Teori-teori pertukaran sosial dilandaskan
pada prinsip transaksi ekonomis yang elementer yaitu orang menyediakan barang
atau jasa dan sebagai imbalannya berharap memperoleh barang atau jasa yang diinginkan.
Ahli teori pertukaran memiliki asumsi sederhana bahwa interaksi sosial itu
mirip dengan transaksi ekonomi. Akan tetapi mengakui bahwa pertukaran sosial
tidak selalu dapat diukur dengan nilai uang, sebab dalam berbagai transaksi
sosial dipertukarkan juga hal-hal yang nyata dan tidak nyata.
Teori pertukaran George C. Homans bertumpu
pada asumsi bahwa orang terlihat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau
menghindari hukuman. Pertukaran perilaku untuk memperoleh ganjaran adalah
prinsip dasar dalam transaksi ekonomi sederhana. Bagi Homans sebagai seorang ahli
teori pertukaran, bukan hanya status dan peranan yang berasal dari fungsionalisme
yang menyediakan mata rantai antara individu dan struktur sosialnya. Oleh
karena struktur atau lembaga-lembaga demikian itu terdiri dari
individu-individu yang terlibat dalam proses pertukaran barang berwujud materi
maupun non materi.
Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan
Kelley ini menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai
suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena
mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Pada perkembangan
selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran sosial semakin fokus
pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu hubungan
interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk mencapai keseimbangan dalam
hubungan tersebut.
Teori pertukaran sosial ini juga digunakan
untuk menjelaskan berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi
(Theory of Economic Behavior). Selain itu, teori ini juga digunakan dalam
penelitian komunikasi, misalnya dalam konteks komunikasi interpersonal,
kelompok dan organisasi. Oleh karena itu, teori pertukaran sosial ini, selain
menjelaskan mengenai sikap dalam ekonomi, juga menjelaskan mengenai hubungan
dalam komunikasi.
Thibault dan Kelley menyimpulkan model
pertukaran sosial sebagai berikut, asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis
kami adalah setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan
sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi
ganjaran dan biaya . Ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan merupakan
empat konsep pokok dalam teori ini (Rahmat, 2002: 121).
Thibault
dan Kelly menjelaskan bahwa terdapat empat konsep pokok dalam teori pertukaran
sosial, yaitu:
- Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dalam suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.
- Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya.
- Hasil dan laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila dalam suatu hubungan seorang individu merasa bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.
- Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu seorang individu mengalami hubungan yang memuaskan, tingkat perbandingannya menurun.
Asumsi-asumsi
dasar yang digunakan dalam teori ini adalah:
- Individu yang terlibat dalan interkasi akan memaksimalkan rewards.
- Individu memiliki akses untuk informasi mengenai sosial, ekonomi, dan aspek-aspek psikologi dari interkasi yang mengizinkan mereka untuk mempertimbangkan berbagai alternatif.
- Individu bersifat rasional dan memperhitungkan kemungkinan terbaik untuk bersaing dalam situasi menguntungkan.
- Individu berorientasi pada tujuan dalam system kompetisi bebas
Homans dalam bukunya Elementary Forms of
Social Behavior , 1974 mengeluarkan beberapa proposisi dan salah satunya
berbunyi: Semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, makin sering satu
bentuk tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung orang tersebut
menampilkan tindakan tertentu tadi. Proposisi ini secara eksplisit menjelaskan
bahwa satu tindakan tertentu akan berulang dilakukan jika ada imbalannya.
Proposisi lain yang juga memperkuat proposisi tersebut berbunyi: Makin tinggi
nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar pula kemungkinan
perbuatan tersebut diulanginya kembali.
Bagi Homans, prinsip dasar pertukaran sosial
adalah distributive justice aturan yang mengatakan bahwa sebuah imbalan harus
sebanding dengan investasi. Proposisi yang terkenal sehubungan dengan prinsip
tersebut berbunyi seseorang dalam hubungan pertukaran dengan orang lain akan
mengharapkan imbalan yang diterima oleh setiap pihak sebanding dengan pengorbanan
yang telah dikeluarkannya makin tingghi pengorbanan, makin tinggi imbalannya
dan keuntungan yang diterima oleh setiap pihak harus sebanding dengan
investasinya makin tinggi investasi, makin tinggi keuntungan. Inti dari teori
pembelajaran sosial dan pertukaran sosial adalah perilaku sosial seseorang
hanya bisa dijelaskan oleh sesuatu yang bisa diamati, bukan oleh proses
mentalistik (black-box). Semua teori yang dipengaruhi oleh perspektif ini
menekankan hubungan langsung antara perilaku yang teramati dengan lingkungan.
Pendekatan Obyektif Teori Pertukaran sosial
ada di pendekatan objektif. Pendekatan ini disebut obyektif berdasarkan
pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di
suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran,
peraba, perasa, dan pembau), dapat diukur dan diramalkan.
Teori Pertukaran sosial beranggapan orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya. Pada pendekatan obyektif cenderung menganggap manusia yang mereka
amati sebagai pasif dan perubahannya disebabkan kekuatan-kekuatan sosial di
luar diri mereka. Pendekatan ini juga berpendapat, hingga derajat tertentu
perilaku manusia dapat diramalkan, meskipun ramalan tersebut tidak setepat
ramalan perilaku alam. Dengan kata lain, hukum-hukum yang berlaku pada perilaku
manusia bersifat mungkin (probabilistik).