Ada beberapa teori semiotika. Menurut Agus
Sachari (2000) semiotika biasa diartikan sebagai ilmu tanda, yang berasal dari
bahasa Yunani semeion, atau yang berarti tanda. Dua tokoh utama perintis
semiotika dalam linguistik adalah Charles Sanders Pierce (1839-1914) dan
Ferdinand de Saussure (1853-1931). Pierce adalah seorang ahli filsafat dan ahli
logika yang berdomisili di Jerman, sedangkan Saussure adalah ahli linguistik
umum dan tinggal di Perancis.
Menurut Pierce, logika adalah mempelajari
bagaimana orang bernalar, berpikir, berkomunikasi dan memberi makna apa yang
ditampilkan oleh alam kepada orang lain melalui tanda. Pemaknaan tanda bagi
Pierce bisa berarti sangat luas, baik dalam linguistik maupun „tanda-tanda‟ lain yang bersifat umum, sedangkan
de Saussure lebih banyak menekankan kepada „tanda-tanda‟ sebagai dasar untuk
mengembangkan teori linguistik umum. Saussure beranggapan, bahwa tanda-tanda
linguistik mempunyai kelebihan dari sistem semiotika yang lainnya. Pierce
menghendaki teori semiotik dapat bersifat umum dan dapat diterapkan pada segala
macam hal yang berhubungan dengan tanda.
Menurut
Pierce via Agus Sachari, secara prinsip ada tiga hubungan yang berkaitan dengan
tanda, yaitu:
- Ikon: yaitu hubungan tanda dengan acuannya yang berupa hubungan kemiripan (contoh: peta, logo, lambang pemerintahan).
- Indeks: yaitu hubungan tanda karena ada kedekatan eksistensi (contoh: rambu-rambu lalu lintas).
- Simbol: yaitu hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional ataukesepakatan bersama (contoh: anggukan kepala tanda setuju).
Menurut Luxemburg (1992) Semiotik adalah ilmu
yang secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem
lambang, dan proses perlambangan. Semiotik oleh Ferdinand de Saussure (Piliang,
20039) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari peran tanda (sign) sebagai
bagian dari kehidupan sosial. Lebih lanjut semiotik adalah ilmu yang
mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta relasi-relasi tanda dalam
penggunannya di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, semiotik mempelajari relasi
diantara komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunanya.
Secara lebih sederhana, Zoest (1996)
mendefinisikan semiotik sebagai studi tentang tanda dan segala yang berhubungan
dengannya, hingga pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan
tanda tersebut. Dalam peristiwa budaya seperti halnya upacara sajen peturon
ditemui tanda yang dapat dipelajari melalui semiotik. Menurut Preminger
(Pradopo, 2003) tanda-tanda itu mempunyai arti dan makna yang ditentukan oleh
konvensinya. Upacara sajen peturon merupakan salah satu fenomena budaya yang di
dalamnya terdapat tanda yang memiliki pesan-pesan yang luhur.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan
pengertian semiotik adalah ilmu yang empelajari tanda-tanda dan lambang-lambang,
sistem perlambangan dan proses perlambangan yang memiliki arti dan makna yang
ditentukan oleh konvensinya.
Untuk memahami komunikasi terkait dengan
semiotika, dapat dilihat asumsi dari John Fiske via Lizard Wijanarko,
“Pemanfaatan dan Penerapan Semiotika”, menyatakan bahwa semua komunikasi
melibatkan tanda (sign) dan kode (codes). Tanda adalah artefak atau tindakan
yang merujuk pada sesuatu pesan yang lain di luar tanda itu sendiri. Sedangkan
Kode adalah sistem dimana tanda-tanda diorganisasikan dan menentukan bagaimana
tanda-tanda itu berhubungan satu sama lain. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
misalnya lampu merah sebagai bentuk pengorganisasian tanda ke dalam kode. Dalam
pandangan semiologi milik Saussure, rambu lalu lintas adalah bentuk paradigma
(kumpulan tanda) yang dipergunakan secara sintagmatik menjadi susunan tanda
yang terpadu dan dipilih untuk dipergunakan dalam sistem kode (konvensi).
Seperti halnya komunikasi pada umumnya,
seorang desainer sesungguhnya melakukan proses komunikasi yang ditujukan dengan
target audience melalui karya yang dihasilkan (sebagai tanda yang diproduksi). Penerjemahan
pesan (message) dari klien (pengiklan) menjadi tanda-tanda atau simbol tertentu
pada karya desain iklan dalam proses komunikasi ini disebut sebagai proses
encoding. Kemudian desain inilah yang membawa pesan verbal dan visual secara
kreatif dan efektif kepada konsumen
Tags
Komunikasi