lamella yang membujur. Kapsul
spora tegak atau mendatar. Protonema Georgia pellucida bersama dengan suatu
ganggang hijau Coccomyxa dapat membentuk suatu organisme yang menyerupai Lichenes
dan dinamakan Botrydina.
Jika
kita membuat tinjauan mengenai seluruhnya, maka yang pantas kita perhatikan
ialah adanya pergiliran keturunan yang spesifik. Gametofit yang haploid, yang
menghasilkan anteridium dan archegonium menjadi inang sporofit yang diploid.
Sporofit mempunyai habitat yang sama sekali berbeda dengan gametofitnya.
Susunan
tubuhnya dalam beberapa hal telah memperlihatkan suatu penyesuaian terhadap kehidupan
di darat, tetapi karena belum mempunyai jaringan-jaringan pengangkut yang
sempurna, belum dapat tumbuh sampai jauh dari permukaan tanah. Dugaan bahwa
Bryophyta secara filogenetik berasal dari algae menjumpai banyak
kesulitan-kesulitan. Antara Chlorophyceae/Characeae pada pihak Algae dan
Bryophyta tidak ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Tetapi untuk menganggap Bryophyta
yang mempunyai klorofil itu sebagai keturunan Phaeophyceae rasanya pun janggal.
Mungkin Bryophyta itu berasal dari ganggang hijau dari zaman purbakala yang
telah mempunyai susunan gametangium seperti Phaeophyceae, tetapi bukti-bukti untuk
memperkuat dugaan itu sama sekali tidak ada.
Pandangan
lain yang tidak banyak mempunyai penganut beranggapan bahwa kelompok lumut daun
(musci) yang lebih tua dan karena reduksi daun-daunnya serta memipihnya batang sampai
berbentuk seperti lembaran-lembaran lahirlah Hepaticeae. Anggapan ini
disesuaikan dengan kenyataan yang terdapat pada Pteridophyta dan Spermatophyta,
yaitu bahwa semakin tinggi tingkat perkembangan tumbuhan gametofitnya semakin
tereduksi. Lumut-lumut yang fosil hanya terdapat dalam lapisan-lapisan tanah
dari zaman karbon tengah dan yang lebih muda. Kebanyakan fosil lumut terdapat
dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman tersier. Fosil-fosil lumut itu
memperlihatkan persamaan yang besar dengan jenis-jenis lumut yang sekarang
masih ada.
Tags
Tumbuhan