Teori labeling disebut juga teori pelabelan
atas perilaku menyimpang yang sering digunakan masyarakat terhadap
penyimpangan. Pandangan tentang penentuan situasi (definition of the situation)
digunakan untuk menyatakan bahwa jika individu/kelompok disebut menyimpang,
akan ada konsekuensi yang tidak diharapkan pada tingkat perilakunya (Turner,
2010).
Teori labeling memiliki dua proposisi.
Pertama, perilaku menyimpang bukan merupakan perlawanan terhadap norma, tetapi
berbagai perilaku yang berhasil didefinisikan atau dijuluki menyimpang.
Deviant atau penyimpangan tidak selalu dalam
tindakan itu sendiri tetapi merupakan respon terhadap orang lain dalam
bertindak. Proposisi kedua, labeling itu sendiri menghasilkan atau memperkuat
penyimpangan Respon orang-orang yang menyimpang terhadap reaksi sosial
menghasilkan penyimpangan sekunder yang mana mereka mendapatkan citra diri atau
definisi diri sebagai seseorang yang secara permanen terkunci dengan peran
orang yang menyimpang. Penyimpangan merupakan outcome atau akibat dari
kesalahan sosial dan penggunaan kontrol sosial yang salah (Turner, 2010).
Konsep lain dalam Teori labeling menurut Kai
T. Erikson (Becker, 1963) adalah:
Master Status
Teori penjulukan memiliki label dominant yang
mengarah pada suatu keadaan yang disebut dengan Master Status. Maknanya adalah
sebuah label yang dikenakan (dikaitkan) biasanya terlihat sebagai karakteristik
yang lebih atau paling panting atau menonjol dari pada aspek lainnya pada orang
yang bersangkutan.
Bagi sebagian orang label yang telah
diterapkan, atau yang biasa disebut dengan konsep diri, mereka menerima dirinya
seperti label yang diberikan kepadanya. Bagaimanapun hal ini akan membuat
keterbatasan bagi seseorang yang diberi label, selanjutnya di mana mereka akan bertindak.
Bagi seseorang yang diberi label sebutan
tersebut menjadi menyulitkan, mereka akan mulai bertindak selaras dengan
sebutan itu. Dampaknya mungkin keluarga, teman, atau lingkungannya tidak mau lagi
bergabung dengan yang bersangkutan. Dengan kata lain orang akan mengalami label
sebagai penyimpang/menyimpang dengan berbagai konsekwensinya, ia akan
dikeluarkan dan tidak diterima oleh lingkungan sosialnya. Kondisi seperti ini
akan sangat menyulitkan untuk menata identitasnya menjadi dirinya sendiri tanpa
memandang label yang diberikan kepadanya. Akibatnya, ia akan mencoba melihat dirinya
secara mendasar seperti label yang diberikan kepadanya, terutama sekarang ia
mengetahui orang lain memanggilnya seperti label yang diberikan.
Deviant Career
Konsep Deviant Career mengacu pada seseorang
yang diberi label telah benar-benar bersikap dan bertindak seperti label yang diberikan
kepadanya secara penuh. Kai T. Erikson menyatakan bahwa label yang diberikan
bukanlah keadaan sebenarnya, tetapi merupakan pemberian dari anggota lingkungan
yang mengetahui dan menyaksikan tindakan mereka baik langsung maupun tidak
langsung (Atwar, 2008).
Teori
Labeling Howard S. Becker menekankan dua aspek:
- Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu sampai diberi cap atau label sebagai penjahat; dan pengaruh daripada label itu sebagai konsekuensi penyimpangan tingkah laku, perilaku seseorang bisa sungguh-sungguh menjadi jahat jika orang itu dicap jahat.
- Edwin Lemert membedakan tiga penyimpangan, yaitu: a) Individual deviation, di mana timbulnya penyimpangan diakibatkan oleh karena tekanan psikis dari dalam, b) Situational deviation, sebagai hasil stres atau tekanan dari keadaan, c) Systematic deviation, sebagai pola-pola perilaku yang terorganisir dalarn sub-sub kultur atau sistem tingkah laku (Sunarto, 2004).
Tags
Psikologi Umum