Vitamin C sebagai antisioksidan yang mudah
didapat. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C dikenal sebagai
antioksidan terlarut air paling dikenal, vitamin C juga secara efektif memungut
formasi ROS dan radikal bebas (Frei 1994).
Sebagai antioksidan, vitmin C bekerja sebagai
donor electron, dengan cara memindahkan satu electron ke senyawa logam Cu.
Selain itu, vitamin C juga dapat menyumbangkan electron ke dalam reaksi
biokimia intraseluler dan ekstraseluler. Vitamin C mampu menghilangkan senyawa
oksigen reaktif di dalam sel netrofil, monosit, protein lensa, dan retina.
Vitamin ini juga dapat bereaksi dengan Fe-ferritin. Diluar sel, vitamin C mampu
menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah terjadinya LDL teroksidasi,
mentransfer electron ke dalam tokoferol teroksidasi dan mengabsorpsi logam
dalam saluran pencernaan (Levine, et al., 1995).
Askorbat dapat langsung menangkap radikal
bebas oksigen, baik dengan atau tanpa katalisator enzim. Secara tidak langsung,
askorbat dapat meredam aktivitas dengan cara mengubah tokoferol menjadi bentuk
tereduksi. Reaksinya ternadap senyawa oksigen reaktif lebih cepat dibandingkan
dengan komponen lainnya. Askorbat juga melindungi makromolekuk penting dari
oksidatif. Reaksi terhadap radikal hidroksil terbatas hanya melalui proses
difusi.
Vitamin C bekerja secara sinergis dengan
vitamin E. Vitamin E yang teroksidasi radikal bebas dapat beraksi dengan
vitamin C kemidian akan berubah menjadi tokoferol setelah mendapat ion hidrogen
dari vitamin C (Belleville-Nabeet,1996).
Sebagai zat penyapu radikal bebas, vitamin C
dapat langsung bereaksi dengan anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen
singlet dan lipid peroksida. Sebagai reduktor asam askorbat akan mendonorkan
satu elektron membentuk semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan
selanjutnya mengalami reaksi disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang
bersifat tidak stabil. Dehidroaskorbat akan terdegradasi membentuk asam oksalat
dan asam treonat. Oleh karena kemampuan vitamin C sebagai penghambat radikal
bebas, maka peranannya sangat penting dalam menjaga integritas membran sel
(Suhartono et al. 2007).
Reaksi askorbat dengan superoksida secara
fisologis mirip dengan kerja enzim SOD
sebagai berikut.
2Oˉ2 + 2H+
+Askorbat → 2H2O2 + Dehiroaskorbat
Reaksi dengan hidrogen peroksida dikatalisis
oleh enzim askorbat peroksidase (Asada, 1992).
H2O2 + 2 Askorbat → 2H20
+ 2 Monodehidroaskorbat
Askorbat ditemukan dalam kloroplas, sitosol,
vakuola, dan kompartemen ekstraseluler. Kloroplas mengandung semua enzim yang
berfungsi untuk meregenerasi askorbat tereduksi dan produk-produk terioksidasi.
Hidrogen peroksida juga dihancurkan dalam kloroplas melalui reaksi redoks
askorbat dan pemanfaatan kembali glutation. Superoksida diubah menjadi hidrogen
peroksida secara spontan melalui reaksi dismutasi atau oleh enzim SOD. Hidrogen
peroksida ditangkap oleh askorbat dan enzim askorbat peroksidase (Asada, 1992).
Dalam hal ini monodehiroaskorbat memiliki 2 jalur regenerasi. Salah satunya
melalui monodehidrosiaskorbat reduktase, yang lainnya melalui dehidroaskorbat
reduktase dan glutation, sementara yang berperan sebagai donor elektron adalah
NADPH. Jalur ini juga memberikan 2 manfaat, yaitu detoksifikasi hidrogen peroksida
yang didiga berperan dalam reaksi Feton dan oksidasi NADPH.
Tags
Gizi dan Nutrisi